
Gambar ilustrasi
100,000 March through London for Gaza. Rain didn’t stop us, nor did the lies that there is a ceasefire… pic.twitter.com/N5Nz0noaT1
— Chris Nineham (@ChrisNineham) November 29, 2025
WHY THE SILENCE FROM MAINSTREAM MEDIA??
— Earth Hippy 🌎🕊️💚 (@hippyygoat) December 1, 2025
The moment an Israeli missile hit a tent in Gaza was caught on camera when a Palestinian girl filmed herself showing her hair clips.
What kind of ceasefire is this‼️ pic.twitter.com/e85DfUzRyx
100.000 orang berbaris melalui London untuk Gaza. Hujan tidak menghentikan kami, begitu pula kebohongan kalau ada ceasefire… Chris Nineham @ChrisNineham - 29 Nov 2025
Momen ketika rudal Israel menghantam tenda di Gaza terekam kamera saat seorang gadis Palestina memfilmkan dirinya sendiri sambil memperlihatkan jepit rambutnya. Gencatan senjata macam apa ini ‼️ Earth Hippy 🌎🕊️💚 @hippyygoat - 1 Des 2025
Sejak 24 November hingga 1 Desember 2025, gencatan senjata di Gaza yang mulai berlaku pada 10 Oktober 2025 semakin rapuh akibat pelanggaran hampir setiap hari oleh pasukan Israel.
Menurut Kantor Media Pemerintah Gaza, hingga 30 November telah terjadi 591 pelanggaran sejak gencatan dimulai, menyebabkan 357 warga Palestina tewas dan 903 lainnya luka-luka.
Pada 29 November saja, serangan drone Israel di Khan Younis menewaskan dua anak berusia 11 dan 8 tahun yang sedang mengumpulkan kayu bakar di luar garis kuning yang disepakati. Amnesty International pada 1 Desember 2025 menyatakan bahwa situasi ini bukan lagi “ceasefire”, melainkan sekadar “reducefire” dengan intensitas pembunuhan yang sedikit menurun namun tetap mematikan.
Secara diplomatik, pertemuan delegasi Hamas dengan mediator Mesir, Qatar, dan Turki di Kairo pada 26–27 November 2025 gagal menghasilkan kemajuan signifikan menuju fase kedua kesepakatan. Israel tetap menuntut pengembalian empat jenazah sandera sebelum bersedia melangkah lebih jauh, sementara penyebaran International Stabilization Force (ISF) yang diamanatkan Resolusi DK PBB 2803 belum juga terealisasi karena kurangnya komitmen negara kontributor.
Krisis kemanusiaan terus memburuk. Hanya 6.102 truk bantuan yang diizinkan masuk sejak Oktober—kurang dari seperempat janji kesepakatan—sehingga kelaparan parah masih melanda Gaza utara.
Tidak ada rumah sakit yang berfungsi penuh, dan lebih dari 9.500 jenazah masih tertimbun reruntuhan. Total korban jiwa Palestina sejak Oktober 2023 kini mencapai 70.103 orang, termasuk lebih dari 20.000 anak-anak.
Sumber utama:
Kantor Media Pemerintah Gaza (30 Nov 2025)
Amnesty International Report, 1 Des 2025
UN OCHA Humanitarian Snapshot, 30 Nov 2025
Al Jazeera Live Updates (24 Nov – 1 Des 2025)
Reuters & AP dispatches, 26–29 Nov 2025
Bdg, 1/12/25.
Gencatan senjata di Gaza, yang dimulai pada 10 Oktober 2025 berdasarkan rencana 20 poin Presiden AS Donald Trump dan didukung Resolusi Dewan Keamanan PBB 2803 (18 November), masih tetap rapuh. Meskipun secara umum bertahan dengan penarikan pasukan Israel ke "garis kuning" (yellow line), pelanggaran dan saling tuduh terus berlanjut, menyebabkan puluhan korban jiwa dan hambatan bantuan kemanusiaan.
Berikut ringkasan utama dalam seminggu terakhir, berdasarkan laporan media internasional, PBB, dan sumber lokal:
1. Pelanggaran Militer dan Korban Jiwa.
Serangan udara Israel meningkat, dengan klaim IDF sebagai respons terhadap "pelanggaran Hamas" seperti penembakan dari koridor kemanusiaan. Pada 22 November, serangan di Gaza City, Rafah, dan Khan Younis menewaskan 24-32 warga Palestina, termasuk 5 di Deir al-Balah dan 4 di persimpangan Al-Abbasi. Total korban sejak gencatan: 280 tewas, 672 luka, plus 571 mayat dari reruntuhan.
Hamas metuduh Israel melanggar garis kuning harian yang memicu pengungsian massal. IDF mengklaim Hamas langgar 18 kali sejak Oktober, termasuk eksekusi internal dan penolakan pengembalian jenazah sandera. Netanyahu tegaskan perang "belum berakhir" pada 19 November, meski Trump mengklaim "damai". UNICEF melaporkan 67 anak tewas sejak gencatan, rata-rata 2 per hari; 20 syahid dan 100 luka pada 22 November saja.
2. Upaya Diplomatik dan Mediasi
Delegasi Hamas ke Kairo (23 November) diskusikan pelanggaran dengan mediator Mesir, Qatar, dan AS. Hamas desak hentikan "eskalasi Israel"; IDF bunuh 5 komandan Hamas atas "serangan ke wilayah Israel". Resolusi PBB 2803 (18 November) otorisasi pasukan stabilisasi internasional (ISF) untuk demiliterisasi dan rekonstruksi hingga 2027, tapi implementasi mandek karena tuntutan Israel atas jenazah sandera (total 90 dikembalikan, tapi sisanya tertunda). Akses jurnalis ke Gaza masih dibatasi Israel; putusan Mahkamah Agung Israel jatuh tempo 23 November.
3. Krisis Kemanusiaan dan Dampak Lain
Israel hancurkan >1.500 bangunan di balik garis kuning sejak gencatan, termasuk zona aman. Bantuan terhambat; WFP laporkan kelaparan parah di utara Gaza. Total kematian Palestina sejak Oktober 2023: 68.116. Serangan spillover ke Lebanon (drone bunuh 2, termasuk Hezbollah) dan West Bank (kekerasan pemukim rekor). Di X, warga Gaza dan aktivis soroti "gencatan palsu" dengan video serangan; Indonesia (via Menlu Sugiono) desak permanen sebagai fondasi negara Palestina.
Bdg, 23/11/25.
| Tanggal | Peristiwa Utama | Korban (Estimasi) |
|---|---|---|
| 16-18 Nov | Adopsi Resolusi PBB 2803; serangan sporadis di selatan Gaza. | 10-15 tewas |
| 19-20 Nov | Netanyahu: "Perang belum usai"; 22 tewas di Gaza City. | 22 tewas, 50+ luka |
| 21 Nov | UNICEF: 2 anak/hari tewas; delegasi Hamas siapkan Kairo. | 7 anak tewas |
| 22-23 Nov | Serangan udara massal; delegasi Hamas tiba Kairo. | 24-32 tewas, 100+ luka |
Situasi berpotensi eskalasi jika mediasi gagal; pantau update dari Al Jazeera, Reuters, atau PBB. Solidaritas global tetap krusial untuk tekanan akuntabilitas. Free Palestine.
More Israeli 🇮🇱 airstrikes on Gaza 🇵🇸 today
— Howard Beckett (@BeckettUnite) November 22, 2025
At least 10 Palestinians murdered
For 🇮🇱 a ‘ceasefire’ is you ‘cease’, we ‘fire’
It’s oppression, ethnic cleansing & land theft
Israel 🇮🇱will not stop
Sanctions now
Expel 🇮🇱 from the UN now
The Hague nowpic.twitter.com/wf45eKnR9A
Serangan udara Israel lainnya di Gaza hari ini. Setidaknya 10 warga Palestina terbunuh. Untuk Israel 'gencatan senjata' adalah kamu harusnya 'berhenti', 'menembak' kami Ini adalah penindasan, pembersihan etnis, dan pencurian tanah. Israel tidak akan berhenti. Sanksi sekarang. Keluarkan Israel dari PBB sekarang. (Sidang) The Hague sekarang. oward Beckett @BeckettUnite - 22 November 2025.
Footage from Drop Site’s @AbdSabbah91 shows the aftermath of an Israeli strike on a busy Gaza City intersection that killed five earlier this afternoon, with bodies and wounded rushed to Al-Shifa Hospital. At least 22 Palestinians have been killed across Gaza so far today. pic.twitter.com/Zi7cGIKqHE
— Drop Site (@DropSiteNews) November 22, 2025
Rekaman dari Drop Site @AbdSabbah91 menunjukkan dampak serangan Israel di persimpangan Kota Gaza yang ramai, yang menewaskan lima orang sore ini. Jenazah dan korban luka dilarikan ke Rumah Sakit Al-Shifa. Setidaknya 22 warga Palestina telah tewas di seluruh Gaza hari ini. Drop Site @DropSiteNews - 23 Nov 2025.

