
Sampai akhir Desember 2024: 9 buah pdf e-Books
Klik tautan berikut untuk menuju ke:
Saat kejadian kebangkitan keyakinan (momentum beragama dalam Islam) dari suatu perkembangan dalam beragama yang memberi dampak sisi positif maupun negatif di kalangan umat. Saatnya belajar memahami untuk bisa saling menasehati dan berbagi ilmu dan pertimbangan. Tidak ada kebenaran masing-masing. Kebenaran ada di kitab utama yaitu Al Qur'an, penafsiran bisa saja berbeda, kadang dipengaruhi budaya masyarakat yang beragam dan geopolitik.. Namun ambil sisi positifnya dan saling menghargai, tentu dengan memahami dasar hukumnya.
Subyek Momentun Agama dan Timur Tengah, memiliki bahasan topik yang akan memiliki gambar perkembangan agama dan geopolitik di kawasan itu, yang dibawa keluar melintasi berbagai wilayah sejak jaman dulu sampai sekarang. Di alam keterbukaan, kita diberi pemahaman apa latar belakang dari 'yang diyakini' dari masing-masing aliran. Topik di dalamnya beragam dari mazhab, sunni-syiah, wahhabi-salafi, takfiri, serta alasan keengganan umat untuk terjun ke ilmu pengetahuan.
Sedangkan momentum/waktu dari Agama & Timur Tengah:
Menjelang akhir abad ke-20, perpecahan dan kekerasan semakin dalam dan meletus di banyak bagian Timur Tengah (Suriah, Yaman, Irak, Afganistan dlll) ketika baik ekstremis Sunni maupun Syiah berjuang untuk agama dan supremasi politik juga. Ada fakta bahwa 'agama' bukanlah faktor kunci dalam konflik mereka, lebih tepatnya ekonomi dan politik yang harus disalahkan untuk itu. Karena dekatnya topik/tema, maka Subyek Sunni-Syiah digabung dengan dengan subyek Momentun Agama dan Timur Tengah.
(Takasitau, Jkt 05/06/24 - updated 1/01/25)
LIVE: President Erdoğan LIVE at Antalya Diplomacy Forum 2025 | ADF 2025 LIVE | DRM News LIVE | AC1G - DRM News Live (Youtube)
Professor Jeffrey Sachs on CIA's Role in Syria & Operation Timber Sycamore | AC1G - DRM News (Youtube)
Antalya Diplomacy Forum (ADF) adalah konferensi internasional tahunan yang berfokus pada diplomasi, kebijakan, dan isu global, yang diselenggarakan di Antalya, Turki, sejak 2021. Forum ini bertujuan menjadi platform dialog untuk membahas tantangan global, mempromosikan kerja sama multilateral, dan mencari solusi damai terhadap konflik serta krisis dunia. ADF diinisiasi oleh Kementerian Luar Negeri Turki, di bawah naungan Presiden Recep Tayyip Erdoğan, dan didirikan oleh mantan Menteri Luar Negeri Turki, Mevlüt Çavuşoğlu.
Di bawah arahan Presiden Recep Tayyip Erdogan, Kementerian Luar Negeri menjadi tuan rumah Forum Diplomasi Antalya (ADF) yang keempat di Antalya, Turki, (di NEST Congress Center, Belek, Antalya, Turki) pada tanggal 11-13 April 2025. Tema yang diangkat tahun ini adalah “Reclaiming Diplomacy in a Fragmented World. ” (Mendapatkan Kembali Diplomasi di Dunia yang Terfragmentasi). Platform seperti ini sangat dibutuhkan pada saat politik kekuasaan kembali muncul, ketegangan geopolitik dan persaingan internasional semakin meningkat, dan lembaga-lembaga internasional sedang dirongrong dan tidak berdaya. Tidak ada kekuatan dunia yang berusaha menjaga tatanan internasional tetap utuh, dan tatanan tersebut kini telah berantakan.
