
Sampai Juni 2025: 11 buah pdf e-Books
Mempelajari bagaimana bangsa lain maju, juga ada kritik mandiri kenapa kita terlambat bangkit. Beberapa tokoh pendorong kemajuan bangsanya: Singapura, Jepang, China dan Korea Selatan patut kita pelajari dalam mengebangkan bangsanya. Juga dibahas tentang Iran, bagaimana negara tetap bersaing dan tidak menyerah di bidang ilmu dan teknologi meski ditengah himpitan tekanan negara Barat. (Takasitau, Jkt 05/06/24)
Dua Kampus besar kita saat ini menjadi sorotan, karena terkait dengan zionis yang saat ini sedang melakukan genosida di Palestina. Atas dasar apa Kampus ini menerjang rambu-rambu moral dan kemanusiaan dengan melakukan kerjasama, baik ilmiah maupun bisnis. Kunjungan Peter Berkowitz ke UI membuka tabir lain, adanya kerjasama ITB dan juga lagi-lagi NU yang sebelumnya bergandeng erat dengan Zionis, melakukan penyambutan dengan Seminar.
Takasitau dari Akun X - KZTRT @kastratofe dan Deduktif Indonesia @deduktif_id. serta Grok dan Sumber lainnya
Kampus UI
Universitas Indonesia mengundang Peter Berkowitz; seorang zionis dan pembela genosida Israel, sebagai pembicara dalam Orientasi Program Pascasarjana UI 2025 (Akun X - KZTRT @kastratofe). Berkowitz telah menulis beberapa artikel yang mendukung genosida di Palestina dan juga pernah menjabat sebagai Direktur Perencanaan Kebijakan Trump.
Sapakah Peter Berkowitz? Peter Berkowitz adalah seorang akademisi dan peneliti senior di Hoover Institution, Universitas Stanford, yang dikenal karena pandangan pro-Israelnya. Ia menjadi sorotan karena diundang sebagai pembicara dalam acara Pengenalan Sistem Akademik Universitas (PSAU) Pascasarjana Universitas Indonesia (UI) pada 23 Agustus 2025. Kehadirannya memicu kontroversi di media sosial karena ia dianggap mendukung Zionisme dan telah menulis artikel yang dianggap membela tindakan Israel di Palestina, yang bertentangan dengan sikap pro-Palestina Indonesia
Selama orientasi, Berkowitz menyampaikan pidato berjudul “Pendidikan untuk Kebebasan dan Demokrasi” meskipun secara berulang kali menyerang mahasiswa dan dosen universitas yang mengutuk Israel dan mendukung Palestina dalam berbagai artikelnya.
Dalam pidatonya, pembela genosida (di Palestina) tersebut menyatakan, “Konstitusi Indonesia melindungi hak-hak dasar—mulai dari kebebasan beragama .... kebebasan berbicara, berserikat, pers, dan berkumpul.” Tidak ada satupun dari hal tersebut yang benar, karena negara (zionis) gagal melindungi hak-hak dasar rakyatnya.
Menurut beberapa orang mengatakan dalam pembelaannya, bahwa rektor UI tidak melakukan pemeriksaan latar belakang yang memadai terhadap Peter Berkowitz, dan bahwa kehadirannya diusulkan oleh seorang pejabat tinggi UI lain yang memiliki latar belakang Zionis. (@dvsirenco458). Dapatkah kita menduga siapa dia?
Kampus ITB
Menurut Deduktif Indonesia @deduktif_id, bahwa Tidak hanya UI, di serial laporan investigasi Hasbara & Jejak Bisnis Israel di Indonesia, deduktif juga menemukan bahwa ITB juga menjalin kerjasama dengan raksasa geothermal Israel, yakni Ormat Technologies.