Hari-hari gencatan senjata (menjadi hal) biasa di Gaza: Israel membunuh 28 warga Palestina di tengah diamnya negara-negara yang baru saja memberikan suara untuk rencana 'perdamaian'. Penderitaan rakyat Palestina yang tiada henti dan politik jahat di sekitarnya, merupakan aib zaman kita. Francesca Albanese, UN Special Rapporteur oPt @FranceskAlbs - 20 Nov 2025.
Situasi di Jalur Gaza tetap tegang meskipun adanya kesepakatan gencatan senjata (ceasefire) yang rapuh sejak beberapa bulan lalu. Berdasarkan laporan terbaru dari berbagai sumber internasional dan media Palestina, pelanggaran gencatan senjata oleh pasukan Israel terus terjadi, termasuk serangan udara, tembakan artileri, dan kemajuan tank yang melanggar garis kuning (yellow line) - yang diketahui juga sudah dimajukan masuk area aman Gaza - yang menjadi batas kesepakatan. Ini telah menyebabkan korban jiwa baru dan memperburuk krisis kemanusiaan.
Secara esensial, Resolusi Dewan Keamanan PBB Nomor 2803 (2025) — sebagaimana puluhan resolusi sebelumnya terkait konflik Palestina-Israel — berpotensi besar menjadi tidak efektif dan tidak berguna. Secara struktural, resolusi UNSC punya kekuatan hukum internasional, tapi eksekusinya bergantung pada kemauan negara-negara besar. Di Gaza, pola ini berulang:
1. Veto AS sebagai Penghalang Utama: Sejak 2023, AS sudah veto 7 resolusi soal Gaza yang menyerukan gencatan senjata langsung atau sanksi ke Israel, termasuk yang disetujui 14-0 pada Juni 2025. (aljazeera.com). Resolusi 2803 lolos karena didraft AS sendiri (13-0, abstain Rusia-China), tapi ini justru menempatkan Trump di "posisi kontrol" atas Gaza, yang dikritik sebagai "penjajahan gaya baru" oleh pakar hukum internasional dan organisasi seperti Baitul Maqdis Institute.
2. Kurangnya Mekanisme Penegakan: Tidak ada sanksi otomatis untuk pelanggaran, seperti embargo senjata ke Israel (yang direkomendasikan ICJ pada 2024). (dawnmena.org). Sebaliknya, resolusi ini menekankan "demiliterisasi Gaza" (fokus ke Hamas) sambil membiarkan Israel pertahankan "perimeter keamanan" permanen, yang berpotensi melanggar kewajiban penarikan penuh dari wilayah pendudukan per ICJ. (ohchr.org).
3. Sejarah Pengulangan: Dari Resolusi 242 (1967) yang menuntut penarikan Israel dari wilayah pendudukan, hingga 2735 (2024) soal rencana gencatan senjata—semuanya gagal karena Israel mengabaikannya, tentu dengan dukungan AS. Total, ada 131 resolusi UNSC soal konflik Arab-Israel sejak 1967, tapi pelanggaran Israel (seperti blokade Gaza) terus berlanjut tanpa akuntabilitas. (en.wikipedia.org).
Ada sedikit harapan yang sangat terbatas. Posisi abstain dari Rusia dan Tiongkok dalam pemungutan suara dapat menjadi dasar bagi amandemen atau resolusi lanjutan yang lebih seimbang di masa depan. Di samping itu, tekanan masyarakat sipil global — melalui gerakan Boikot, Divestasi, dan Sanksi (BDS), proses hukum di Mahkamah Internasional (ICJ), serta opini publik yang semakin kritis — terus mengalami penguatan.
Pada akhirnya, penyelesaian krisis di Gaza memerlukan tindakan nyata yang mengikat secara hukum dan politik, bukan sekadar deklarasi atau resolusi yang tidak disertai mekanisme penegakan (hukum).
Dalam tabel di samping/bawah, ringkasan perkembangan utama dalam 24-48 jam terakhir, terlihat pihak Israel tidak menghiraukan Ceasefire yang dideklarasikan inisitif Trump sebelumnya. Berdoa semoga segera berakhir penderitaan rakyat Palestina dan diberi ketabahan dan kesabaran :).
(Bdg, 20/11/25 - refine & minor update 22/11/25)
| Aspek | Perkembangan Terkini | Dampak |
|---|---|---|
| Militer IOF | Maju tank 300m ke Gaza City; 33 tewas dalam 2 hari | Eskalasi truce; korban sipil naik |
| Kemanusiaan | Blokade bantuan; 69.546 tewas total | Kelaparan, cacat permanen, pemindahan paksa |
| Diplomatik | Resolusi PBB 2803 (18/11); dukungan OIC | Harapan rekonstruksi, tapi implementasi diragukan |
| Lokal | Serangan di Rafah & Khan Younis | Kerusakan infrastruktur, trauma psikologis |
Situasi berubah cepat, dengan potensi eskalasi lebih lanjut jika pelanggaran tidak dihentikan. Sumber-sumber ini mencakup perspektif dari Al Jazeera, The New Arab, Gaza Media, dan postingan langsung warga Gaza untuk keseimbangan pandangan. Pantau update dari organisasi seperti PBB atau media terpercaya untuk info lebih lanjut. Doa dan solidaritas untuk rakyat Palestina yang bertahan di tengah penderitaan ini.
| Aspek Resolusi 2803 | Janji di (atas) Kertas | Realitas Terkini (per 21 Nov 2025) |
|---|---|---|
| Gencatan Senjata & Penarikan Israel | Penarikan bertahap IDF saat ISF ambil alih, demiliterisasi Gaza. | Serangan Israel di al-Tuffah & Rafah: 33 tewas dalam 2 hari, maju tank 300m ke Gaza City—pelanggaran langsung. @BirnyeE |
| Rekonstruksi & Bantuan | BoP (Board of Peace) kelola dana internasional, lapor tiap 6 bulan ke UNSC. | Blokade bantuan lanjut; 69.000+ tewas total, kelaparan massal—tidak ada akses medis untuk 2.000 korban cacat permanen. |
| Pathway ke Negara Palestina | "Kredibel" jika PA reformasi & Gaza redevelop. | Netanyahu: "Tidak ada perubahan oposisi kami"; resolusi abaikan batas 1967 & ilegalitas pemukiman. arabcenterdc.org |
| ISF & Keamanan | Pasukan internasional (dari Mesir, Turki, dll.) stabilkan Gaza hingga 2027. | Belum ada negara konfirmasi kontribusi; potensi bentrokan jika Israel tolak serahkan kendali. theguardian.com |
Un plan de « paix » qui consiste à mettre les Palestiniens sous la tutelle de leurs bourreaux, qui leur dénient le droit même d'exister. Comment osent-ils parler de paix sans justice ?! En Palestine occupée, c'est l'humanité entière qu'ils assassinent. pic.twitter.com/jfQLi1spmM
— Mac (@Lilllipuce) November 20, 2025
Rencana "perdamaian" yang berarti menempatkan Palestina di bawah kendali para penindas mereka, yang merampas hak mereka untuk hidup. Beraninya mereka bicara tentang perdamaian tanpa keadilan?! Di Palestina yang diduduki, mereka membunuh seluruh umat manusia. Mac @Lilllipuce - diunggah 20 Nov 2025
"We, who are living with Israel, truly understand what Israel wants."
— Amer Amayreh (@a_amayreh) November 20, 2025
"if you were to bring world peace to Israel, you would find that next day they are building new settlements, that they are killing and arresting Palestinians including women and little children" pic.twitter.com/SxTeDNj4YR
"Kami, yang tinggal bersama Israel, benar-benar memahami apa yang diinginkan Israel." “Jika Anda ingin membawa perdamaian dunia ke Israel, Anda akan menemukan bahwa keesokan harinya mereka membangun pemukiman baru, membunuh dan menangkap warga Palestina termasuk wanita dan anak-anak kecil.” Amer Amayreh @a_amayreh - diunggah 20 Nov 2025
This angel will never be the same after today.
— Ryan Rozbiani (@RyanRozbiani) November 19, 2025
She frantically searched for her brother and mother after finding her injured father. 💔 pic.twitter.com/RpoKExmK1v
Malaikat ini tidak akan pernah sama lagi setelah hari ini. Dia dengan panik mencari saudara laki-lakinya dan ibunya setelah menemukan ayahnya yang terluka. Ryan Rozbiani @RyanRozbiani - 20 Nov 2025.
The young girl Hala Abu Samarah bids farewell to her mother who was killed in an Israeli air strike on the Gaza Strip last night. pic.twitter.com/hbIWPHzkGj
— Eye on Palestine (@EyeonPalestine) November 20, 2025
Gadis muda Hala Abu Samarah mengucapkan selamat tinggal kepada ibunya yang tewas dalam serangan udara Israel di Jalur Gaza tadi malam. Eye on Palestine @EyeonPalestine - 20 Nov 2025.

Trump:
“Saya sangat bangga mengumumkan bahwa Israel dan Hamas telah menandatangani Tahap pertama Rencana Perdamaian kami. Ini berarti SEMUA Sandera akan segera dibebaskan, dan Israel akan menarik pasukan mereka ke garis yang disepakati sebagai langkah pertama menuju Perdamaian yang Kuat, Bertahan Lama, dan Abadi. Semua Pihak akan diperlakukan secara adil!
Ini adalah Hari yang LUAR BIASA bagi Dunia Arab dan Muslim, Israel, semua negara di sekitarnya, dan Amerika Serikat. Kami berterima kasih kepada para mediator dari Qatar, Mesir, dan Turki, yang telah bekerja sama dengan kami untuk mewujudkan Peristiwa Bersejarah dan Belum Pernah Terjadi Sebelumnya. TERBERKAHILAH PARA PEMBAWA PERDAMAIAN!."

Israel telah mulai menarik pasukannya dari Gaza ke “garis kuning,” setelah itu Israel akan mengontrol sekitar 53% wilayah Gaza hingga fase kedua kesepakatan tercapai mengenai pelucutan senjata Hamas, pasukan internasional, dan tata kelola Gaza. Gencatan senjata berlaku, tetapi tidak akan sepenuhnya ditegakkan hingga penarikan pasukan selesai, sehingga warga belum dapat kembali.
Dalam 72 jam setelah penarikan (diperkirakan dalam 24 jam), Israel dan Hamas akan memulai proses pertukaran, membebaskan tawanan Israel dan jenazah, diikuti oleh 1.700 tahanan Palestina dari Gaza, 250 yang menjalani hukuman seumur hidup (termasuk Ayyham Kamamji), dan jenazah 360 pejuang. >>Peta penarikan pasukan direvisi dari 58% menjadi 53% kendali Israel, yang akan tetap berlaku hingga fase berikutnya dimulai.
Media Israel, termasuk Kan, melaporkan bahwa tentara Israel telah mulai menarik diri dari beberapa wilayah, sementara tank terus menembak di sepanjang Jalan Al-Rashid. Alat berat dan truk bergerak masuk dan keluar dari Gaza sepanjang hari, dan penarikan diperkirakan akan selesai dalam 24 jam. Berita Terkunci. @SuppressedNws1 - 10 Okt 2025

Perayaan dan kegembiraan warga memenuhi jalan-jalan Gaza setelah pengumuman bahwa kesepakatan gencatan senjata (ceasefire) telah tercapai. Apresiasi upaya luar biasa dan dedikasi yang tak tergoyahkan dari tim Pertahanan Sipil, tim ambulans, dan tim layanan medis selama dua tahun genosida terhadap Gaza. Jurnalis Palestina di Gaza City juga menyebarkan berita gencatan senjata ke warga dengan lisan di jalanan, di tengah pemadaman listrik dan internet yang meluas.

