
Sampai November 2024: 0 buah pdf e-Books
Sepanjang tahun 2023 dan 2024, AI telah mencapai kemajuan luar biasa di berbagai industri, mengubah cara kita bekerja dan hidup. Sekarang adalah waktu yang tepat bagi para penggemar dan profesional AI untuk mempelajari lebih jauh kemajuan ini, mengeksplorasi potensi penerapan, dan berkontribusi terhadap masa depan AI. AI juga memperluas kehadirannya di berbagai bidang kreatif, para profesional dan peminat sama-sama mengungkapkan keprihatinan dan menyadari potensi keuntungan dari kolaborasi AI. Transformasi ini tidak hanya mendisrupsi pendekatan tradisional terhadap seni, desain, dan produksi media, namun juga membuka peluang baru bagi inovasi dan sinergi manusia-AI. AI juga telah digunakan untuk membantu mengurutkan RNA untuk vaksin dan memodelkan ucapan manusia, teknologi yang mengandalkan pembelajaran mesin berbasis model dan algoritme serta semakin fokus pada persepsi, penalaran, dan generalisasi. (Takasitau, Jkt 14/11/24)

Perbandingan Pros-Cons (Kelebihan - Kekurangan) AI by AI: ChatGPT, Grok, Gemini dan DeepSeek
Perbandingan AI: Grok, Gemini, ChatGPT, dan DeepSeek
Dunia kecerdasan buatan (AI) saat ini diramaikan oleh empat model besar: Grok dari xAI, Gemini dari Google/DeepMind, ChatGPT dari OpenAI, dan DeepSeek dari DeepSeek AI. Masing-masing memiliki keunggulan dan kelemahan yang membuatnya cocok untuk kebutuhan berbeda. Berikut adalah narasi yang merangkum karakteristik mereka agar mudah dipahami, jelas, dan terhubung.
ChatGPT: Raja Serba Bisa untuk Pemula dan Kreativitas
ChatGPT, dikembangkan oleh OpenAI, adalah AI yang serbaguna dan ramah pengguna. Ia unggul dalam penulisan kreatif, pemrograman, analisis, hingga percakapan umum. Responsnya alami dan berbasis pengetahuan luas, menjadikannya pilihan ideal untuk pemula, profesional, atau siapa saja yang membutuhkan AI untuk tugas beragam. Selain itu, ChatGPT terintegrasi dengan ekosistem luas seperti Bing dan Microsoft Office, serta menawarkan API yang terjangkau untuk bisnis. Namun, versi premiumnya ($20/bulan) bisa terasa mahal, dan tanpa akses data real-time, ia kadang menghasilkan "halusinasi" (informasi yang salah). Untuk tugas mendalam yang memerlukan waktu lama, seperti analisis kompleks, kecepatannya juga tertinggal dibandingkan kompetitor.
Grok: Cepat, Humoris, dan Terhubung dengan Tren Sosial
Grok, ciptaan xAI, menawarkan pengalaman yang berbeda dengan gaya bahasa ringan, humoris, dan "berjiwa bebas". Keunggulan utamanya adalah akses real-time ke platform X (Twitter), menjadikannya pilihan terbaik untuk jurnalis, peneliti sosial, atau siapa saja yang membutuhkan informasi terkini tentang tren dan berita. Grok juga cepat dan efisien, terutama untuk tugas pemrograman kompleks dan matematika (skor 93.3% di AIME 2025). Sayangnya, ia kurang optimal untuk konteks panjang seperti dokumen besar dan kurang kreatif dalam penulisan artistik. Selain itu, akses penuh ke Grok hanya tersedia untuk pelanggan PremiumPlus atau SuperGrok, yang harganya tidak murah, dan risiko halusinasi meningkat karena data real-time yang tidak terfilter.
Gemini: Multitasking untuk Pengguna Google
Gemini, dikembangkan oleh Google/DeepMind, adalah AI multimodal sejati yang mampu memproses teks, gambar, audio, dan video. Dengan context window hingga 1 juta token, ia sangat cocok untuk menganalisis dokumen panjang atau data visual, seperti laporan keuangan atau konten multimedia. Integrasi dengan ekosistem Google (Docs, Gmail, YouTube) membuatnya ideal untuk produktivitas enterprise dan kolaborasi. Namun, Gemini sering kali terlalu berhati-hati, terutama pada topik sensitif seperti politik atau medis, karena sensor ketat. Akurasinya juga bisa mengecewakan pada tabel numerik atau proyeksi, dan langganan Google One AI Premium ($19.99/bulan) diperlukan untuk fitur lengkap. Selain itu, performanya bergantung pada koneksi internet stabil.
DeepSeek: Hemat dan Spesialis Tugas Teknis
DeepSeek menawarkan keunggulan unik: gratis tanpa batas harian, open-source, dan biaya API sangat rendah ($0.14/juta token). AI ini bersinar dalam tugas teknis seperti pemrograman dan matematika (akurasi 90%), dengan context window besar (128k token) yang mendukung analisis dokumen panjang. Ini adalah pilihan hemat untuk developer dan peneliti STEM. Namun, DeepSeek memiliki kelemahan signifikan: akurasi rendah pada informasi faktual non-teknis, kurang kreatif untuk penulisan naratif, dan lemah dalam referensi budaya Barat. Isu privasi juga menjadi perhatian karena basis datanya di Tiongkok, yang dapat meningkatkan risiko kebocoran data atau sensor ketat pada topik tertentu.
Ringkasan: Pilih AI Sesuai Kebutuhan
ChatGPT adalah pilihan terbaik untuk pengguna umum yang menginginkan AI serba bisa dengan pengalaman percakapan alami dan integrasi luas, meskipun biaya premium dan keterbatasan real-time perlu diperhatikan.
Grok cocok untuk mereka yang membutuhkan informasi cepat dan terkini dengan gaya santai, terutama pengguna aktif X, tapi kurang ideal untuk tugas kreatif atau dokumen panjang.
Gemini adalah andalan bagi pengguna ekosistem Google yang mengutamakan analisis multimodal dan produktivitas, meski terkendala sensor dan ketergantungan internet.
DeepSeek adalah solusi hemat untuk tugas teknis seperti coding dan analisis data, tetapi hati-hati dengan privasi dan keterbatasan pada topik non-teknis.
Catatan Performa dan Perkembangan
Berdasarkan benchmark seperti MMLU dan HumanEval, DeepSeek dan Grok unggul dalam efisiensi teknis, sementara ChatGPT dan Gemini lebih menonjol di kreativitas dan fleksibilitas. Karena AI terus berkembang, pilihan terbaik tergantung pada kebutuhan spesifik Anda—apakah itu kecepatan, kreativitas, integrasi, atau anggaran. nya.
MMLU (Massive Multitask Language Understanding) adalah salah satu benchmark utama untuk mengukur kemampuan model kecerdasan buatan (AI) dalam memahami dan menjawab pertanyaan lintas disiplin ilmu.
Apa Itu MMLU
MMLU adalah kumpulan tes evaluasi yang dirancang untuk menguji kemampuan model AI dalam memahami dan memecahkan masalah di berbagai bidang pengetahuan, mulai dari tingkat sekolah menengah hingga level profesional. Benchmark ini mencakup 57 tugas yang mencakup empat kategori utama:
a) STEM (Science, Technology, Engineering, Mathematics): Matematika, fisika, kimia, biologi, dan ilmu komputer.
b) Humaniora: Sejarah, filsafat, sastra, dan studi budaya.
c) Ilmu Sosial: Ekonomi, psikologi, sosiologi, dan ilmu politik.
d) Pengetahuan Profesional: Hukum, kedokteran, manajemen, dan bidang teknis lainnya.
(JKT, 17/09/25)
Dalam lanskap teknologi yang berkembang pesat saat ini, AI telah menjadi istilah yang umum. Dari chatbot dan asisten virtual hingga mobil tanpa pengemudi dan algoritma rekomendasi, dampak AI ada di mana-mana. Namun, apa sebenarnya AI dan bagaimana cara kerjanya?
Pada intinya, Kecerdasan Buatan mengacu pada simulasi kecerdasan manusia dalam mesin yang diprogram untuk berpikir, bernalar, dan belajar seperti manusia. Alih-alih diprogram secara eksplisit untuk tugas-tugas tertentu, sistem AI (Kecerdasan Buatan) menggunakan algoritma dan sejumlah besar data untuk mengenali pola, membuat keputusan, dan meningkatkan kinerjanya dari waktu ke waktu. Berikut ini penjelasan oleh Geeks for geeks (14/11/24)

