Global Sumud Flotilla, Global March to Gaza, Freedom Flotilla & Handala



A. GLOBAL SUMUD FLOTILLA


Update Aktivis Global Sumud Flotilla

Kata-kata Pertama Greta Thunberg sesudah Dideportasi

Greta Thunberg memberikan kata-kata pertamanya setelah dibebaskan dari penjara Israel, tempat ia dipukuli dan dipaksa mencium bendera Israel. Ia mengatakan bahwa kisah ini bukan tentang mereka, melainkan tentang Gaza. Flotila Global Sumud @GlobalSumud - 07 Oktober 2025. Greta Thunberg dan 171 anggota Global Sumud Flotilla sampai di Yunani, disambut oleh kerumunan besar di Athena setelah penculikan mereka oleh pendudukan Israel.



PERLAKUAN BURUK ZIONIS ISRAEL TERHADAP AKTIVIS GSF DI TAHANAN

Al Jazeera dalam laporan 5 Oktober 2025, di artikel "More Gaza flotilla activists allege mistreatment in Israeli detention" bahwa aktivis GSF mengalami penganiayaan. Dua bersaudara penyanyi dan aktor asal Malaysia, Heliza Helmi dan Hazwani Helmi, menggambarkan perlakuan “brutal” dan “kejam” saat ditahan oleh pasukan Israel., Heliza menceritakan pengalamannya dipaksa puasa makan selama tiga hari, hanya minum dari air toilet.


@Kieran.Andrieu dari Novara Media, yang bergabung dengan Global Sumud Flotilla, mengatakan ia ikut serta untuk menunjukkan solidaritas kepada warga Palestina dan menggambarkan kondisi sulit yang dihadapi para penumpang. “Beginilah cara Israel memperlakukan orang Eropa. Bayangkan saja bagaimana mereka memperlakukan orang Palestina setiap hari.” The Associated Press melaporkan, bahwa jurnalis Italia Saverio Tommasi, menyebut tentara Israel memperlakukan para aktivis  "seperti monyet".

Menurut Irfan_newboys🇲🇾🇵🇸🏳️🏴@Marchfoward, (5 Oktober 2025) yang merangkum testimoni dari beberapa peserta GSF mengungkapkan perasaan mereka tentang perlakuan buruk Israel saat di penjara Ktzi'ot


1) IDF Memaksa Peserta Muslim Melepas Hijab di Depan Pria dan Menyita Hijab Mereka. Peserta yang Tidak Berhijab Memberikan Baju Mereka untuk Memastikan Kami Menutupi Aurat, Kata Aktivis Türkiye, Semanur Sonmez


2) Berlutut Selama 5 Jam Tanpa Henti dengan Tangan Terikat Sementara Beberapa Peserta Meneriakkan "Free P"


3) Peserta Tidak Diberi Makanan, Air, dan Obat-obatan dan Diperlakukan Seperti Binatang, Kata Hazwani Helmi


4) Peserta dan Pembaca Berita Türkiye, Ikbal Gurpinar, Mengatakan Bahwa IDF Membiarkan Mereka Kelaparan Selama 3 Hari. Meninggalkan Mereka Kehausan di Sel Penjara yang Sangat Panas. Beberapa Peserta, termasuk dirinya, Harus Minum Air dari Toilet atau Jamban. Dia Mulai Memahami Penderitaan Warga Gaza yang Ditahan


5) Ditahan karena Tidak Dapat Bertemu dan Menghubungi Pengacara. Proses Imigrasi Dilakukan Tanpa Kehadiran Pengacara


6) Tulisan-tulisan berlumuran darah terlihat di dinding penjara. Termasuk tulisan seorang ibu yang menuliskan daftar nama anak-anaknya dengan darah di dinding penjara. Di saat yang sama, ia mengetahui apa yang dialami, dialami, dan dikeluhkan para tahanan Palestina di penjara, kata Aycin Katoglu, Aktivis Turki.


7) Peserta asal Maroko, Yassine Benjelloun, menginformasikan bahwa mereka baru diberi air setelah 32 jam. Sipir penjara akan memasuki sel setiap 2 jam dengan anjing pemburu untuk memastikan mereka tidak tidur. Penembak jitu mengarahkan senjata mereka untuk menakut-nakuti para peserta di sel penjara.


8) Iylia Balqis menyatakan bahwa para peserta dimasukkan ke dalam kandang di bawah terik matahari, menyebabkan mereka kepanasan dan lemas. Mereka juga tidak diberi air saat itu. Tahanan yang berjilbab tidak diperbolehkan memakai jilbab. Peserta tidak diberi obat, dan ketika mereka memohon, sipir mengatakan selama ia belum mati, ia baik-baik saja.

(Jkt, 5/10/25)


Misi GSF secara fisik bisa dikatakan gagal mencapai Gaza sepenuhnya, tapi berhasil menyoroti blokade Israel yang telah menyebabkan kelaparan massal di Gaza, misi ini sukses dalam hal publisitas. Mereka menyoroti kelaparan di Gaza (dan 73 orang tewas dalam serangan 2 Oktober) yang memicu protes global. 


Freedom Flotilla Coalition (FFC) sebagai induk atau aliansi kelompok pro-Palestina dari berbagai negara, berencana meluncurkan flotilla baru pada 2026, dengan fokus pada kapal-kapal kecil untuk menghindari intersepsi. Mereka  mendukung tuntutan hukum di Mahkamah Internasional atas intersepsi di perairan internasional.


1 Oktober 2025: Saat ini, fokus organisasi pada pembebasan tahanan dan deportasi yang aman. Setelah tanggal 1 Oktober 2025, ketika Armada GSF memasuki "zona berisiko tinggi" sekitar 150 mil laut dari Gaza. Israel mengirim 20 drone dan mengancam intersepsi. Komunikasi kemudian terputus sementara, setelah itu dilaporkan parsial, kapal diintersep. 