Israel masih terus membombardir Gaza melalui udara, darat, dan laut hingga saat ini, meskipun Trump telah mengumumkan gencatan senjata. Israel telah membombardir, menembaki, dan meledakkan kendaraan bunuh diri robot di Deir Al-Balah, Khan Younis, Tal Al-Hawa, Al-Sabra, dan kamp pengungsi Al-Shati... Muhammad Shehada @muhammadshehad2 - 9 Oktober 2025.
Children in Gaza celebrate the ceasefire pic.twitter.com/626dubFyU1
— WearThePeace (@WearThePeaceCo) October 9, 2025
Anak-anak di Gaza merayakan gencatan senjata (ceasefire). - WearThePeace @WearThePeaceCo - 9 Oktober 2025.
Cheerfulness from war-ravaged Gaza shortly before the ceasefire deal takes effect: a small glimmer of hope for an END to the israeli genocide pic.twitter.com/6C5H6KkPbR
— Sarah Wilkinson (@swilkinsonbc) October 9, 2025
Kebahagiaan dari Gaza yang dilanda perang menjelang berlakunya kesepakatan gencatan senjata: secercah harapan kecil untuk mengakhiri genosida Israel. - Sarah Wilkinson @swilkinsonbc - 9 Oktober 2025 .
After two years of relentless bombing and suffering, Gaza breathes a moment of pause pic.twitter.com/xYokNnZczx
— Global Sumud Flotilla Commentary (@Globalsumudf) October 10, 2025
Setelah dua tahun pemboman tanpa henti dan penderitaan, Gaza merasakan sejenak kelegaan.. - Global Sumud Flotilla Commentary @Globalsumudf - 10 Oktober 2025.
The bravest people on earth, the journalist of Gaza, celebrate the news of the ceasefire outside of Al-Shifa. pic.twitter.com/cZl2SRbuEr
— WearThePeace (@WearThePeaceCo) October 9, 2025
Orang-orang paling berani di muka bumi, jurnalis Gaza, merayakan berita gencatan senjata di luar Al-Shifa. - WearThePeace @WearThePeaceCo - 9 Oktober 2025. Saleh al-Jafrawi—jurnalis independen sedang merayakan kegembiraan, namun tidak berselang dibunuh oleh kelompok milisi bersenjata didukung Israel.
⚡️BREAKING:
— Suppressed News. (@SuppressedNws1) October 19, 2025
An Israeli reconnaissance drone bombed the entrance of the “Twix” cafeteria on Gaza’s seaside road near Al-Zawaida, violating the ceasefire. Three people were martyred and several others injured.pic.twitter.com/bhMqvcYnjS
Sebuah pesawat nirawak (drone) pengintai Israel mengebom pintu masuk kafetaria "Twix" di jalan tepi laut Gaza dekat Al-Zawaida, melanggar gencatan senjata. Tiga orang gugur dan beberapa lainnya terluka. Suppressed News. @SuppressedNws1 - 19 Oktober 2025.
Gaza is burning.
— TIMES OF GAZA (@Timesofgaza) October 20, 2025
19.10.2025 .#GazaGeniocide pic.twitter.com/cZj0vvSgmJ
TIMES OF GAZA @Timesofgaza Gaza membara. 19 Okt 2025 . #GazaGeniocide. Dari sumber lain: Pengeboman dipicu oleh tewasnya 2 tentara IDF yang diduga diserang Hamas, namun kemudian ternyata menabrak bom ranjau.
Inisiatif gencatan senjata Presiden AS Donald Trump pada 8 Oktober 2025 menawarkan harapan baru bagi kemerdekaan Palestina. Rencana 20 poin ini mencakup gencatan senjata segera di Gaza, pembebasan sandera, penarikan pasukan Israel ke "garis kuning", dan pemerintahan teknokrat Palestina sebagai langkah menuju negara berdaulat dengan Gaza dan Tepi Barat, serta Yerusalem Timur sebagai ibu kota. Negara-negara Arab, Eropa, Asia, dan Amerika Latin menyambut baik inisiatif ini, namun menekankan perlunya solusi dua negara berdasarkan perbatasan 1967 tanpa pengusiran warga Palestina. Iran mendukung dengan syarat, sementara aktivis global, termasuk Freedom Flotilla, meminta penghentian blokade Gaza dan pendudukan Tepi Barat.
Kumulatif (1-5 November 2025) untuk Seluruh Gaza, total ~25 insiden (udara, artileri, drone, pembongkaran); Netanyahu perintahkan "eliminasi ancaman"; mediator (Qatar, Mesir) gelar pertemuan darurat. Korban 14 orang tewas + >40 luka-luka.
Penempatan "yellow line" baru (dari box beton kuning) yang masuk ke area non yellow line. dianggap pelanggaran klausul penarikan pasukan, menciptakan zona buffer ilegal. Hanya 20-30% bantuan masuk Gaza, menyebabkan krisis sampah (260.000 ton), kelaparan, dan pemulihan jenazah terhambat (ribuan masih terkubur).
Total korban sejak Oktober 2023: ~71.200 jiwa Palestina. PBB peringatkan risiko "genosida terkelola" jika blokade berlanjut. Turki dan Mesir mengecam sebagai "pelanggaran mencolok", seperti biasanya AS (via Trump) selalu membela Israel membela sebagai "hak bela diri". Ini sebabnya ada anggapan AS via Trump ikut mendukung genosida. Perjanjian dia yag menginiasiasi, tapi selalu tidak konsisten berdiri di tengah, seperti dilakukan di perjanjian Oslo dan Abraham Accords dengan hasil akhir yang merugikan Palestina dan menguntungkan Israel, bahkan West Bank dibolehkan dicaplok Israel.
Perkembangan sebelumnya, sampai dengan 31 Oktober 2025, Israel mengklaim serangan sebagai "respons proporsional" terhadap kematian satu tentara di Rafah (yang Hamas sangkal) dan penyerahan jenazah salah (termasuk bagian tubuh sandera yang sudah dikembalikan 2023). Namun, laporan independen (seperti Democracy Now! dan The Guardian) menyoroti ketidakproporsionalan: 104 kematian sipil vs. satu tentara Israel, dengan banyak serangan menghantam tenda dan rumah sakit. AS (via Trump dan Vance) seperti biasanya, mengutarakan adab zionisnys dengan membela Israel sebagai "hak bela diri", sementara Qatar dan Turki mengecam sebagai "pelanggaran mencolok".
Eskalasi utama di seluruh Gaza total pada 29 Okt - 31 Oktober 2025; total pelanggaran ~15-20 insiden baru (udara, drone, artileri); Netanyahu konfirmasi "ceasefire berlanjut tapi respons tegas"; mediator tekan agar tidak runtuh. Korban total saat itu 106 orang tewas + >300 luka-luka.
Dampak Kemanusiaannya, hanya 10-15% bantuan masuk Gaza sejak ceasefire, memperburuk kelaparan (1,9 juta orang terdampak). Total korban sejak Oktober 2023: ~68.800 jiwa Palestina. PBB memperingatkan adanya risiko kolaps total dari ceasefire jika eskalasi berlanjut.
Jalur Gaza & Skenario Jahat Zionis
Fenomena penjarahan bantuan dilakukan oleh geng dipimpin Shabab dan dilindungi Israel, telah menjarah truk-truk bantuan yang membawa makanan terutama di area Rafah, Palestina Selatan untuk warga sipil Palestina yang kelaparan.
Fakta ini telah disebutkan dalam laporan PBB dan NGO dalam briefing UN reports and humanitarian, sebagai kekuatan utama yang merampok truk bantuan di bawah perlindungan militer Israel, secara sistematis membuat Gaza kelaparan sambil menyalahkan Hamas.
Dalam wawancara dengan CNN (dikutip oleh Wikipedia, 14 Oktober 2025), pengemudi truk bantuan menyatakan bahwa Abu Shabab menyediakan sekitar 200 pria bersenjata untuk melindungi konvoi bantuan yang dikirim ke situs distribusi GHF (Gaza Humanitarian Fundation).
Postingan media sosial Abu Shabab juga mengklaim tanggung jawab dalam mengamankan truk bantuan dan mengatur konvoi (sumber: en.wikipedia.org). Ini menunjukkan adanya kerja sama de facto, meskipun GHF secara resmi menyangkalnya.
PBB dan lebih dari 170 NGO, termasuk Save the Children dan Oxfam, mengkritik GHF karena melanggar norma kemanusiaan, termasuk dugaan penggunaan kelompok bersenjata seperti Abu Shabab. TRIAL International meminta investigasi apakah GHF mematuhi hukum kemanusiaan Swiss, dengan tuduhan bahwa bantuan diarahkan untuk mendukung milisi.
GHF menerima pendanaan signifikan dari pemerintah AS, khususnya melalui Departemen Luar Negeri di bawah administrasi Trump. Pada 26 Juni 2025, AS mengumumkan alokasi $30 juta untuk GHF, dengan $7 juta sudah disalurkan pada saat pengumuman tersebut, menurut laporan The Guardian (26 Juni 2025, www.theguardian.com.
Dana ini disebut sebagai bagian dari "pengejaran perdamaian di wilayah tersebut" oleh Presiden Trump dan Sekretaris Negara Marco Rubio. Dukungan ini juga mencakup kontrak dengan perusahaan swasta seperti McNally Capital, yang bekerja sama dengan BCG (Boston Consulting Group) untuk mendirikan GHF (Wikipedia, 13 Oktober 2025).
Sementara partisipasi BCG memicu kritik dari organisasi seperti Save the Children, yang menangguhkan kemitraan dengan BCG karena dugaan perencanaan pemindahan paksa warga Palestina, dan beredar rumor bahwa beberapa yang sakit (1000 - 2000 orang) dan terluka akan dirawat di Indonesia (apakah akan kembali ke Gaza, atau sesuai skenario modus jahat mereka, dilukai dan diusir dan tanahnya dijadikan komoditi blockchain). Investigasi Financial Times (dikutip Middle East Eye, 5 Juli 2025) juga mengungkap kontrak multimillion-dollar BCG untuk mendesain skema ini, menunjukkan peran sentral mereka. (lihat penjelasan polemik BCG - Save the Children - GHF di bawah)
Setelah ceasefire, aksi penjarahan berkurang dengan mulai kemunculan Hamas secara terbuka karena pertukaran tahanan, namun kematian Saleh al Jafrawi di area gaza city, menandai mulai pertarungan Hamas dan geng Shabab yang dilindungi Israel dan di-back up PA yang bisa menyulut civil war seperti dilakukan As dan negeri Arab tetangganya di Suriah (baca artikel Suriah: https://takasitau.com/takasitau-antalya-diplomacy-forum-adf-2025). Geng Shabab berlindung di area belakang garis kuning, garis penarikan tentara IDF dan bersih dari warga Gaza, namun Popular Forces bisa aman di dalamnya.
Pelanggaran Ceasefire di Gaza
Sejak ceasefire terbaru yang dimulai pada 10 Oktober 2025 (berdasarkan kesepakatan yang dimediasi AS, Qatar, Mesir, dan Turki), Israel telah melakukan pelanggaran berulang terhadap perjanjian tersebut. Pelanggaran ini mencakup serangan udara, tembakan artileri, penembakan terhadap warga sipil, pembongkaran rumah, dan perluasan zona kontrol ("yellow line") yang melampaui batas yang disepakati.
Israel sering mengklaim serangan sebagai respons terhadap "ancaman iminen" dari Hamas atau kelompok bersenjata, tapi laporan menunjukkan banyak korban adalah warga sipil yang kembali ke rumah atau mencari bantuan. BBC Verify mengonfirmasi Israel memindahkan "yellow line" hingga ratusan meter lebih dalam ke Gaza, menciptakan "zona pembunuhan" yang melanggar perjanjian penarikan pasukan.
Blokade bantuan sementara (misalnya pada 19 Oktober) memperburuk kelaparan di Gaza, di mana 1,8 juta orang mengalami kelaparan ekstrem. Hingga 26 Oktober, total korban jiwa sejak Oktober 2023 mencapai ~68.229 orang, dengan ~100 di antaranya pasca-ceasefire ini.
Secara keseluruhan, sejak 10 Oktober 2025 hingga 26 Oktober 2025, terjadi pelanggaran, setidaknya 80-100 insiden, termasuk serangan langsung dan perluasan zona kontrol. Kantor media Gaza melaporkan 47 pelanggaran hingga 18 Oktober, yang kemudian naik menjadi 80+ berdasarkan laporan Al Jazeera dan NPR. Korban jiwa, berjumlah sekitar 100-110 warga Palestina tewas, mayoritas warga sipil (termasuk anak-anak dan keluarga), lebih dari 230 luka-luka. Lokasi utama pelanggaran terjadi di Utara Gaza (Gaza City, Shujayea, Zeitoun, al-Atatra), Tengah Gaza (Nuseirat, Bureij), dan Selatan Gaza (Khan Yunis, Rafah). Lihat tabel di bawah.
Israel mengklaim serangan sebagai "self-defense" terhadap "ancaman iminen" dari Islamic Jihad atau Hamas (misalnya, serangan drone di Khan Younis disebut menarget "operatif teroris"). Namun, laporan independen seperti BBC Verify menunjukkan pelanggaran "yellow line" menciptakan zona berbahaya bagi sipil yang kembali ke rumah. AS (via Menteri Luar Marco Rubio) seperti biasanya pollitisi ini sudah terkooptasi AIPAC dengan porsi terbesar, membela ini sebagai bukan pelanggaran, tapi Qatar dan Turki mengecam sebagai "pelanggaran berkelanjutan".
Dampak terhadap emanusiaan, berakibat tidak adanya pasokan medis signifikan sejak ceasefire; 80% infrastruktur hancur, 650.000 anak kehilangan pendidikan. Hamas menyerahkan jenazah satu sandera Israel pada 27 malam, tapi menuntut alat berat untuk gali puing (10.000 jenazah Palestina masih terkubur).
Ceasefire Diambang Runtuh
Seperti dikutip dari The Cradle @TheCradleMedia, 19 oktober 2025, bahwa dalam pernyataan terbarunya, Hamas menyatakan telah sepenuhnya mematuhi perjanjian gencatan senjata yang ditandatangani di Sharm el-Sheikh pada 9 Oktober 2025, di bawah naungan Mesir, Qatar, Turki, dan AS, sementara Israel telah "sengaja dan berulang kali" melanggar perjanjian tersebut sejak hari pertama. Hamas menyatakan telah memberikan bukti terdokumentasi, foto, dan daftar pelanggaran kepada para mediator.
Menurut Muhammad Shehada @muhammadshehad2 bahwa Pemerintah AS mengakui, bahwa Hamas TIDAK melanggar gencatan senjata & TIDAK bertanggung jawab atas pembunuhan 2 tentara Israel hari ini, yang memicu serangan Israel. Seperti disampaikan Curt Mills @CurtMills, 19 Oct 2025: Senior administration official tells me: "Hamas did nothing. Israeli tank hit an unexploded IED that has probably been there for months".
1. Menargetkan Warga Sipil
Hamas menuduh Israel sengaja menyerang warga sipil di wilayah yang diizinkan, hingga hari ini (20 Oktober 2025), Gaza Media Office melaporkan 80 pelanggaran oleh Israel, menyebabkan 97 warga Palestina tewas dan 230 luka-luka, termasuk perempuan, anak-anak, dan lansia sejak 10 Oktober. D Contohnya, keluarga Abu Shaban tewas dalam satu serangan, yang disebut sebagai upaya Israel merusak perjanjian.
2. Pelanggaran Batas Garis Kuning
Pasukan Israel dituduh mengendalikan dan menyerang area di luar "garis kuning" (600-1.500 meter), menggunakan artileri dan drone, serta menghalangi warga sipil kembali. Zona seluas 45 km² disebut dilanggar secara mencolok.
3. Memblokir Bantuan Kemanusiaan
Israel dituduh membatasi bantuan, termasuk larangan bahan pangan utama, pengiriman bahan bakar hanya 7,1% dari kesepakatan, dan memblokir input pertanian, peralatan surya, serta menutup perlintasan Zikim.
4. Mencegah Perbaikan Infrastruktur
Israel disebut memblokir peralatan untuk jaringan listrik, air, pembuangan limbah, komunikasi, material konstruksi, likuiditas bank, serta peralatan medis dan pertahanan sipil, sehingga menghambat rekonstruksi.
5. Komitmen Tahanan
Israel dituduh menunda pembebasan tahanan perempuan dan anak-anak, tidak memberikan daftar tahanan akurat, menyiksa tahanan secara sistematis, dan menghalangi keluarga tahanan yang dibebaskan untuk berkumpul kembali.
6. Penyalahgunaan Jenazah
Hamas melaporkan menerima 150 jenazah warga Palestina, beberapa menunjukkan tanda eksekusi, diborgol, atau ditindih mesin. Banyak jenazah belum teridentifikasi, dan Hamas menuntut peralatan tes DNA serta evakuasi jenazah dari reruntuhan.
Area West Bank
Ekspansi pemukiman liar Israel di Tepi Barat, yang didukung pemerintah Israel, menjadi hambatan besar. Lebih dari 700.000 pemukim (liar) tinggal di wilayah yang dianggap ilegal oleh hukum internasional, memecah wilayah Palestina dan melemahkan peluang kedaulatan. Kekerasan pemukim, seperti serangan di desa Jit pada 2024, memperburuk situasi. Inisiatif Trump belum mengatasi isu ini secara eksplisit, sementara oposisi dari sayap kanan Israel menyulitkan penarikan dari Tepi Barat.
Hukum internasional, khususnya melalui Mahkamah Internasional (ICJ), dapat menjadi alat tekanan. Opini ICJ Juli 2024 menyatakan pendudukan Israel ilegal dan menuntut penghentian pemukiman (liar). Afrika Selatan dan aktivis di The Hague mendorong pengawasan ketat terhadap implementasi rencana Trump agar selaras dengan hukum internasional. Namun, kelemahan PBB, seperti veto AS di Dewan Keamanan, membatasi penegakan resolusi, seperti Resolusi 2334 yang mengecam pemukiman. Untuk mewujudkan kemerdekaan Palestina, diperlukan penguatan peran ICJ melalui gugatan baru, sanksi terhadap pelaku ekspansi pemukiman, dan tekanan global dari demonstran serta aktivis seperti Freedom Flotilla.
Meski inisiatif Trump membuka peluang, keberhasilan kemerdekaan Palestina bergantung pada penghentian pemukiman, penarikan penuh Israel, dan integrasi Gaza-Tepi Barat. Tanpa tekanan hukum dan diplomatik yang kuat, kedaulatan Palestina akan sulit tercapai. Jalan panjang masih menjadi pekerjaan rumah bagi warga dunia membebaskan Palestina, ketika Israel sering ingkar janji dan melakukan provokasi terus menerus.
Usulan lebih progresif oleh Presiden Kolombia Gustavo Petro, dalam pidato di Sidang Umum PBB ke-80 pada September 2025, mengusulkan pembentukan pasukan bersenjata internasional—bukan pasukan PBB biasa (blue helmets)—untuk melindungi Palestina, membebaskan wilayah pendudukan, dan menegakkan keadilan. Ia mengecam kegagalan diplomasi, mendukung gugatan genosida Afrika Selatan di ICJ, dan menyerukan negara Palestina berdaulat berdasarkan perbatasan 1967, mencakup Gaza dan Tepi Barat. Didukung langkah Kolombia memutus hubungan dengan Israel dan boikot senjata, inisiatif ini selaras dengan tuntutan aktivis seperti Freedom Flotilla untuk hentikan blokade dan kekerasan pemukim.
Keterbatasan PBB, seperti veto AS dan sifat tidak mengikat resolusi Majelis Umum, membatasi efektivitasnya. Meski dipuji Global South, usulan Petro ditolak Barat sebagai provokatif, terutama di tengah inisiatif gencatan senjata Trump. Inisiatif ini dapat memperkuat tekanan hukum melalui ICJ dan melengkapi rencana Trump, tetapi memerlukan dukungan kuat dari koalisi global untuk menjadi solusi nyata bagi kemerdekaan Palestina.
(Jkt 10/10/25 - update 16/10/25 updated 18/10/25 - new update/refine 5/11/25).
Tanggal | Lokasi Utama | Deskripsi Pelanggaran | Korban Jiwa (Palestina) | Sumber |
|---|---|---|---|---|
14 Okt 2025 | Shujayea (Gaza City, Utara) | Penembakan terhadap warga yang mendekati pasukan Israel; pelanggaran "yellow line". | 5-6 orang | Al Jazeera , Reuters |
16 Okt 2025 | Utara & Tengah Gaza | Serangan udara dan tembakan; tuduhan terhadap Hamas, tapi korbannya sipil. | 6 orang | NPR |
18 Okt 2025 | Zeitoun (Gaza City, Utara) | Serangan terhadap bus keluarga yang melintasi "yellow line"; insiden paling mematikan. | 11 anggota keluarga | The Guardian [web:4, web:63], Al Jazeera |
19 Okt 2025 | Rafah & seluruh Gaza (Selatan & Utara) | Gelombang serangan udara setelah tuduhan serangan Hamas; pemboman massal. | 42-44 orang (termasuk anak-anak) | Al Jazeera , NYT , Guardian |
20 Okt 2025 | Khan Yunis (Selatan) & Nuseirat (Tengah) | Serangan udara dan tembakan; termasuk pemboman sekolah UNRWA. | 4-9 orang | Al Jazeera , PBS |
24-25 Okt 2025 | Khan Yunis & Rafah (Selatan), Nuseirat (Tengah) | Pembongkaran rumah dengan robot peledak; serangan udara terhadap "target Jihad Islam"; pelanggaran "yellow line" hingga 520m lebih dalam. | 2-5 orang (termasuk pemimpin Jihad Islam) | BBC Verify [post:60], TRT World [post:58], X posts [post:40, post:44, post:50] |
26 Okt 2025 Seluruh Gaza Total 12 insiden terverifikasi sepanjang hari (serangan udara, artileri, drone, pembongkaran); blokade 80 truk bantuan di perbatasan. 6 orang tewas + 19 luka-luka Gaza Ministry of Health , UN OCHA , Al Jazeera Live Tracker | Khan Younis (Selatan) | Serangan udara Israel menargetkan rumah keluarga Al-Agha di distrik Al-Fukhari; drone menembaki warga sipil di area pertanian timur kota. | 3 orang (termasuk 1 anak) + 7 luka-luka | Al Jazeera Arabic , Quds News Network [post:33], Motasem A Dalloul [post:35 |
| Rafah (Selatan) | Tembakan artileri berat dari posisi Israel di perbatasan ke area pemukiman barat Rafah; drone menyerang nelayan di pantai. | 1 orang (nelayan) + 4 luka-luka | Palestine Chronicle , shameen suleman [post:36], Gaza Media Office [post:37] | |
| Nuseirat (Tengah) | Drone Israel menembakkan misil ke kendaraan sipil di dekat pasar kamp pengungsi; tembakan peringatan ke warga yang mendekati "yellow line" | 2 orang + 5 luka-luka | Wafa News Agency , Arab Organisation [post:30], Al Mayadeen [post:31] | |
| Gaza City (Utara) | Pembongkaran 4 rumah di kawasan Al-Tuffah oleh buldoser robot Israel; tembakan drone ke warga yang mencoba mengambil barang dari puing. | Tidak ada korban jiwa langsung, 3 luka-luka | BBC Verify [post:28], Days of Palestine [post:32], TRT World Arabic [post:29] | |
27 Okt 2025 Kumulatif (27-28 Okt) Seluruh Gaza Serangan drone, artileri, dan pembongkaran; pembatasan bantuan medis (hepatitis mempengaruhi 70.000 orang); Netanyahu konfirmasi "perang belum selesai". 6-8 orang + >20 luka-luka Gaza Media Office via X [post:39, post:45], Al Jazeera , NPR | Khan Younis (Selatan) | Dua serangan udara Israel menargetkan wilayah timur; drone menyerang kelompok sipil di Abasan al-Kabira, termasuk tembakan ke nelayan di pantai. | 2 orang (termasuk Farid Hassan Qdeih, 45) + beberapa luka-luka (termasuk anak-anak) | Al Mayadeen [post:48], shameen suleman [post:39, post:44], Motasem A Dalloul [post:41] |
| Nuseirat (Tengah) | Serangan drone menargetkan kendaraan sipil di area Al-Ahli Club; tembakan drone ke pemancing di pantai Gaza City; ledakan di Tuffah (Gaza City). | 1 orang + 4 luka-luka | Arab Organisation [post:5], agtprpnabsrdty [post:50], Quds News [post:52] | |
| Shuja’iyya (Gaza City, Utara) | Pembongkaran massal rumah (10pm-2am) oleh pasukan Israel; pemboman barat Gaza City; drone melempar granat timur Khan Younis. | 1-2 orang (termasuk Abdul Karim Rajab al-Samri, 23) + luka-luka | Motasem A Dalloul [post:41], shameen suleman [post:45], Days of Palestine [post:51] | |
| Al-Atatra & Khan Younis (Utara & Selatan) | Penempatan penanda "yellow line" hingga 520m lebih dalam ke Gaza, menciptakan "zona pembunuhan"; tembakan artileri ke pantai Rafah. | Tidak ada korban langsung dilaporkan, tapi 4 luka-luka dari tembakan ke nelayan | BBC Verify [post:40], Al Jazeera | |
29 Okt 2025 | Gaza City, Khan Younis, Rafah (Utara & Selatan) | Gelombang serangan udara massal (lebih dari 30 target) sebagai respons terhadap penembakan di Rafah; menargetkan "komandan Hamas" tapi menghantam tenda pengungsi, rumah, dan dekat rumah sakit Nasser; pelanggaran "yellow line" hingga 500m lebih dalam. | 104 orang (termasuk 46 anak-anak, 23 wanita) + ratusan luka-luka | Gaza Health Ministry - (theguardian.com +3), Al Jazeera aljazeera.com +1, Reuters reuters.com |
| Utara Gaza (Jabalia & Beit Lahia) | Serangan lanjutan setelah gelombang utama; drone menargetkan gudang senjata yang diklaim Israel, tapi menghantam area sipil dekat kamp pengungsi. | 2 orang + 10 luka-luka | NPR npr.org , The Guardian theguardian.com, Quds News [post:26] | |
30 Okt 2025 | Khan Younis (Selatan) | Serangan udara terisolasi pada pagi hari menargetkan "ancaman iminen" di area perbatasan; pembatasan bantuan (hanya 15 truk masuk vs. 500 yang dijanjikan); Hamas serahkan 2 jenazah sandera sebagai respons. | Tidak ada korban jiwa langsung, tapi 5 luka-luka dari tembakan peringatan | Reuters reuters.com, Al Jazeera aljazeera.com, Democracy Now! [post:32] |
31 Okt 2025 | Seluruh Gaza | Tidak ada serangan baru; pemantauan ketat oleh PBB dan mediator; blokade bantuan berlanjut, menyebabkan krisis medis (hepatitis mempengaruhi 80.000 orang); Israel perintahkan Hamas tarik mundur dari "yellow line" dalam 24 jam atau hadapi "penegakan paksa". | Tidak ada korban jiwa baru dilaporkan | Axios via X [post:23, post:24, post:26], UN OCHA en.wikipedia.org |
1 Nov 2025 | Khan Younis (Selatan) & Deir al-Balah (Tengah) | Serangan udara dan tembakan artileri ke area residensial; penempatan "yellow line" baru di Jabalia untuk buffer zona; blokade 200 truk bantuan. | 2 orang + 5 luka-luka | Al Jazeera , shameen suleman [post:70], Gaza Media Office [post:75] |
| Gaza City (Utara) | Penembakan drone ke warga yang kembali ke rumah di Shuja’iyya; pembongkaran rumah dengan buldoser. | 1 orang (muda laki-laki dari luka sebelumnya) + 3 luka-luka | Resistance News Network via X [post:72], TRT World | |
2 Nov 2025 | Rafah & Khan Younis (Selatan) | Tembakan ke nelayan dan warga mendekati "yellow line"; Hamas serahkan 3 jenazah sandera, tapi Israel blokade Rafah crossing. | 3 orang (termasuk 1 wanita) + 7 luka-luka | Reuters , Al Jazeera [post:60], Anadolu Agency [post:75] |
| RJabalia (Utara) | Serangan drone ke kamp pengungsi; pemulihan 500 jenazah dari puing, tapi alat berat diblokir. | Tidak ada korban baru langsung, tapi 2 luka-luka | Gaza Health Ministry , UN OCHA | |
3 Nov 2025 | Khan Younis (Selatan) | Pembongkaran massal rumah timur Khan Younis; tembakan artileri ke Deir al-Balah; pemotongan "yellow line" baru | 4 orang (termasuk 1 anak) + 10 luka-luka | TRT World , En deuil [post:64], Jerusalem Post |
| Gaza City (Utara) | Serangan udara ke gedung residensial timur kota; drone tembak warga di Al-Tuffah. | 2 orang + 4 luka-luka | Al Jazeera , shameen suleman [post:74] | |
4 Nov 2025 | Shuja’iyya (Gaza City, Utara) | Penembakan sniper ke anak di kepala; penangkapan 5 nelayan di pantai Gaza; artileri ke Khan Younis. | 1 anak + 6 luka-luka | Palestinian journalists via X [post:33], Reuters [post:25], IDF statement [post:25] (klaim "terroris") |
| Deir al-Balah (Tengah) | Kemajuan pasukan (IOF) ke Abu al-Ajin; tembakan ke area sipil; Turki ancam konsekuensi atas pelanggaran. | 1 orang + 3 luka-luk | Global Surveillance [post:28, post:34], Al Jazeera | |
5 Nov 2025 | Seluruh Gaza | Tidak ada serangan baru signifikan; blokade bantuan berlanjut (hanya 150 truk vs. 500 yang dijanjikan); pemantauan PBB peringatkan 194+ pelanggaran kumulatif. | Tidak ada korban baru dilaporkan | Gaza Media Office , UN OCHA , Al Jazeera |
Pada 8 Juli 2025, Save the Children International mengakhiri kemitraan dengan Boston Consulting Group (BCG) karena keterlibatan BCG dalam Gaza Humanitarian Foundation (GHF), sebuah organisasi bantuan yang didukung AS dan Israel, yang dianggap melayani tujuan perang Israel di Gaza.
Kemitraan sejak 2006 mencakup dukungan pro bono (tanpa biaya) untuk desain organisasi dan transformasi digital, tidak hanya Gaza. BCG membantu mendirikan GHF dan Safe Reach Solutions (SRS), perusahaan keamanan AS yang menyediakan kontraktor bersenjata untuk distribusi makanan di Gaza. Namun sejak Mei 2025, lebih dari 500 warga Palestina tewas dan ribuan terluka di dekat situs distribusi GHF akibat aksi pasukan Israel. pada sumber lain, dari petugas lapangan Sky News, GHF juga dituduh bekerja sama dengan kelompok kriminal pro-Israel, Shabab, yang menjarah bantuan untuk dijual kembali dengan harga tinggi.
Laporan Financial Times (4 Juli 2025) mengungkap BCG membuat model biaya untuk "memindahkan" sebagian besar warga Palestina dari Gaza, yang disebut CEO Save the Children, Inger Ashing, sebagai "sangat tidak dapat diterima". Save the Children menghentikan kerja sama pada 13 Juni 2025 setelah laporan awal dan menunggu investigasi eksternal BCG, yang menyangkal model relokasi tersebut sebagai tindakan tidak sah dan tanpa bayaran.
BCG menerima kontrak senilai lebih dari $4 juta (sekitar Rp 62 miliar, kurs Rp 15.500/USD) untuk GHF dan rekonstruksi Gaza (Oktober 2024–Mei 2025), meskipun mengklaim sebagian besar pro bono. Pendanaan GHF, juga termasuk dugaan $100 juta dari sumber tak jelas, menuai kritik karena melanggar prinsip kemanusiaan. BCG mengakhiri keterlibatan pada Juni 2025 setelah skandal internal, termasuk pemecatan dua mitra senior.
Pro bono adalah singkatan dari frasa Latin pro bono publico, yang berarti "untuk kepentingan umum". Dalam konteks profesional, ini merujuk pada jasa sukarela yang diberikan tanpa bayaran, terutama oleh pengacara, untuk membantu individu atau kelompok yang tidak mampu.
Save the Children adalah organisasi non-pemerintah internasional yang didirikan pada 1919, fokus pada perlindungan hak anak, penyediaan bantuan kemanusiaan (termasuk kelaparan), pendidikan, kesehatan, dan gizi di lebih dari 100 negara. (Jkt, 18/10/25)
You will see this happening in the United States within a year. pic.twitter.com/RAsNPKDgcG
— Kerry Burgess (@KerryBurgess) October 14, 2025
(Jika) Anda melihat ini terjadi di Amerika Serikat dalam waktu satu tahun. Kerry Burgess @KerryBurgess - 15 Okt 2025.
Konteks Video:
Praktik penahanan administratif terutama di West Bank (Tepi Barat) yang diceritakan dalam video ini, di mana warga Palestina bisa ditahan tanpa dakwaan atau persidangan selama hingga enam bulan sekaligus, dengan kemungkinan perpanjangan tanpa batas waktu. Seperti diketahui, di West Bank tidak ada Hamas.
Bahwa saat ini lebih dari 3.000 warga Palestina ditahan dalam sistem ini, termasuk anak-anak, tanpa akses terhadap bukti yang digunakan untuk menuduh mereka atau perwakilan hukum. Praktik ini digambarkan sebagai bentuk penculikan, karena tahanan ditahan tanpa mengetahui alasannya, dan sistem ini kekurangan transparansi dan prosedur hukum yang adil.
Masalah ini merupakan bagian dari konteks yang lebih luas, di mana menurut B'Tselem, lebih dari 600.000 warga Palestina telah ditahan di penjara Israel sejak Perang Enam Hari pada tahun 1967, dengan banyak di antaranya menjalani penahanan administratif.
Peluncuran video ini bertepatan dengan peristiwa terbaru, seperti pembebasan 88 warga Palestina dari penjara Israel pada 14 Oktober 2025, di tengah konflik dan negosiasi yang sedang berlangsung, di mana 11.056 warga Palestina ditahan, dengan setidaknya 3.500 di antaranya menjalani penahanan administratif. Praktik penahanan administratif ini kontroversial dan telah dikritik oleh organisasi hak asasi.
Perang antara Israel dan Hamas yang dimulai sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 telah menewaskan lebih dari 67.000 orang di Gaza, menimbulkan krisis kemanusiaan parah, dan meninggalkan puluhan sandera Israel yang ditawan oleh Hamas. Setelah dua tahun konflik intens, kesepakatan gencatan senjata dan pertukaran tahanan tercapai sebagai bagian dari "Rencana Perdamaian 20 Poin" yang dimediasi oleh Amerika Serikat di bawah Presiden Donald Trump, bersama mediator Mesir, Qatar, dan Turki. Kesepakatan ini diumumkan pada 9 Oktober 2025 dan mulai berlaku pada 10 Oktober 2025, dengan fase pertama diimplementasi kan pada 13 Oktober 2025.
Pertukaran tahanan adalah elemen inti dari fase pertama kesepakatan, yang dirancang untuk membangun kepercayaan antarpihak. Proses ini difasilitasi oleh Komite Palang Merah Internasional (ICRC) dan dilakukan tanpa liputan media publik untuk menghindari ketegangan.
Secara keseluruhan, ini melengkapi pembebasan sebelumnya: 105 sandera pada gencatan senjata November 2023, 30 pada Januari 2025, dan 8 melalui operasi militer Israel. Total sandera yang kembali hidup mencapai 168, sementara 75 dilaporkan tewas.
Hamas menuntut jaminan permanen dari AS agar Israel tidak melanggar. Koalisi sayap kanan Israel khawatir pembebasan tahanan "memperkuat Hamas". Sementara Israel bersikeras untuk menghancurkan terowongan Hamas sebelum penarikan penuh, sementara Hamas menolak pelucutan senjata tanpa negara Palestina. KTT di Sharm el-Sheikh, Mesir, pada 13 Oktober 2025 (dihadiri Trump, Sisi, dan pemimpin Qatar) diharapkan menyelesai kan isu ini. Tanpa komitmen, gencatan bisa runtuh seperti pada Februari 2025.
Fase Kesepakatan
Kesepakatan yang di dalamnya ada klausul pertukaran tahan dan sandera, dibagi menjadi tiga fase utama, dengan fase pertama berlangsung 6-8 minggu:
Fase Pertama (Sedang Berlangsung): Gencatan senjata sementara, pertukaran tahanan, penarikan pasukan Israel ke garis pertahanan (menguasai 53% Gaza), dan minimal 400 truk bantuan harian ke Gaza untuk atasi kelaparan.
Fase Kedua: Penarikan pasukan Israel lebih lanjut, pembebasan sandera pria dan tentara, pertukaran tahanan tambahan (misalnya, 200 tahanan Palestina untuk 4 tentara Israel perempuan, seperti pada Januari 2025). Fokus pada pelucutan senjata Hamas dan pembentukan pasukan multinasional (dipimpin AS, ~200 tentara) untuk stabilitas.
Fase Ketiga: Gencatan senjata permanen, penarikan penuh Israel, rekonstruksi Gaza, dan negosiasi pemerintahan pasca-perang (masalah utama: peran Hamas dan zona penyangga).
(Jkt 14/10/25).