Ormat Technologies berasal dari Israel dan berkantor pusat di Reno, Nevada, Amerika Serikat. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1965 sebagai Ormat Turbines Ltd. oleh Lucien Bronicki dan Yehuda Bronicki. Ormat Technologies awalnya didirikan di Israel sebagai Ormat Turbines Ltd. Pada tahun 1994, Ormat Technologies, Inc. didirikan sebagai anak perusahaan Ormat Industries di Amerika Serikat, dengan operasi utama kemudian beralih ke entitas ini. Fasilitas produksi utama perusahaan tetap berada di Yavne, Israel.
Terkini, bahwa Ormat Technologies berfokus pada energi terbarukan, terutama pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP). Di Indonesia, mereka beroperasi melalui entitas seperti PT Ormat Geothermal Indonesia.
Perusahaan ini menjalin kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah Indonesia dan institusi akademik seperti ITB, untuk pengembangan teknologi geothermal dan program pendidikan seperti magister teknik geothermal. Namun, beberapa proyek Ormat di Indonesia, seperti di Wapsalit, Maluku, menuai kontroversi karena dampak lingkungan dan sosial, seperti kerusakan lahan pertanian, polusi air tanah, dan pengungsian warga akibat ledakan di sumur eksplorasi.
NU
Peter Berkowitz, yang seorang Zionis dan pembela Israel yang berbicara di acara orientasi mahasiswa Universitas Indonesia (UI), mengungkapkan bahwa ia diundang oleh Nahdlatul Ulama (NU) untuk mengikuti seminar tentang “Pemikiran Politik Barat” seminggu sebelum ia berbicara di UI. Ketua NU, Yahya Cholil, juga menjabat sebagai ketua MWA UI.
Referensi dan lebih lengkap di:
Akun X: KZTRT @kastratofe tentang: UI mengundang Peter Berkowitz dan di NU.
(Jkt, 25/08/25 - refined 28/08/25)


Penulis Middle East Monitor @MiddleEastMnt. Dr Muhammad Zulfikar Rakhmat - 7 Oktober 2025, menulis ringkasan dari artikel opini dalam akun X dari artikel dalam situsnya berjudul: Do Rothschild ties explain Prabowo’s cautious tone on Israel? yang menghubungkan sikap politik Indonesia, apakah ada kaitan dengan hubungan bisnis dengan kelompok Yahudi (zionis) dalam hal ini Rothschild.
Pada akhir September, sebuah papan iklan di Israel memicu gelombang spekulasi di Jakarta. Papan iklan raksasa yang menampilkan Presiden Prabowo Subianto bersama Donald Trump, Benjamin Netanyahu, Mohammed bin Zayed, dan pemimpin-pemimpin Timur Tengah lainnya, menyatakan dukungan terhadap rencana perdamaian regional. Bagi masyarakat Indonesia, gambar tersebut terasa janggal. Indonesia, yang memiliki populasi Muslim terbesar di dunia, telah lama berdiri teguh mendukung perjuangan Palestina dan belum pernah mengakui Israel. Namun, di sini Prabowo—kurang dari setahun menjabat sebagai presiden—dikelilingi oleh pemimpin yang secara terbuka mendukung kepentingan Zionis.
Pejabat Indonesia segera menegaskan bahwa papan iklan tersebut bukan pertanda perubahan kebijakan. Kementerian Luar Negeri menegaskan kembali bahwa posisi Indonesia yang telah lama berlaku tetap tidak berubah: pengakuan terhadap Israel hanya akan dilakukan jika Israel terlebih dahulu mengakui negara Palestina yang berdaulat.
Meskipun demikian, pernyataan Prabowo sendiri di PBB seminggu sebelum papan iklan tersebut muncul tidak meninggalkan keraguan bahwa ia bersedia melampaui batas-batas posisi tradisional Indonesia. “Kita harus mewujudkan Palestina yang merdeka,” katanya, “tetapi kita juga harus mengakui, menghormati, dan menjamin keamanan Israel.” Formulasi tersebut—menggabungkan kedaulatan Palestina dengan jaminan eksplisit bagi Israel—disambut hangat oleh Netanyahu dan menimbulkan ketidaknyamanan di dalam negeri. Kritikus bertanya mengapa seorang presiden Indonesia menekankan keamanan Israel sementara Gaza masih terbakar dan pengadilan internasional menuduh pemimpin Israel melakukan genosida.