GSF secara resmi mengonfirmasi bahwa pasukan laut Israel secara ilegal mencegat dan naik ke kapal Sirius milik Global Sumud Flotilla beserta kapal-kapal lain di perairan internasional. 38 orang dari 16 negara diculik - Ryan Rozbiani @RyanRozbiani - 01 Oktober 2025. Juga dilaporkan, pasukan Israel telah menculik Greta Thunberg dan puluhan peserta Global Sumud Flotilla, termasuk jurnalis. Saat ini, lebih banyak kapal diserbu saat flotilla—yang membawa susu formula untuk anak-anak kelaparan di Gaza—sedang diserang. Radio Islam @radioislam - 2 Oktober.


2 Oktober 2025: Kemudian dilaporkan bahwa tiga warga negara Malaysia lainnya telah dikonfirmasi ditahan oleh rezim Israel selama misi Global Sumud Flotilla (GSF), sehingga jumlah total warga negara Malaysia yang ditahan menjadi 15. Di antara kapal-kapal yang ditahan adalah Huga, Sirius, Alma, Grand Blu, Hio, dan Free Willy. - AlHijrah News @beritaalhijrah - 02 Oktober 2025. Pada saat siangnya, berbagai elemen warga Malaysia demo ke Kedutaan Amerika. malamnya, pendukung sepakbola Ultras Malaya berbaris menuju Kedutaan Besar AS pada pukul 21.00, menyampaikan protes mereka setelah 15 warga Malaysia yang ikut serta dalam misi Global Sumud Flotilla (GSF) ke Gaza ditahan.


5 Oktober 2025: Update terakhir, hingga 5 Oktober 2025, 134 aktivis dibebaskan dan dideportasi; 328 masih ditahan di Israel. Tidak ada konfirmasi pembebasan Greta Thunberg—dia diklasifikasikan sebagai "aktivis high-profile" dan prosesnya lebih rumit. Aktivis Brasil Thiago Avila mulai mogok haus setelah obat disita. Bantuan dari kapal belum disalurkan ke Gaza. Tanggal 6 Oktober 2025, Greta Thunberg dan 171 anggota Global Sumud Flotilla  dibebaskan dan tiba di Athea, Yunani. 


42 relawan Global Sumud Flotilla sempat melakukan aksi mogok makan kolektif di dalam penjara-penjara Israel. Sejak dicegat pada 1 Oktober, mereka "menolak diberi makan oleh entitas yang sama yang melakukan kampanye kelaparan genosida terhadap jutaan warga Palestina di Gaza," kata penyelenggara aksi. Daftar pelaku aksi mogok makan yang terkonfirmasi mencakup lebih dari selusin negara, dengan nama dan kewarganegaraan yang dirilis hari ini. Drop Site @DropSiteNews - 6 Oktober 2025.


6 Oktober 2025: (hari ini, pukul 07:00 UTC), perkembangan utama seputar 462 aktivis GSF yang ditahan. Total deportasi telah mencapai 341 orang, termasuk gelombang besar 171 aktivis pada hari ini, dengan Greta Thunberg sebagai salah satu yang dipulangkan. Namun, masih ada 121 aktivis yang ditahan, termasuk anggota parlemen Eropa Prancis, dan laporan mistreatment terus bermunculan.


Sangat disayangkan, misi GSF dari Indonesia dalam membela penderitaan, kelaparan dan genosida di Palestina dilupakan negara. Jika PM Anwar Ibrahim sudah secara terbuka mengutuk serangan Israel terhadap peserta GSF, Presiden Indonesia nampak belum memberikan pernyataan apa-apa sejauh ini. Mas Gres @erlanishere - 02 Oktober 2025. Apakah sudah terpengaruh: Joint Statement dari beberapa negara-negara yang dipelopori Trump, karena sama-sama membisunya (Arab Saudi, Yordania, UEA, Indonesia, Pakistan, Turki, Qatar, dan Mesir.) (Jkt, 03 Oktober 2025 - new update 07/10/25)


Dari Laporan Terkini dari Tengah Laut Mediterania Ustad Muhammad Husein Gaza ☝️ - Global Sumud Flotilla - AgusWidodo @arwidodo  diunggah 3 Oktobet 2025.

250,000 peoples in Amsterdam took to the streets today — united across generations and backgrounds — demanding justice and freedom for Palestine. The world is awake, and it won’t be silenced. Global Sumud Flotilla Commentary @Globalsumudf - 6 Oktober 2025.


Perkembangan Misi Global Sumud Flotilla

Tanggal
Perkembangan Utama
Akhir
Agustus 2025
Flotila berangkat dari pelabuhan di Spanyol, Italia, Yunani, dan Tunisia. Greta Thunberg bergabung sebagai anggota komite kemudi. 
19 September 2025
Armada melewati setengah perjalanan, meski tertunda dua minggu akibat cuaca buruk dan kerusakan kapal.
27 September 2025
Frontex (badan perbatasan Eropa) menolak memberikan perlindungan; satu kapal (Family Boat) mengalami kegagalan mesin dekat Kreta. Italia mendesak kompromi untuk menjatuhkan bantuan di Siprus, tapi flotila menolak.
1 Oktober 2025
Armada memasuki "zona berisiko tinggi" sekitar 150 mil laut dari Gaza. Israel mengirim 20 drone dan mengancam intersepsi. Komunikasi terputus sementara.
2 Oktober 2025

Angkatan laut Israel memintas sebagian besar kapal (39-41 dari 42) di perairan internasional, sekitar 70 mil laut dari Gaza. Aktivis ditahan dan dibawa ke Pelabuhan Ashdod untuk diproses dan dideportasi. Satu kapal, Mikeno, dilaporkan lolos blokade dan mencapai perairan Gaza. Greta Thunberg dan 450+ aktivis ditahan, dibawa ke Pelabuhan Ashdod untuk deportasi. Klaim awal bahwa kapal Mikeno mencapai Gaza, tapi IDF membantah.