Pertukaran sandera dilakukan hari ini sebagai bagian dari perjanjian gencatan senjata antara #Hamas, Palestina, dan #Israel ( #Palestina #GencatanSenjata #Trump) 3niac @3niac - 14 Oktober 2025.
The first batch of hostages liberated by the prisoner exchange deal has arrived in Ramallah to massive crowds, reporting a policy of starvation, neglect, and horrific abuse by Israel. pic.twitter.com/w0NiTHTbkf
— Good Shepherd Collective (@Shepherds4Good) October 13, 2025
Gelombang pertama sandera yang dibebaskan melalui kesepakatan pertukaran tawanan telah tiba di Ramallah disambut oleh kerumunan besar, melaporkan kebijakan kelaparan, pengabaian, dan penyiksaan yang mengerikan oleh Israel. Good Shepherd Collective @Shepherds4Good - 13 Oktober 2025.
This is the condition of Palestinian hostages that were in Israeli prisons. pic.twitter.com/b8fbLk7KTq
— F I R A S 🍉 (@firasshams1) October 15, 2025
Beginilah kondisi sandera Palestina yang berada di penjara Israel. F I R A S 🍉 @firasshams1 - 15 Okt 2025
After enduring unfathomable torture, hundreds of Palestinian hostages were finally released today as part of a prisoner-exchange deal led by the resistance.@sahatenglish spoke to some of them about the prison conditions, and they all recounted severe beatings, sleep deprivation… pic.twitter.com/Xz6MoPdukv
— Sahat English 🇵🇸 (@sahatenglish) October 13, 2025
Setelah mengalami siksaan yang tak terkira, ratusan sandera Palestina akhirnya dibebaskan hari ini sebagai bagian dari kesepakatan pertukaran tawanan yang dipimpin oleh gerakan perlawanan. @sahatenglish berbicara dengan beberapa di antaranya tentang kondisi penjara, dan mereka semua menceritakan pukulan keras, kekurangan tidur, dan kondisi hidup yang sangat buruk. @sahatenglish - 14 Okt 2025
⚡️BREAKING: Freed photojournalist Shadi Abu Sido, kidnapped on March 18, 2024, during Israel’s raid on Al-Shifa Medical Complex, spoke after nearly 20 months in captivity, expressing shock at global silence.
— Suppressed News. (@SuppressedNws1) October 13, 2025
“For two years I was starved, I went in starving and came out… pic.twitter.com/lRWTxGaQlL
TERKINI: Jurnalis foto yang dibebaskan, Shadi Abu Sido, yang diculik pada 18 Maret 2024, selama serangan Israel di Kompleks Medis Al-Shifa, berbicara setelah hampir 20 bulan ditawan, mengungkapkan keterkejutannya atas diamnya dunia.
"Selama dua tahun saya kelaparan, saya masuk dan keluar kelaparan," katanya. "Mereka menggantung tubuh kami siang dan malam, telanjang, menyiksa dan menghina kami. Mereka bilang, 'Kami membunuh anak-anakmu. Gaza sudah musnah.'" Suppressed News.@SuppressedNws1 - 13 Okt 2025