Sachs dikenal sebagai kritikus tajam terhadap kebijakan AS, dan kehadirannya di ADF memperkuat posisi forum ini sebagai platform alternatif untuk diskusi multipolar yang menantang narasi Barat. Prof. Jeffrey Sachs adalah ekonom terkenal dari Universitas Columbia dan Presiden UN Sustainable Development Solutions Network
Sach mengkritik kebijakan AS dan menegaskan bahwa ketidakstabilan di Timur Tengah, termasuk konflik Suriah, bukan semata-mata akibat konflik internal, melainkan hasil dari intervensi AS yang disengaja, sering kali dipengaruhi oleh kepentingan strategis Israel.
Sach juga mengklaim bahwa perang Suriah bukanlah pemberontakan rakyat, melainkan hasil dari rencana AS-Israel untuk menggulingkan Assad, yang menurutnya didukung oleh kepentingan Israel untuk mempertahankan rezim yang tidak mengancam, seperti Assad yang tidak pernah serius menuntut kembali Dataran Tinggi Golan. Juga mengungkap operasi CIA: "Timber Sycamore" untuk penggulingan Assad sejak lama.
Operasi Timber Sycamore secara tidak langsung, terkait dengan menggerakan keberangkatan WNI ke Suriah, analisis Hackett di SWJ dan IWI relevan untuk memahami bagaimana operasi ini memperburuk kekacauan di Suriah, yang dimanfaatkan oleh ISIS untuk propaganda Salafi-Jihadi. Kelompok ini salah satunya yang terbesar mengarah ke Jaysh al-Islam.
(Takasitau, Jkt, 21/04/25 - New updated 04/05/25)

Suriah Bergolak, Assad Jatuh
Presiden Suriah Bashar al Assad, yang selamat dari upaya untuk menggulingkan pemerintahannya selama perang saudara yang dimulai pada tahun 2011, dilaporkan telah dipaksa keluar dan menyelinap pergi dengan pesawat ke wilayah yang tadinya tidak diketahui. Namun media Rusia kemudian memberitakan, bahwa Pemimpin Suriah Bashar Assad melarikan diri ke Moskow dan menerima suaka dari sekutu lamanya.
Sepekan akhir di bulan November dan berlanjut di awal Desember, pergolakan politik terjadi sejak perang Gaza, Ukraina dan Lebanon yang melemahkan semua. Aleppo jatuh di tangan HTS (Hayat Tahrir al-Sham), kemudian Minggu malam Assad jatuh, mengakhiri kepemimpinannya di Suriah.
Dinamika konflik Suriah sebelumnya sejak 2011, terus berubah, ditandai dengan berkembangnya aktor-aktor konflik yang berkembang dalam aliansi, kolaborasi, dan konfrontasi di antara faksi-faksi yang berbeda, beroperasi secara independen, didorong oleh tujuan sendiri dan isu-isu lokal serta dicampuri perebutan minyak dan geopolitik Barat vs Timur”. Hal ini menjadikan kesengsaraan rakyat akibat tidak stabilnya negara, menjadi lemah dalam keamanan, dan pencurian minyak yang tidak bisa terkontrol, padahal ini aset penting bagi kelangsungan negara.
Hal ini menjadikan masyarakat luar melihat pemerintah Suriah menelantarkan warganya, namun tidak melihat akar masalah yang membelunggu pemerintahannya, terlepas dari tindakan represif di awal kebangkitan Arab Spring 2011. Minyak dicuri, perbatasan dilanggar, aktor-aktor konflik sangat bebas melakukan aksi membuat pemerintahan versi sendiri dan seperti biasa terjadi, akhirnya campur tangan asing menyokong pemberontakan.
Tampaknya trik AS dan Israel berhasil, setelah gencatan senjata dengan Lebanon/Hisbullah, pemberontak Suriah yang sering dibantu AS dan Turki, lebih aktif dan mulai menguasai Aleppo dan terus mendesak menurunkan Assad. Washington menghiasi dirinya dengan membantu mengamankan negaranya (Suriah) dengan melakukan serangan udara terhadap persediaan senjata dan agen ISIS pada Minggu malam, versi Biden dan Washington Post yang dipertanyakan masudnya. Ini negara kaya minyak, dan dianggap potensial bagi suplai senjata & amunisi ke Lebanon/Hisbullah dari Iran dan Rusia.
Baca lebih detail dalam e-book 'Kerumitan Konflik Suriah" 8,2 Mb di link di bawah, menjadi lebih jelas siapa yang bermain di sini. (10/12/24)