3 Oktober 2025
Proses deportasi berlanjut; sekitar 450 aktivis diproses oleh polisi Israel. Demonstrasi solidaritas meletus di Eropa (Italia, Belgia, Polandia). Pemerintah Malaysia mengonfirmasi 23 warganya selamat dan akan dipulangkan melalui negara ketiga. Perdana Menteri Anwar Ibrahim mengecam intersepsi sebagai pelanggaran hak asasi manusia. Kapal terakhir, Marinette (berbendera Polandia, kru 6 orang), diintersep 42,5 mil laut dari Gaza. Semua 42 kapal dikonfirmasi diintersep; tidak ada yang lolos. Deportasi dimulai: 4 warga Italia dibebaskan pertama. Beberapa tahanan mulai mogok makan.
4 Oktober 2025

Gelombang deportasi besar: 137 aktivis (termasuk dari Turki, AS, Italia, Malaysia, UAE) tiba di Istanbul via penerbangan khusus. Banyak laporan aktivis lain yang diebasakan adanya mistreatment: pemukulan, penolakan makanan/air, dan penghinaan (seperti Greta Thunberg dipaksa memakai bendera Israel dan ditarik rambut).
5 Oktober 2025

Hingga pagi ini, 134 aktivis dibebaskan dan dideportasi; 328 masih ditahan di Israel. Tidak ada konfirmasi pembebasan Greta Thunberg—dia diklasifikasikan sebagai "aktivis high-profile" dan prosesnya lebih rumit. Aktivis Brasil Thiago Avila mulai mogok haus setelah obat disita. Bantuan dari kapal belum disalurkan ke Gaza.
6 Oktober 2025
42 relawan Global Sumud Flotilla  dari berbagai negara, kini melakukan aksi mogok makan kolektif di dalam penjara-penjara Israel. 171 aktivis pada hari ini, dibebaskan dengan Greta Thunberg sebagai salah satu yang dipulangkan. Namun, masih ada 121 aktivis yang ditahan. 
7 Oktober 2025

Lebih dari 130 aktivis tiba di Amman, Yordania, setelah deportasi paksa; disambut sebagai pahlawan. Termasuk warga Afrika Selatan yang dikonfirmasi DIRCO akan pulang via Yordania. Nkosi Zwelivelile Mandela (cucu Nelson Mandela) umumkan semua sisa aktivis "akhirnya pulang".
8 Oktober 2025

Deportasi gelombang akhir: 15 aktivis Tunisia tiba di Tunis via Yordania, disambut parade bendera Palestina. Enam aktivis Afrika Selatan (termasuk Nkosi Zwelivelile Mandela, cucu Nelson Mandela) pulang ke Johannesburg; klaim mistreatment "lebih buruk" seperti parade dengan borgol. Aktivis Somalia-Finlandia Shifa Abdi laporkan pemukulan rasial. Total deportasi capai 400+; sisa ~62 (dari Malaysia, Brasil, Turki) diproses di Penjara Ktzi'ot.
9 Oktober 2025

Sambutan massal di berbagai negara: Delegasi Meksiko tiba di Bandara Internasional Mexico City (AICM) dengan video kedatangan emosional. Aktivis Argentina (Eze Peressini, Celeste Fierro, Giordano Gringo) pulang dan tuntut putus hubungan dengan Israel. TD Irlandia Barry Heneghan kembali ke Dublin setelah detensi. Aktivis Pakistan Mushtaq Ahmad (mantan senator JI) tiba di Islamabad dengan keffiyeh, janji lanjutkan perjuangan. Delegasi Brasil (Bruno Gilga Rocha) ungkap "horor penjara Israel" di Middle East Monitor. New York sambut aktivis AS dengan acara "selamat datang pahlawan". Kontroversi: Tuduhan GSF gunakan foto sandera Israel untuk propaganda, disebut "anti-Semit" oleh Jerusalem Post.

Gelombang Protes & Demontrasi sehubungan Misi Global Sumud Flotilla

Seminggu terakhir ini, gelombang demonstrasi solidaritas Palestina mencapai puncaknya secara global, terutama dipicu oleh intersepsi Pasukan Pertahanan Israel (IDF) terhadap Global Sumud Flotilla (GSF) pada awal Oktober. Aksi-aksi ini menyoroti krisis kemanusiaan di Gaza, termasuk kelaparan massal dan blokade yang telah berlangsung dua tahun, dengan lebih dari 67.000 korban jiwa.


Pada 7 Oktober 2025 (peringatan dua tahun serangan 7 Oktober 2023), demonstrasi solidaritas Palestina berlangsung global sebagai respons atas genosida di Gaza dan intersepsi Global Sumud Flotilla. Protes menuntut gencatan senjata, akhir blokade, dan pembebasan tahanan. Skala keseluruhan diperkirakan ratusan ribu peserta di 20+ kota, dengan mayoritas damai tapi ada bentrok dan penangkapan (~500 di London). Berikut lokasi utama dan estimasi skala (berdasarkan penyelenggara, polisi, dan media seperti Reuters, Al Jazeera, Guardian).