Keberadaan unit tersebut pertama kali diakui secara publik pada tahun 2016, 10 tahun setelah pembentukannya, ketika terungkap ditugaskan untuk mengawal tentara Israel Gilad Shalit — pada akhirnya berujung pada pertukaran tawanan yang sukses.
The Qassam Shadow Unit atau Unit Bayangan Qassam, telah menggetarkan koridor intelijen Zionis, melambangkan bentuk tertinggi perang rahasia dan profesionalisme keamanan di era modern. Bagi orang luar, unit ini bagaikan entitas hantu, tanpa wajah, tanpa kebocoran, tanpa pernyataan, hanya eksekusi dan hasil mendekati sempurna yang membuat musuh tertegun.
Qassam Shadow Unit (juga dikenal sebagai Wihdat al-Thil atau Unit al-Zill) adalah satuan elit dan rahasia dalam Brigade Al-Qassam, sayap militer Hamas. Dibentuk sekitar tahun 2006 setelah penculikan tentara Israel Gilad Shalit, unit ini bertugas menjaga, menyembunyikan, dan melindungi tawanan musuh (seperti tentara atau warga sipil Israel) di Gaza dari upaya penyelamatan atau serangan intelijen Israel.
Anggotanya dipilih berdasarkan kualifikasi ketat seperti kecerdasan tinggi, keterampilan manajemen krisis, dan kerahasiaan mutlak, dengan pengawasan dari komandan seperti Mohammed Deif.
Unit ini terkenal karena operasi stealth-nya selama perang Gaza, termasuk menjaga tawanan selama hampir dua tahun di tengah serangan Israel, dan baru-baru ini terlibat dalam penyerahan tawanan kepada Palang Merah pada Oktober 2025. Hamas mengklaim unit ini memperlakukan tawanan secara manusiawi sesuai ajaran Islam.
Seperti dilaporkan berita lama New Arab atas video, 5 januari 2016, bahwa tentara Israel bernama Gilad Shalit yang ditahan 5 tahun, terlihat ramah dan bersahabat dengan penculiknya, bahkan memasak ayam panggang di pantai. Dia dijaga oleh pasukan elit Brigade al-Qassam, yang oleh Hamas disebut sebagai “shadow unit". Berkata: “menghormati tawanan musuh dengan cara yang sesuai dengan aturan Islam, memenuhi kebutuhan mereka, dan mempertimbang kan perlakuan yang diberikan kepada tawanan perlawanan yang berada di tangan musuh.” *)
*) palestinechronicle.com - 14 Oktober 2025
*) aawsat.com - 15 Oktober 2025
*) newarab.com - 16 januari 2016
(Jkt 14/10/25).