Model AI terbaru dari perusahaan rintisan China DeepSeek, diklaim setara atau lebih baik daripada model-model terkemuka di industri ini di Amerika Serikat dengan harga yang jauh lebih murah, mengancam untuk menjungkir-balikkan tatanan yang sudah mapan di dunia teknologi.
Setelah mengungkapkan dalam sebuah makalah bulan lalu bahwa pelatihan DeepSeek-V3 membutuhkan biaya kurang dari $6 juta untuk memproses daya dari chip Nvidia H800, startup ini telah mendapatkan perhatian di kalangan AI internasional. Dengan bantuan DeepSeek-V3, Asisten AI DeepSeek telah melampaui pesaingnya, ChatGPT, untuk menempati posisi teratas di antara aplikasi-aplikasi gratis di App Store Amerika Serikat.
Biaya murah untuk proses di Deepseek, mengungkap berapa banyak uang yang disalurkan ke dalam - apa yang semakin terasa seperti penipuan teknologi besar-besaran. Mereka menunjukkan bahwa Anda dapat melakukan AI dengan jauh lebih murah. Beberapa juta di suatu tempat dibandingkan dengan miliaran dolar oleh pengembang lain.
(Jkt, 30/01/25 ) - NEW

Awal tahun ini Alexandr Wang yang kini berusia 27 tahun "mendapatkan kembali gelarnya" setelah mengumumkan bahwa Scale AI, "unicorn kecerdasan buatannya", telah mendapatkan suntikan modal dalam jumlah besar, sehingga memberi Wang – yang memiliki sekitar 14% saham perusahaan – diperkirakan bernilai $2 miliar (31.5 Triliun Rupiah). Sebelumnya, perusahaan Silicon Valley ini menjadi startup teknologi San-Francisco - Scale AI - bernilai $7,3 miliar pada tahun 2021, salah satu pendiri dan kepala eksekutifnya Alexandr Wang menjadi miliarder mandiri termuda di dunia pada usia 24 tahun pada saat itu.
Alexandr Wang menjadi sosok inspiratif bagi kaum muda, mewakili gelombang baru wirausaha muda yang berprestasi di bidang teknologi, meskipun drop-out dari MIT pada usia 19 tahun untuk ikut mendirikan Scale AI. (Takasitau, Jkt 29/10/24)
Dilema Tenaga Nuklir: Di Mana Membuang Limbah yang Mematikan
Anna Gross & Sarah White
e-book 453 Kb pdf, A5 -10 hal, bergambar grafis
IRAN: Perubahan Peradaban, Dikucilkan Dunia - Menjadi Unggul di Sains Teknologi dan Inovasi
Sumargi Rahardjo Takasitau
e-book 13,6 Mb pdf, A5 -53 hal, bergambar
Mengapa Dunia Arab Berpaling dari Sains?
Hillel Ofek
e-book 2,8 Mb pdf, A5 -30 hal, tidsk bergambar