Pada 8 Oktober 2025 (hari setelah peringatan dua tahun 7 Oktober 2023), demonstrasi solidaritas Palestina berlanjut sebagai kelanjutan dari gelombang global pasca-intersepsi Global Sumud Flotilla (GSF). Protes menuntut akhir blokade Gaza, gencatan senjata, dan pembebasan tahanan, dengan mayoritas damai tapi beberapa bentrok polisi. Total Global diperkirakan ~100.000–200.000 peserta di 15+ negara; ~50+ penangkapan, terutama Boston & Berlin. Pemicu: Deportasi GSF & kelaparan Gaza (67.000+ korban). Reaksi: Pemerintah UK & Italia kritik sebagai "disrupsi"; Amnesty bela hak protes. Lanjutan: March besar London direncanakan Sabtu (Jeremy Corbyn ajak ribuan).


Menyoroti mengapa demo dan medsos Malaysia lebih aktif dalam solidaritas Palestina, bahwa salah satu pendorong adalah Jabatan Kemajuan Islam Malaysia (JAKIM) secara aktif mengeluarkan pedoman resmi sejak 2023 untuk memasukkan doa Palestina dalam setiap khutbah Jumat di masjid negeri (seperti Masjid Negara, Masjid Putra). Laporan media (The Star, 2024-2025) menyebut hampir 90% masjid di Malaysia, termasuk surau, rutin mendoakan Palestina setiap Jumat, sering dengan qunut nazilah atau doa spesifik seperti “Allahumma unsur ikhwanana fi Filistin”.  JAKIM mirip MUI tapi di bawah PM Malaysia. 


Diperintahkan secara nasional selama puncak konflik melakukan Qunut Nazilah (misalnya, Mei 2024, Oktober 2025). Sekitar 50% masjid di Kuala Lumpur dan negeri seperti Perak melaksanakan qunut nazilah harian dalam shalat Subuh atau Maghrib, terutama selama Ramadan (Maret 2025: solat hajat harian di 200+ masjid). JAKIM dan NGO seperti MyCARE mengorganisir solat hajat serentak di masjid utama (misalnya, 2 Agustus 2024, dan Oktober 2025 pasca-GSF), dengan ribuan jamaah. Contoh: Masjid Wilayah Persekutuan adakan solat hajat mingguan sepanjang 2025. Hal ini menyebabkan malaysia lebih vokal dan terkoordinasi; dan mendukung aksi massa (10.000+ peserta di Kuala Lumpur, Oktober 2025) dan kebijakan anti-Israel (tolak atlet Israel). (Jkt, 9/10/25)

Tanggal
Lokasi & Skala
Perkembangan Utama
29 Sep - 1 Okt 2025
UK (London, Manchester); ~1.500 peserta terdaftar.. 
Persiapan protes di tengah serangan sinagoga Manchester (UK), yang memicu kekhawatiran keamanan. Polisi UK mendesak pembatalan demo, tapi aktivis tetap lanjut. Rencana "record arrests" diumumkan untuk aksi anti-larangan Palestine Action. 
2 Okt 2025
Eropa (Turin, Paris, Barcelona, Bilbao, Madrid); Italia (serikat buruh CGIL umumkan mogok nasional); Spanyol (~15.000 di Barcelona)
Protes meletus pasca-intersepsi GSF. Ribuan memblokir jalan, bentrok polisi; tuntut bantuan flotila disalurkan ke Gaza. Di Israel, aktivis damai blokir rute masuk Gaza.
3 Okt 2025
Italia (Roma, Milan; 250.000+); Barcelona (15.000); Lisbon, Porto; Australia (>40 kota).
Mogok umum nasional di Italia lumpuhkan transportasi; ratusan ribu turun ke jalan. Protes global solidaritas GSF, termasuk di Australia, Afrika Selatan, dan Amerika Latin. Di UK, demo "Defend Our Juries" tolak larangan Palestine Action meski pasca-serangan Manchester
4 Okt 2025
Italia (Roma; parade melewati Colosseum); Spanyol (Barcelona, Madrid); UK (London, >400 ditangkap); Eropa Timur.
Hari keempat protes Italia: >1 juta (versi penyelenggara) atau 250.000 (polisi) di Roma; damai tapi ada grafiti kontroversial. Bentrok hebat di Barcelona; ratusan ditangkap di London (demo anti-larangan Palestine Action). Protes di Krakow (Polandia) dan Dublin (Irlandia).
5 Okt 2025
Eropa (Barcelona, Paris, Lisbon); AS (Boston 12 PM, Chicago 1 PM); Pakistan (Karachi); Belanda (Amsterdam, 500.000); Meksiko
Puncak global: Ratusan ribu di Eropa Selatan (Roma, Barcelona, Madrid) tuntut akhir perang Gaza. Di AS, "International Day of Action" di 10+ kota (Boston, Chicago, San Diego). Demo di Karachi (Pakistan) dan Mexico City. Di Amsterdam, 500.000 berpakaian merah simbol "Stop Genocide".
6 Okt 2025
Global; fokus review undang-undang protes di UK. variasi antara 2000 (London) - 1 juta di Italia.
Dampak lanjutan: PM Italia Giorgia Meloni tuduh protes "ideologis buta"; PM UK Keir Starmer desak hormati "kesedihan komunitas Yahudi". Amnesty International kecam penangkapan sebagai pelanggaran HAM. Rencana demo besar UK 11 Okt diumumkan. London (demo anti-larangan Palestine Action), Roma & Milan (mogok nasional), Barcelona & Madrid (tuntut akhiri perang)
7 Okt 2025