Kekhawatiran ini bukan hanya soal retorika. Ini tentang apakah kehati-hatian Prabowo terhadap Israel mungkin dipengaruhi oleh sesuatu yang lebih dalam: hubungan yang tercatat dengan baik antara dirinya dan keluarganya dengan tokoh-tokoh bisnis pro-Zionis yang berkuasa.
Nama yang sering muncul adalah Nathaniel “Nat” Rothschild, keturunan dari dinasti perbankan Eropa yang terkenal dan seorang investor dengan jangkauan global. Adik Prabowo, Hashim Djojohadikusumo—seorang pengusaha berpengaruh dan penyandang dana politik—telah mengakui adanya hubungan bisnis yang luas dengan Rothschild, termasuk investasi bersama di sektor sumber daya alam Indonesia. Hashim menegaskan bahwa Prabowo sendiri tidak memiliki hubungan bisnis dengan Rothschild, namun ia juga jujur: ia pernah menyebut dirinya “bangga” telah berbisnis dengan sang penyandang dana. (translasi dr artikel aslinya 7/10/25).


Para panel juri Organized Crime and Corruption Reporting Project (OCCRP) yang terdiri dari masyarakat sipil, akademisi, dan jurnalis, yang semuanya memiliki pengalaman luas dalam menyelidiki korupsi dan kejahatan. Telah membuat nominasi (menerima lebih dari 55.000 nominasi) termasuk beberapa tokoh politik yang paling terkenal dan juga individu-individu yang kurang dikenal.
Salah satu nominasi adalah Mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Penetapan nominasi ini menjadi polemik, banyak yang mendukung juga banyak yang mengingkari, bagaimanapun kuku dan guratan Jokowi sudah membekas dalam dalam 10 tahun pemerintahannya, yang diartikan oleh masing-masing kubunya, sebagai prestasi ataupun sebagai hal memalukan.
Dalam artikel ini berusaha meninjau tindakan 'Akrobatik' Jokowi serta circle nya dalam mendistorsi institusi negara, dengan mengkaitkan isi buku 'Why Nations Fail' - apakah menjadi institusi inklusif atau ekstraktif?. Silakan terlebih dahulu membaca e-book: 'Mengapa 'Suatu' Bangsa Gagal, Tinjauan Buku ‘Why Nations Fail’ dari Berbagai Sumber di link bawah ini atau di halaman artikel. (Jkt, 04/01/25 - update ke 3 22/02/24 masih berlanjut - link Youtube Pelemahan KPK) - NEW

Kota Minning (Minning Town) dulunya dikenal sebagai Desa Minning. Desa Minning, yang diambil dari singkatan Fujian dan Ningxia, secara resmi didirikan pada tahun 1997, menandakan dimulainya komitmen Fujian untuk mengentaskan kemiskinan di Ningxia. Para pejabat lokal, ahli, dan pemimpin bisnis berbondong-bondong datang ke Ningxia, membawa sisi keuangan (dana), teknologi, dan industri. Apakah ini model transmigrasi lokal yang bisa dijadikan contoh?
Dari lebih dari 8.000 orang pada awal pendirian Desa Minning, menjadi 66.000 penduduk tetap di Kota Minning; dari pendapatan tahunan kurang dari 70 dolar per kapita menjadi lebih dari 2.400 dolar; dari pengentasan kemiskinan menjadi vitalisasi pedesaan, penampilan Kota Minning berubah setiap hari. Selama 28 tahun terakhir, dari program awal pengentasan kemiskinan satu arah hingga sandaran industri, dari awalnya berupa bantuan ekonomi, sekarag menjadi kerja sama mendalam di berbagai bidang usaha sosial, Fujian dan Ningxia telah saling membantu dan membentuk model Minning yang unik.