Saleh al-Jafrawi
Pada 12 Oktober 2025, Saleh al-Jafrawi—jurnalis independen Palestina berusia 28-30 tahun yang populer di Instagram dan TikTok karena liputan lapangan tentang kehancuran perang Gaza—tewas ditembak di kepala saat meliput bentrokan bersenjata di Sabra, Gaza City. Saleh, yang dikenal sebagai "suara Gaza" karena dokumentasinya yang berani, menjadi korban terbaru dalam konflik yang kian rumit.
Pelaku utama? Menurut sumber Palestina dan media internasional, pembunuhnya adalah anggota Popular Forces, milisi bersenjata yang dipimpin Yasser Abu Shabab—seorang pemimpin klan anti-Hamas yang didukung Israel. Kelompok ini beroperasi di Rafah dan Gaza City, bekerja sama dengan IDF untuk melemahkan Hamas pasca-gencatan senjata rapuh.
Saleh sedang merekam eskalasi antara Hamas dan milisi pro-Israel seperti ini ketika "dieksekusi" secara dingin. Awalnya ada spekulasi keterlibatan klan Dughmush (seperti Doghmush), tapi bukti kuat mengarah ke Abu Shabab, termasuk konfirmasi dari Channel 12 Israel di X (Twitter).
Media Israel seperti Israel Hayom dan aktivis pro-Israel "merayakan" kematiannya, tuduh Saleh sebagai "propagandis pro-Hamas" yang kumpulkan dana hingga $13 juta untuk Palestina. Sebaliknya, jurnalis Palestina dan Al Jazeera mengeecam keras, ini sebagai bagian dari pembunuhan 250+ jurnalis Gaza sejak Oktober 2023, dengan milisi pro-Israel sebagai pelaku baru yang memanfaatkan ketegangan internal.
Ingat, ada rumor palsu kematian Saleh di 2024—tapi kejadian ini asli, dikonfirmasi sumber kredibel. Tragedi ini tak hanya menambah daftar korban pers di Gaza, tapi juga menyoroti bagaimana milisi seperti Abu Shabab picu kekacauan, membuat Gaza terperangkap di antara Hamas dan proksi Israel. Saleh meninggal demi cerita moral dan kebenaran, yan sudah menghilang di tengah kegaduhan politisi, pelaku bisnis global dan pemerintahan yang melakukan segala cara demi ekonomi dan geopolitik —semoga tak sia-sia.
(Jkt 13/10/25).
Saleh al-Jaafarawi survived the war of extermination but was killed by Israel-backed gangs affiliated with the Fatah-linked Dughmush family.
— آدم🔻 (@admqds) October 13, 2025
May Allah have mercy on him. https://t.co/Si1yPF3cpe pic.twitter.com/18ScuZScwp
Saleh al-Jaafarawi selamat dari ‘perang pembasmian’ setelah ceasefire malah dibunuh oleh anggota popular forces, milisi bersenjata yang dipimpin Yasser Abu Shabab. آدم🔻 @admqds - 13 Oktober 2025.
Perkembangan terbaru menunjukkan bahwa Israel terus mendukung milisi yang terkait dengan Fatah di Gaza. Dua kelompok bersenjata tambahan yang berafiliasi dengan Fatah [partai politik Palestina] kini beroperasi di Gaza dengan koordinasi dan dukungan Israel, seperti yang dilaporkan Ynet pada Kamis. Oleh sebab itu, Hamas masih berat untuk melucuti senjata dengan kehadiran milisi yang di back-up Israel dan berpotensi terjadi Civil War, biasanya sebagai taktik Israel, AS atau Barat, bahkan didukung oleh negara Arab sekitanya, dan ini terjadi di Suriah pada penggulingan Assad.
Empat Milisi anti-Hamas yang didukung Israel dan AS untuk Civil War di Palestina
Strategi dukungan AS dan Israel terhadap milisi anti-Hamas, diharapkan mereka memicu perang saudara (civil war) di Palestina, seperti mirip strategi di Suriah terhadap Bashar al-Assad.
Israel telah melatih dan mempersenjatai kelompok lokal seperti Popular Forces (dipimpin Yasser Abu Shabab) dan Strike Force Against Terror (Hossam al-Astal) sejak awal 2025, yang kini bertambah menjadi 4 geng, sebagai alternatif pemerintahan Hamas. AS mendukung ini melalui rencana gencatan senjata (Trump-backed plan, September 2025), yang menuntut pelucutan senjata Hamas dan pembentukan administrasi sipil non-Hamas.
Perkembangan terakhir, ada empat milisi, dengan empat nama pimpinan—Ashraf Al Mansi, Rami Halas/Hilles (kemungkinan merujuk pada Rami Hilles), Hossam Al Astal, serta Yasser Abu Shabab—merupakan pemimpin kunci milisi anti-Hamas yang didukung Israel dan dana dari Abbas (PA). Kelompok-kelompok ini terus bentrok dengan Hamas, yang menganggap mereka sebagai kolaborator, sehingga memicu penindakan seperti penangkapan, eksekusi, dan penyergapan. Perkembangan yang tidak menggembirakan bagi warga Gaza., pegganti Hamas adalah geng kriminal yang pro_Israel.
Peringatan AS terbaru (18 Oktober 2025) menyoroti ancaman serangan Hamas yang terhadap geng ini, mengancam kestabilan gencatan senjata, membenarkan bahwa ada strategi tersembunyi dari perdamaian yang digagas Trump.
Milisi-milisi tersebut menguasai "enklave" terfragmentasi di sekitar 56-58% wilayah Gaza yang masih dipengaruhi Israel, terutama dekat rute bantuan. Namun, operasi mereka memperburuk kekacauan, termasuk penjarahan bantuan, pembunuhan warga sipil, dan kekerasan antar-Palestina yang telah menewaskan puluhan orang sejak gencatan senjata dimulai. Lihat peta dan keterangan di bagian E, di bawah.
Hamas telah menyita senjata dan truk milik mereka, serta mengeksekusi anggota yang dicurigai, sementara pakar memperingatkan risiko perang saudara (civil war) tanpa pelucutan senjata luas atau keterlibatan Otoritas Palestina (PA), dimana PA juga diragukan netralitas dan kekuatannya, mengingat West Bank pun Abbas tidak berdaya terhadap kesewenangan Israel dan warga liarnya.
Satu kelompok aktif di Kota Gaza, dan yang lainnya di Khan Younis—kedua wilayah tersebut saat ini menjadi lokasi kehadiran pasukan IDF sebagai bagian dari Operasi Gideon’s Chariots.. Ynet melaporkan pada 3 Juli 2025 tentang pembentukan kelompok-kelompok yang dipimpin oleh Hillis di Kota Gaza dan Hunaideq di Khan Younis, sesuai dengan detail yang tercantum dalam postingan X [Sumber: Bridgesforpeace.com, 2025-07-03].
IDF dan Shin Bet merekrut milisi Gaza dengan janji gaji dan tanah. Apa yang awalnya dimulai sebagai warga sipil yang digunakan untuk tugas-tugas tertentu kini telah berubah menjadi kelompok bersenjata yang menjalankan operasi, terkadang di luar kendali Israel. ”Ini mengingatkan saya pada Sabra dan Shatila," kata seorang komandan. Shin Bet, atau lebih formalnya Shabak (Shin Bet Security Service), adalah badan intelijen yang bertugas menjaga keamanan dalam negeri Israel. Etan Nechin @Etanetan23 - 17 September 2025
Dukungan Israel (senjata, logistik) dan dana dari PA yang disebutkan di X juga dikonfirmasi oleh sumber lain. PA bergantung pada bantuan finansial dari donor internasional, termasuk AS dan UE, yang sering kali mensyaratkan kerja sama dengan Israel untuk menjaga stabilitas. Postingan X menyebutkan bahwa PA mulai membayar gaji milisi sejak bulan lalu (Juni 2025), yang menunjukkan tekanan atau insentif dari Israel untuk mendukung strategi ini (sumber: @DropSiteNews, 3 Juli 2025).
Dana Syuhada Otoritas Palestina, yang membayar $159 juta pada 2020, mungkin mendanai milisi-milisi ini, dengan pembayaran dilanjutkan untuk tahanan yang berafiliasi dengan PLO pada 2009, menurut Wikipedia [Sumber: En.wikipedia.org, 2025-09-01].
Pada kop surat PA yang ditandatangani dan dicap, perintahnya secara eksplisit:
13/06/2025 – Permintaan perekrutan 20 orang dari Khan Yunis disetujui, dipilih langsung oleh seorang pemimpin klan yang setia kepada Yasser Abu Shabab, semuanya mantan anggota Keamanan Preventif yang sekarang berpihak pada Fatah.
15/07/2025 – Abbas memerintahkan Kementerian Keuangan untuk mengucurkan 50 juta shekel kepada Dinas Keamanan Preventif “berdasarkan alokasi pra-penawaran,” dengan kewenangan penuh bagi komandannya.
17/07/2025 – Kantor Kepresidenan memerintahkan Keamanan Preventif untuk mengirimkan uang ini kepada “pasukan rakyat di Jalur Gaza” berkoordinasi dengan pihak Israel melalui perlintasan Kerem Abu Salem.
19/07/2025 – Keamanan Preventif diperintahkan untuk mengirim tiga perwira yang ditahan ke Rafah untuk “memperkuat kapasitas militer” pasukan ini dan untuk membuka “saluran keamanan khusus” antara Gaza dan Ramallah.
Sebagai perbandingan, PA mengelola West Bank, namun sangat lemah dan tidak berkutik terhadap intervensi Israel yang terus melakukan apartheid dan penyerobotan tanah & lahan melalui penduduk liar (Israel). Seperti penyitaan tanah, penangkapan, dan pembangunan permukiman ilegal. Ini karena PA tidak memiliki kedaulatan penuh (hanya mengendalikan Area A yang terbatas berdasarkan Oslo Accords) dan tekanan internasional untuk menjaga stabilitas, membuatnya pasif terhadap intervensi Israel. Laporan CFR (2025-10-01) mencatat bahwa PA bergantung pada koordinasi keamanan dengan Israel, yang sering kali membatasi gerakannya.
Terdapat kelompok lain seperti yang dipimpin Ashraf al-Mansi (terdeteksi 4 geng keterangan di atas) dan hingga 12 milisi yang baru muncul melawan Hamas. Konflik ini diperparah oleh vakumnya kekuasaan di Gaza pasca-serangan Israel yang telah menewaskan lebih dari 66.000 warga Palestina (The Guardian, 1 Oktober 2025), serta dukungan eksternal dari Israel dan PA.
Yasser Abu Shabab - Popular Forces
Geng Abu Shabab yang disebut Popular Forces, telah disebutkan dalam laporan PBB dan briefing UN reports and humanitarian NGO, sebagai kekuatan utama yang merampok truk bantuan di bawah perlindungan militer Israel, secara sistematis membuat Gaza kelaparan sambil menyalahkan Hamas. Geng ini beroperasi sebagai wajah Palestina dari rencana pembersihan etnis Israel, membangun “zona aman” dan kota perkemahan di selatan Gaza (al-Malawi) yang dirancang untuk mengumpulkan lebih dari setengah juta warga Palestina ke area mirip kamp konsentrasi sebelum mengusir mereka ke Mesir atau negara ketiga.
Yasser Abu Shabab, pemimpin geng kriminal berusia 31-35 tahun dari Rafah selatan. Berasal dari suku Bedouin Tarabin—klan besar dengan jaringan perdagangan di Sinai dan Negev—ia putus sekolah dasar, buta huruf, dan punya riwayat panjang sebagai penyelundup narkoba, rokok, serta senjata via terowongan Gaza-Egypt. Sejak remaja, ia terlibat operasi gelap, termasuk bantu penculikan tentara Israel Gilad Shalit (2006) lewat saudaranya, dan sempat jaga fasilitas Fatah (afiliasi Otoritas Palestina).
Tahun 2015. ditangkap Hamas atas perdagangan narkoba dan dipenjara 25 tahun di Asda Prison, Khan Younis. Kabur saat Israel bom penjara Oktober 2023—awal perang Gaza. Sejak Mei 2024, ia muncul sebagai oposisi Hamas, pimpin "Popular Forces" (100-300 anggota, mayoritas ex-narapidana Tarabin).
Sebagai proxy Israel, Popular Forces menjarah truk bantuan UNRWA/Red Cross sejak Mei 2024—klaim "keamanan" untuk Gaza Humanitarian Foundation (GHF, dukung AS-Israel). Mereka menimbun curian, menjual pasar gelap, dan bangun "kamp konsentrasi" Rafah untuk paksa pengungsian pakai makanan umpan.
Melakukan propaganda via Facebook multibahasa (diduga dibantu IDF)—bahkan op-ed di Wall Street Journal meski dia buta huruf. Juga menembakkan, roket ke Israel dan bentrok dengan polisi Gaza. Ada bebrapa kecurigaan UAE diduga dibantu dana (plat mobil Sharjah UAE pada Juni 2025. PBB mengecam sebagai Popular Force sebagai "pencuri utama" bantuan ke Gaza.
(Jkt 13/10/25 - update 18/10/25).