New York City & Washington, AS

Mexico City, Meksiko

Paris & Geneva, Swiss

Sydney & Melbourne, Australia

Istanbul, Turki

Athens & Stockholm, Yunani/Swedia

Tokyo, Jepang

Hyderabad, India

Brussels, Belgia

Minneapolis, AS

Lahore, Pakistan

Lisbon, Portugal

Fallowfield, Manchester, Inggris

Nairobi, Kenya

Jakarta (depan Kedubes AS

Total 200.000–500.000 peserta di 20+ negara; puncak di Eropa dan Timur Tengah. Pemicu: Anniversary 7 Oktober, deportasi GSF, dan kelaparan Gaza (67.000+ korban). Reaksi: PM UK Keir Starmer sebut "un-British"; Amnesty bela sebagai hak sipil. Lanjutan: Rally besar Malaysia 8 Oktober di Bukit Jalil (10.000+ diharapkan). Dari London - March di pusat kota dan Kings Cross station; chant "Palestine will live forever". Bentrok polisi, 500+ ditangkap,  "Flood Manhattan for Gaza" di Columbus Circle; vigil di Central Park. Doa Muslim di depan Trump Hotel. sampai ke Jepang: Rally di Shinjuku oleh Zengakuren; anti-perang (Jepang *:1000 - 2000 peserta). Indonesia: Orasi oleh Ustaz Felix Siauw; bubar tertib setelah salat berjamaah, Aksi "Stop Genosida, Dukung Kemerdekaan Palestina", Tuntut hentikan genosida di Gaza, buka jalur bantuan, dan boikot Israe
8 Okt 2025

Milan, Italia

Boston, AS

London, Inggris

Berlin, Jerman

Florida Capitol, AS

London (LSE & King's College), Inggris

Glasgow & Edinburgh, Skotlandia

Istanbul & Konya, Turki

Paris, Prancis

Sydney, Australia

Brussels, Belgia

Ghent & Antwerp, Belgia

Milwaukee, AS

Malaysia

Milan, Itali: Pasukan bersenjata gabung demo pro-Palestina; chant "Free Palestine" di pusat kota, London: Demo tutup Tower Bridge; chant anti-Israel, tuntut divestasi. Turki, semua kota total 20.000 - 50.000) Rally massal lanjutan; gelombang bendera Palestina, kecam serangan Israel. Rally besar "Malaysia Stands for Gaza", Protes spillover ke mal & toko AS; tuntut divestasi, sambut deportasi aktivis GSF, di Malaysia total antara 10.000 - 21.000 peserta
9 Okt 2025

Kansas City, AS

Boston, AS

New York, AS

Washington, DC

Milwaukee, AS

London, Inggris

Glasgow & Edinburgh, Skotlandia

Paris, Prancis

Berlin, Jerman

Mumbai, India

Patna, India

Istanbul, Turki

Santiago, Chile

Mexico City, Meksiko

Brussels, Belgia

Kansas: Rally pro-Palestina di pusat kota; tuntut divestasi universitas dari senjata Israel. (~600)

Boston: Demo mahasiswa di Boston Common; bentrok polisi, 13 ditangkap setelah pemukulan petugas. (~200–300)

New York: Picket di kantor Maersk (140 E 45th St); solidaritas dengan GSF dan boikot pelabuhan. (~500–1.000)

Washington: Rally di depan Kedubes AS; chant anti-genosida, vandalisme memorial Rochambeau ("Death to America"). (~1.000–2.000)

Milwaukee: Banner drop pagi di Colectivo Lakefront; kopi & solidaritas, tuntut akhir perang. (~50–100)

London: Lanjutan demo di Trafalgar Square; fokus divestasi, chant "Palestine will live forever". (~5.000–10.000)

Glasgow & Edinburgh, Skotlandia: Sit-in kampus; abaikan permintaan universitas tunda, tuntut boikot Israel. (~100–500 per kota)

Paris: Protes di depan kedutaan Israel; tuntut akhir perang dan dukung ICC. (~2.000–3.000)

Mumbai, India: Rally pro-Palestina di Azad Maidan; tuntut akhir genosida Gaza, dipimpin Partai Komunis India. (~5.000–10.000)

Patna, India: Lagu protes oleh aktivis IPSP; solidaritas dengan perjuangan Palestina. (~500–1.000)

Istanbul, Turki: Rally massal lanjutan; gelombang bendera Palestina, kecam serangan Israel. (~20.000–50.000)

Santiago, Chile: Demo mahasiswa di universitas; tuntut akhir perang Gaza. (~1.000–2.000)

Mexico City: Sambut aktivis GSF; rally di Zócalo dengan chant "Gaza, You're Not Alone". (~10.000–15.000)

Brussels, Belgia: Demo harian di stasiun pusat; "Brussels against Genocide". (~500–1.000)


Dari London hingga Istanbul, Berlin, Milan, dan Athena, demonstrasi besar-besaran telah diadakan untuk mendukung armada sumud global. - Hassan Mafi ‏ @thatdayin1992 - 02 Oktobet 2025.

Dari Warga Jepang yang memiliki hati nurani turun ke jalan di luar kedutaan besar Israel di Tokyo, mengecam keras genosida yang sedang berlangsung di Gaza - Sarah Wilkinson @swilkinsonbc - 8 Oktobet 2025.

Para demonstran berbaris di distrik Shinjuku, Tokyo, pada peringatan kedua perang Israel di Gaza, mengecam apa yang mereka sebut genosida dan hubungan militer Jepang dengan AS. Diorganisir oleh kelompok mahasiswa Zengakuren, demonstrasi ini menuntut pengunduran diri pemerintah dan menyatakan solidaritas dengan gerakan anti-imperialis global - Anadolu English @anadoluagency - 8 Oktobet 2025. 