IMDb memberi rating 8,5/10, film serial sub Indonesia yang patut ditonton (6 seri). Cerita awal tentang pemindahan penduduk, kerasnya hidup di tepi Gurun Gobi, diceritakan dalam film bersambung, belajar tentang daya juang dan kepemimpinan dari pejabat pemerintah membina masyarakatnya. Dari desa yang miskin menjadi kota yang maju. (takasitau 14/12/24)

Akun di X, Brian McDonald@27khv, menyibak rahasia yang dikemukakan oleh Pendiri Telegram, Pavel Durov, bahwa kebangkitan AI di Tiongkok, yang ditunjukkan oleh kesuksesan DeepSeek, berasal dari sistem pendidikan gaya Soviet, yang mendorong persaingan yang ketat-tidak seperti sekolah-sekolah di Barat yang menyembunyikan nilai untuk melindungi perasaan. “Singkirkan yang kalah, dan Anda akan menyingkirkan yang menang.”
Berikut ucapan Pavel Durov dalam Channel Telegram dalam akun pribadinya (Du Rove's Channel@durov):
Selamat Tahun Baru Imlek!
Menyusul kesuksesan startup Tiongkok DeepSeek, banyak yang terkejut melihat betapa cepatnya Tiongkok mengejar ketertinggalannya dari Amerika Serikat di bidang Al. Namun, kemajuan Cina dalam efisiensi algoritmik tidak datang begitu saja. Siswa-siswa Cina telah lama mengungguli negara lain dalam bidang matematika dan pemrograman di olimpiade internasional.
Dalam hal menghasilkan siswa berprestasi di bidang matematika dan sains, sistem pendidikan menengah China lebih unggul daripada sistem pendidikan Barat. Sistem ini mendorong persaingan yang ketat di antara para siswa, sebuah prinsip yang dipinjam dari model Soviet yang sangat efisien.
Sebaliknya, sebagian besar sekolah di Barat tidak mendukung persaingan, melarang pengumuman nilai dan peringkat siswa. Alasannya bisa dimengerti - untuk melindungi siswa dari tekanan atau cemoohan. Namun, tindakan seperti itu juga dapat menurunkan motivasi siswa-siswa terbaik. Kemenangan dan kekalahan adalah dua sisi dari satu mata uang. Singkirkan yang kalah dan Anda akan menyingkirkan yang menang.
Bagi banyak siswa, motivasi untuk berprestasi di sekolah menengah atas berasal dari memperlakukannya sebagai permainan yang kompetitif, berjuang untuk mendapatkan peringkat pertama melawan lawan yang kuat. Menghilangkan transparansi dalam kinerja siswa dapat membuat sekolah terasa tidak berarti bagi remaja yang ambisius. Tidak mengherankan jika banyak anak berbakat sekarang menganggap permainan kompetitif lebih menarik daripada akademis - setidaknya dalam video game, mereka dapat melihat peringkat setiap pemain.
Memberitahu semua siswa bahwa mereka adalah juara, terlepas dari kinerja mereka, mungkin tampak baik - sampai Anda mempertimbangkan betapa cepatnya kenyataan akan menghancurkan ilusi ini setelah lulus. Kenyataannya, tidak seperti kebijakan sekolah yang bermaksud baik, memang ada nilai dan peringkat publik -baik di bidang olahraga, bisnis, sains, atau teknologi. Tolok ukur yang menunjukkan keunggulan DeepSeek adalah salah satu peringkat publik tersebut. Dan masih banyak lagi yang akan datang. Kecuali jika sistem pendidikan menengah AS mengalami reformasi radikal, dominasi China yang semakin meningkat dalam teknologi tampaknya tidak dapat dihindari.
(Jkt, 30/01/25 ) - NEW