Kiri: Salah satu anggota geng Abu Shabab mengunggah foto dengan truk pikap berpelat nomor Uni Emirat Arab (UEA). Abu Shabab adalah geng yang merampok bantuan di Gaza dan membunuh sopir truk bantuan. Geng ini dibekali senjata oleh Israel, dan kini bukti menunjukkan bahwa UEA juga terlibat. Analisis Perang @warfareanalysis - 8 Juni 2025.
Kanan: Betapa besarnya kemunduran yang dialami oleh mesin media Amerika. Pemimpin geng yang didukung Israel dan terkait ISIS kini menulis artikel opini untuk WSJ (The Wall Street Journal), Menggelikan, padahal tidak bisa baca tulis, dan tidak sekolah pen.. Yasser Abu Shabab dituduh memimpin penjarahan sistematis bantuan kemanusiaan, termasuk pencurian 98 truk PBB di dekat Kerem Shalom pada November 2024. Kelompoknya beroperasi di timur Rafah di bawah perlindungan Israel, memeras dan menyerang konvoi bantuan, serta menerima senjata yang diduga berasal dari pasukan Israel, menurut Washington Post dan The Guardian. Ini adalah masa-masa tergelap dalam sejarah media. Khalissee @Kahlissee - 26 Juli 2025
Intolerable..
— Motasem A Dalloul (@AbujomaaGaza) May 31, 2025
For God’s sake, share this to let the world see how Palestinians are being dehumanised by the filthy Israeli-American elites..
Elderly ladies are collecting remains of flour after it was stolen by Israeli-protected gangs in Khan Younis!
Over 100 truckloads of… pic.twitter.com/AxTxY5P3Ez
Tak bisa ditoleransi.. Demi Tuhan, bagikan ini agar dunia melihat bagaimana orang Palestina didehumanisasi oleh elit Israel-Amerika yang kotor. Para wanita tua mengumpulkan sisa-sisa tepung setelah dicuri oleh geng-geng yang dilindungi Israel di Khan Younis! Lebih dari 100 truk berisi tepung dan perlengkapan lainnya sedang dalam perjalanan ke gudang WFP untuk didistribusikan kepada orang-orang yang kelaparan. Namun, pasukan pendudukan Israel meminta pengemudi truk untuk mengambil rute tertentu dan membunyikan klakson agar gerombolan penjahat muncul dan mencuri bantuan! Motasem A Dalloul @AbujomaaGaza - 1 Jun 2025