Ribuan Demonstran Turun ke Jalan di Kota New York, Berbaris Membawa Bendera Palestina Besar-besaran sebagai Bentuk Solidaritas terhadap Gaza. Aksi unjuk rasa dimulai di luar Fox News, mengkritik keterlibatan media dalam Genosida. - The Resonance @Partisan_12 -  8 Oktobet 2025. 



ESKORTA Kapal Militer Italia dan Spanyol dan Kapal Penjaga Pantai Yunani untuk Misi GLOBAL SUMUD FLOTILLA - Turki Sudah bergabung

Breaking: Angkatan Laut Italia akan menghentikan pengawalan (eskorta) konvoi Gaza begitu konvoi tersebut mendekati jarak 150 mil laut dari pantai untuk menghindari “insiden diplomatik” dengan Israel — Reuters

Misi bantuan kemanusiaan menuju Gaza #GlobalSumudFlottila akan mendapat pengawalan laut (ESKORTA) dari Italia dan Spanyol. Kapal-kapal yang terlibat adalah: Frigat Angkatan Laut Italia Virginio Fasan (F 591) dan Alpino (F 594), serta kapal patroli lepas pantai Angkatan Laut Spanyol Furor (P-46). ¡Gracias!¡Gracias!, Dan per hari ini Kapal Yunani mendekat ke kapal Sumud Flotilla dan Turki mengirim pelintasan 2 drone.

Kapal frigat Angkatan Laut Turki bergabung untuk eskorta Sumud Flotilla

Terbaru, Angkatan Laut Italia akan menghentikan pengawalan (eskorta) konvoi Gaza begitu konvoi tersebut mendekati jarak 150 mil laut dari pantai untuk menghindari “insiden diplomatik” dengan Israel — Reuters, 


Kapal frigat Angkatan Laut Turki telah mulai mengawal (eskorta) Armada Global Sumud, yang kini berjarak tiga hari dari Gaza... Panitia Armada Sumud: “Kapal-kapal tersebut menghubungi kami, menanyakan kebutuhan kami, dan memastikan akan mengawal dan mendukung armada...” ferizandra @ferizandra - diunggah 29 Sept 25.


Hingga 29 September 2025, misi Global Sumud Flotilla yang membawa bantuan kemanusiaan ke Gaza mendapat eskorta militer dari beberapa negara setelah serangan drone Israel di perairan dekat Yunani. 


Berikut rincian singkat:


Italia:

2 kapal perang (frigata Virginio Fasan dan Alpino). (kembali ulang)

Spanyol:

1 kapal patroli (Furor P-46).

Yunani:

1+ kapal perang dan penjaga pantai, mengamankan flotilla di perairan Kreta.

Turki:

1 kapal frigat angkatan laut dan 2 drone bersenjata untuk pengawasan udara; belum ada kapal perang, tapi latihan angkatan laut dengan Mesir bisa membantu jika ada serangan.


Global Sumud Flotilla terdiri dari 50 kapal dari 44 negara menuju Gaza, dengan target tiba 29 September 2025. 


Langkah ini diambil setelah serangan drone pada 23-24 September 2025 yang merusak beberapa kapal flotilla, termasuk ledakan dan gangguan komunikasi. Italia dan Spanyol menekankan bahwa kapal-kapal ini bertujuan melindungi warga negara mereka (dari 45 negara) di flotilla, sambil menuntut kepatuhan terhadap hukum internasional.


Tidak ada negara lain yang diketahui mengirim kapal perang hingga saat ini, meskipun pakar PBB mendesak negara-negara Mediterania lainnya untuk bergabung. 


(JKT, 27/09/25) 

Angkatan Laut Yunani telah tiba untuk melindungi Armada Global Sumud di perairan Yunani. Suppressed News.@SuppressedNws1 - diunggah 26 Sep 2025

Komunitas internasional harus melindungi Konvoi “Sumud Flotilla” dan memastikan bantuan mencapai Gaza. Setiap ancaman terhadap konvoi tersebut merupakan kejahatan terhadap kemanusiaan yang harus diungkap dan dipertanggungjawabkan. Eye on Palestine @EyeonPalestine - 24 September 2025.


(JKT, 27/09/25) 

Kapal Keiser, yang ditumpangi Wanda Hamidah Bocor - Update 25/09/25

Kapal yang ditumpangi Wanda Hamidah, bernama Keiser, terpaksa menghentikan pelayaran menuju Gaza setelah mengalami kebocoran di perairan Italia. Awalnya, rombongan kapal dari Tunisia menuju Italia diterpa cuaca buruk dengan angin kencang dan ombak tinggi. Setelah sempat singgah di Portopalo, Sisilia, kapal Keiser mulai kemasukan air dan akhirnya harus bersandar kembali di pelabuhan tersebut.


Wanda menjelaskan bahwa perbaikan kapal tidak bisa langsung dilakukan karena bengkel setempat tutup pada akhir pekan, sehingga mereka harus menunggu hingga hari kerja.


Bersamaan dengan itu, kapal Kamar milik Aqsa Working Group (AWG) yang membawa relawan Muhammad Faturrahman juga mengalami masalah dan bersandar di Porto Pozallo. Bukan hanya dua kapal ini, lima armada lain — Alaeddine, Yemen, X-One (Oxygono), Ayssel, dan Family Boat — juga dilaporkan mengalami kerusakan dan harus berhenti sementara. Kondisi tersebut membuat sebagian aktivis akhirnya memilih kembali ke Tunisia sambil menanti perbaikan kapal.


((Jkt, 25/09/25 )

Wanda Hamidah dan Ustad Husein Gaza menuju Gaza - Update 20/09/25

Salah satu momen terindah kini terjadi: lebih dari 50 kapal berlayar bersama menuju Gaza untuk menembus blokade Israel. Inilah armada Global Sumud Flotilla, simbol harapan dan solidaritas. Kapal-kapal ini tak membawa senjata, hanya kebenaran: kebebasan tak bisa diblokade. Dengan keberanian dan kemanusiaan, mereka berlayar ke tanah yang terkepung, membawa harapan bagi anak-anak yang kelaparan. Ketika negara gagal bertindak, kekuatan rakyat bangkit. Semoga Tuhan melindungi perjalanan mereka. Semoga #FreedomFlotilla mengantarkan solidaritas hingga Gaza. 


Dua relawan Indonesia, Wanda Hamidah dan Muhammad Husein, berhasil bergabung dengan Global Sumud Flotilla. Kapal-kapal flotilla yang berangkat dari Italia telah tiba di Tunisia untuk menjemput relawan, lalu melanjutkan perjalanan ke Gaza. Dari 30 relawan Indonesia yang direncanakan, hanya Wanda yang berangkat pada 17 September dengan Kapal Kaiser, diikuti Husein pada 18 September dengan Kapal Nusantara. Banyak kapal di Tunisia ternyata tak siap untuk perjalanan ini. Kini, Husein, bersama delegasi Malaysia, telah berlayar menuju Gaza. Ya Allah, lindungi para aktivis Global Sumud Flotilla.


Manurut akun Irfan_newboys @Marchfoward, pendukung Palestina, Malaysia, awalnya, lebih dari 70 kapal kini bergabung dalam misi kemanusiaan Global Sumud Flotilla, terdaftar di Mahkamah Keadilan Antarabangsa (ICJ) per 3 September 2025, untuk menembus blokade Gaza. 


Misi ini membawa bantuan tanpa kekerasan, tanpa senjata, dengan fokus utama susu formula untuk bayi di Gaza, kawasan yang paling parah terdampak. Malaysia dan Kolombia menjadi satu-satunya negara yang secara resmi mendukung dan mengakui delegasi mereka sebagai perwakilan negara, sementara delegasi lain berasal dari NGO dan individu tanpa dukungan resmi negara.


Perjalanan dimulai sejak 31 Agustus 2025, namun beberapa kapal terpaksa berbalik karena cuaca buruk di Laut Mediterania dan masalah pasokan listrik. Misi ini dijadwalkan tiba di Gaza bersamaan dengan Sidang Umum PBB di New York pada September 2025, yang akan membahas pengakuan Palestina sebagai negara berdaulat.  


Semua peserta telah diperingatkan bahwa mereka berisiko ditahan oleh pasukan khusus laut Israel, Shayetet 13, di perairan Gaza, dengan masa tahanan antara 72 jam hingga 3 bulan. Perdana Menteri Malaysia, Datuk Seri Anwar Ibrahim, telah berkoordinasi dengan negara-negara tetangga untuk menerima warga Malaysia yang diekstradisi Israel, dengan tim pengacara siap membebaskan para peserta.


Jika berhasil, misi ini akan mengantarkan bantuan kemanusiaan ke Kota Gaza dan menyuarakan pesan kuat kepada dunia: buka mata terhadap krisis di Gaza dan dukung pembentukan negara Palestina pada September 2025. Semoga Freedom Flotilla membawa harapan dan solidaritas! 


((Jkt, 20/09/25 - refined 21/09/25)

Kiri: Anggota Global Sumud Flotilla, Abdul Rahim, seorang suami dan ayah dari seorang gadis berusia 3 tahun, menjual mobilnya untuk membiayai perjalanannya berlayar ke Gaza. Inilah bentuk pengorbanan untuk kemanusiaan. Free Palestine. - WearThePeace @WearThePeaceCo - 27/09/25. Kanan: posisi kapal Sumud Flotilla sudah dekat Gaza, semoga selamat sampai tujuan. (Jkt, update 27/09/25)


Kapal Wanda Hamidah Bocor di Misi Gaza, Enam Kapal Flotilla Terhenti di Italia |iNews Sore (21/09) - Official iNews


Anggota parlemen Indonesia dan satu-satunya warga negara Indonesia di atas kapal Wanda Hamidah tidur di atap kapal - Global Sumud Flotilla Commentary @GlobalSumudF - 19 Sep 2025



Pesan @GretaThunberg dan @thiagoavilabr kepada warga Indonesia dan untuk semuanya. Mari terus bersolidaritas untuk saudara kita yang sedang berjuang di Palestina. Ada ribuan aktivis dari lebih dari 44 negara juga ikut berpartisipasi dalam gerakan global ini. Banyulangit @Banyulangit__1  - diunggah 6 Sep 2025


Breaking News: Indonesia Mundur dari Keikut-sertaan dalam Misi Global Sumud Flotilla

Pada 12 September 2025, Indonesia Global Peace Convoy (IGPC) memutuskan mundur dari Global Sumud Flotilla (GSF) setelah 12 hari di Tunisia (titik kumpul utama). Alasan utama, Faktor teknis:


1) Penundaan berulang (dari 4 September ke 7, lalu 10 September) akibat keterlambatan kapal dari Spanyol, Italia, Yunani; kerusakan armada karena cuaca ekstrem (ombak besar) dan sabotase; banyak kapal tidak siap berlayar jarak jauh, sehingga Steering Committee GSF mengurangi kuota peserta.


2) Faktor keamanan: Serangan drone diduga Israel pada 9-10 September terhadap dua kapal (Family Boat dan Alma) di pelabuhan Sidi Bou Said, Tunisia, yang menyebabkan kebakaran tapi tanpa korban jiwa; ancaman detensi panjang bagi peserta oleh Menteri Keamanan Israel Itamar Ben-Gvir. GPC serahkan kuota dan kapal untuk relawan lain yang lebih membutuhkan, demi sukses misi keseluruhan. 30 delegasi pulang paling lambat 14 September 2025.