Netanyahu, secara rahasia menyetujui melatih dan mempersenjatai milisi Palestina di Gaza yang terkait dengan ISIS (Islamic State). Yasser Abu Shabab dari klan Bedouin Hamashah, didukung untuk menjaga truk bantuan kemanusiaan di selatan Gaza (GHF). Artikel diterbitkan pada 11 Juni 2025.

Yasser Abu Shabab, pemimpin geng kriminal "Popular Forces" Proxy Isarel untuk lawan Hamas di Gaza, Tampak Anggota Popular Forces dilihat pada foto yang diunggah di halaman Facebook mereka. Dari Popular Forces/Facebook

2 - dari 4 surat Kantor Kepresidenan yang ditampilkan di sini. Sementara pejuang Gaza di garis pertahanan, Kantor Kepresidenan Mahmoud Abbas (PA) mendanai dan mempersenjatai salah satu milisi paling terkenal yang didukung Israel di Jalur Gaza, geng Yasser Abu Shabab, yang juga dikenal sebagai “Popular Forces.” Thomas Keith @iwasnevrhere_ - 4 Sep 2025.

IDF dan Shin Bet merekrut milisi Gaza (diduga kuat Yasser Shabab) dengan janji gaji dan tanah diunggah- Etan Nechin @Etanetan23 - 17 September 2025.
A video from Deir al-Balah, Gaza, shows clan-based gangs looting several aid trucks. The stolen supplies will be stored and sold later at inflated prices. pic.twitter.com/YVmzCeJrEV
— Ihab Hassan (@IhabHassane) July 29, 2025
Dokumentasi video dari Deir al-Balah, Gaza, menunjukkan geng-geng berbasis klan menjarah beberapa truk bantuan. Barang-barang curian tersebut akan disimpan dan dijual kembali dengan harga yang melambung. Ihab Hassan @IhabHassane - 29 Jul 2025. Geng disni belum terkonfirmasi, namun banyak laporan geng dar popular force yang membajak bantuan, untuk dijual di pasar gelap. Ada yang menduga bukan dari gang Shabab karena mereka beroperasi di Rafah, Gaza Slatan. Namun kemantian jurnalis Saleh di Gaza City oleh gang Shabab/pupolar force, membuktikan operasi mereka sudah menyebar.
"They lined us up and started executing people."
— Al Jazeera English (@AJEnglish) July 20, 2025
Criminal gangs in Gaza, sometimes supplied with and shielded by Israeli weapons, have been looting aid trucks carrying food meant for starving Palestinian civilians. Here’s why. pic.twitter.com/WLicdRYpu5
"Mereka membuat antrian kami dan mulai mengeksekusi orang." Geng-geng kriminal di Gaza, yang terkadang dipasok dan dilindungi oleh senjata Israel, telah menjarah truk-truk bantuan yang membawa makanan untuk warga sipil Palestina yang kelaparan. Al Jazeera English @AJEnglish - 20 Juli 2025.

Sejak serangan Israel menyebabkan gangguan keamanan di Gaza, pengiriman makanan kepada warga Palestina yang kelaparan hampir mustahil dilakukan dengan aman. Harga satu kilogram tepung terigu mencapai $60 (Rp. 990.000) dalam beberapa hari terakhir, dan satu kilogram lentil mencapai $35 (Rp. 577.500). Harga tersebut di luar kemampuan sebagian besar penduduk di wilayah tersebut, yang menurut para ahli berisiko kelaparan dan di mana sebagian besar penduduknya bergantung pada tabungan selama 21 bulan perang Israel-Hamas. (Produksi oleh Wafaa Shurafa). https://apnews.com/ - 29 Juli 2025. (asumsi kurs skg $1 ~ Rp. 16.500)

Dalam seminggu menjelang 1 Agustus, 89% truk bantuan PBB yang memasuki Gaza dijarah. Otoritas Israel telah menggunakan tingkat intersepsi yang tinggi untuk menggambarkan mekanisme pengiriman bantuan PBB sebagai kegagalan — tetapi seorang jurnalis investigasi digital Sky News menemukan bahwa tumpahan tepung yang terlihat "hampir semuanya berada jauh di dalam area yang dinyatakan sebagai zona tempur IDF" — area tempat Yasser Abu Shabab dan milisinya yang didukung Israel diketahui beroperasi. Drop Site @DropSiteNews - 12 Agt 2025. Area pink zona = IDF combat zone (Rafah), map hijau, dan titik2 cecerah tepung.
Israel exposed for backing militias in Gaza in new footage
— Ounka (@OunkaOnX) October 18, 2025
Always Behind every evil... pic.twitter.com/XaOhIikDp9
Israel terungkap mendukung milisi di Gaza dalam rekaman baru. Selalu (ada) di balik setiap kejahatan... Ounka @OunkaOnX - 18 Oktober 2025

Rezim Zionis telah menciptakan dan mempersenjatai sedikitnya empat kelompok teror, yang diawaki oleh teroris dan penjahat yang berafiliasi dengan Al-Qaeda, sebagai proksinya di Gaza—mirip dengan apa yang dilakukannya di Suriah.Iran Military Monitor @IRIran_Military - 19 Okt 2025. Rami Halas atau Rami Hilles: dalam pencarian oleh @grok, ditemukan Watermark @or_falicov pada foto aslinya, mengarah ke akun Instagram Or Falicov, seorang jurnalis Israel yang sering memposting konten terkait Gaza, termasuk milisi anti-Hamas.
| Pemimpin | Nama Milisi, deskripsi dan Lokasi di Gaza | Status Saat Ini (Okt 2025) | Aktivitas Utama Terkini/Catatan |
|---|---|---|---|
| Ashraf Al Mansi | People's Army – Pasukan Utara (sayap semi-mandiri dari People's Army) Lokasi: Gaza Utara (Beit Lahia, Jabalia; markas di sekolah yang ditinggalkan ~500m di dalam zona Israel) | Aktif; membantah rumor tindakan keras Hamas dalam video tanggal 14 Oktober, mengklaim mengendalikan wilayah utara. | Memperingatkan Hamas agar tidak memasuki zona yang dikendalikan (15 Oktober); menerima pasokan Israel melalui konvoi dari Penyeberangan Erez; dituduh oleh Hamas memiliki hubungan dengan Shin Bet dan perdagangan narkoba; ~puluhan pejuang; bentrokan terbaru di Jabalia (10 Oktober). |
| Rami Halas (Hilles/Khiles) | Shujaiya Popular Defense Forces (atau People's Forces faction) Lokasi: Kota Gaza Timur (Kawasan Shuja'iyya, di bawah kendali perbatasan Israel) | Aktif; tidak ada rencana untuk melucuti senjata menurut anggota milisi; diperkirakan sekitar 400 pejuang, meskipun klan tersebut membantah adanya hubungan. | Bentrokan tembak-menembak dengan Hamas (15 Oktober); dilaporkan adanya bantuan operasional dari IDF; digambarkan sebagai faksi keluarga yang berafiliasi dengan Fatah yang memberontak melawan Hamas; dituduh melakukan kolaborasi, yang menyebabkan ketegangan antara klan dan Hamas.r |
| Hossam Al Astal | Strike Force Against Terror (Anti-Terror Strike Force; Koordinasi dengan Popular Forces) Lokasi: Gaza Selatan (Khan Yunis; markas di desa Kizan al-Najjar) | Aktif; membantah penangkapan/pembunuhan Hamas baru-baru ini; terus bertempur meskipun ada gencatan senjata | Bentrokan terbuka dengan Hamas di al-Mawasi (10 Oktober, dengan bantuan IDF); merekrut melalui WhatsApp/media sosial; dipimpin oleh keluarga (terkait Fatah); menyediakan “zona aman” untuk pengungsi; meminta perlindungan internasional dari eksekusi Hamas (17 Oktober). |
| Yasser Abu Shabab | Popular Forces (juga Anti-Terror Service; terbesar dan paling menonjol Lokasi: Gaza Selatan (timur Rafah, timur Khan Yunis; ~300 pejuang) | Aktif; memandang peran dalam “hari setelah” pasca-Hamas di Gaza; menjadi target perburuan Hamas. | Mencuri/merampok konvoi bantuan (misalnya, Gaza Humanitarian Foundation); menyerang unit Hamas (Juni 2025); keluarganya membuangnya; mengeksekusi anggota senior Ahmed Zeidan Tarabin (13 Oktober); serangan Hamas baru-baru ini di Rafah (19 Oktober) memicu serangan udara IDF. |