Menurut akun X: ada penjelasan tambahan bahwa delegasi Indonesia memutuskan untuk kembali dari Sumud dan menyerahkan 5 perahu mereka kepada delegasi lain. Alasan: banyak perahu yang rusak, paspor kami dianggap lemah, dan tidak ada hubungan diplomatik dengan Israel, sehingga lebih baik memberikan slot tersebut kepada sukarelawan yang lebih kuat (posisinya) demi kepentingan misi. (dza @slumpseasons)


Pada 10 September 2025, Kementerian Luar Negeri Malaysia mengeluarkan pernyataan resmi yang mengutuk serangan drone terhadap kapal-kapal flotilla di Tunisia, menekankan dukungan kuat terhadap misi kemanusiaan tersebut. Pernyataan ini menyoroti solidaritas Malaysia terhadap upaya memecah blokade Gaza, dan tidak ada indikasi penarikan diri. Hingga 14 September 2025, tidak ada laporan resmi atau berita tentang penarikan diri Malaysia yang memimpin Sumud Nusantara, meskipun misi secara keseluruhan menghadapi tantangan seperti serangan drone di Tunisia. Dukungan dari organisasi seperti Cinta Gaza Malaysia dan MAPIM tetap kuat, dengan fokus pada solidaritas Global South untuk memecah blokade Gaza. (Jkt, 14/09/25)


News Update


IKang Hussein Gaza bersama delegasi dari Malaysia mulai bertolak berlayar tadi malam menuju Gaza! Dengan ini ada 2 delegasi yang mewakili Indonesia untuk menembus blokade Israel: Kang Hussein dan Mbak Wanda. Ya Allah! Lindungilah semua aktivis Sumud Flotilla! Mas Gres @erlanishere


(1) Kapal "Family" yang ditumpangi Greta Thunberg diserang Drone

Pada malam antara 8 dan 9 September, salah satu kapal utama dari Global Sumud Flotilla – “Family Boat”, yang mengangkut anggota komite pengarah (@GretaThunberg, @kieran_andrieu dari Novara Media, dan para pengorganisir utama flotilla) – terkena serangan drone di perairan Tunisia. Kapal yang berbendera Portugal ini mengalami kerusakan parah pada dek utama dan gudang di bawah dek, namun keenam penumpang dan awak kapal selamat. Serangan ini tidak menghentikan misi Flotilla, yang menuju Gaza untuk memecahkan blokade dan menunjukkan solidaritas kepada rakyat Palestina. Penyidikan atas serangan tersebut sedang berlangsung, sementara tekad para peserta tetap kokoh: “Perjalanan kami terus berlanjut,” tegas para juru bicara. Giulio Cavalli @giuliocavalli.


(2) Global Sumud Flotilla dari 44 negara di 6 benua berlayar memecahkan blokade.

Global Sumud Flotilla dari 44 negara di 6 benua berlayar untuk memecahkan blokade. RESONANCE @Partisan_12.

(3) Warga Palestina menunggu Kapal Sumud Flotilla di pantai sambil menyanyi

Palestinians sing on the shore as they wait for the Global Sumud Flotilla. (WearThePeace @WearThePeaceCo).


(4) Warga Itali di Roma menyerukan Stop Genosida

Stop the Genocide - From Rome, Italy. (PALESTINE ONLINE @OnlinePalEng, 8 Sep 2025).


(5) Ribuan Warga Meksiko memadati jalan-jalan untuk memprotes genosida di Gaza

🚨 Breaking: Pemandangan megah di Meksiko saat ini, di mana ribuan orang memadati jalan-jalan untuk memprotes genosida di Gaza. (8 September 2025 - The Middle East @A_M_R_M1)


Dukungan yang sangat besar untuk Palestina. Yang menarik adalah negara-negara mayoritas Kristen seperti Meksiko, Belgia, Spanyol, Jerman, Prancis, Inggris, Australia (daftar ini panjang) yang secara aktif dan tekun mengorganisir, berkampanye, dan melakukan segala upaya untuk Palestina, sementara negara-negara mayoritas Muslim seperti Arab Saudi, Lebanon, UAE, Mesir, Malaysia, dan Indonesia hanya pura-pura mendukung dengan kata-kata sambil tetap berkolaborasi dengan Netanyahu, pelaku kejahatan perang dan genosida, di belakang layar. Ketika negara-negara ini akhirnya membantu membebaskan Palestina, dan mereka pasti akan melakukannya, wajar saja jika ribuan warga Palestina akan memeluk agama Kristen. Saya harap negara-negara Muslim fanatik yang telah meninggalkan mereka sekarang tidak akan mengingat jihad mereka. (8 September 25 - Femi Yekinni PhD. @femyek).


(6) Ribuan Dunia bergerak coba tembus blokade Gaza

Armada Global Sumud Flotilla Berlayar Menuju Tunisia [Metro Siang] - METRO TV.


(7) Rute pelayaran Kapal Sumud Flotilla ke Gaza

Global Sumud Flotilla: Historic Humanitarian Convoy Heads to Gaza #GlobalSumudFlotilla (Johann Spischak @SDGMasterglass) 


(8) Aktivis Greta Thunberg memotivasi aktivis

Aktivis Swedia Greta Thunberg berjanji bahwa Flotila Global Sumud tidak akan dibungkam oleh ancaman Israel, menyebutnya sebagai “propaganda genosida.” Ia mengatakan misi tetap jelas: tindakan solidaritas damai dan sah untuk memecahkan blokade ilegal Israel di Gaza.. - Maktoob @MaktoobMedia.


(9) Perpisahan dengan orang tua dan kerabat dari aktivis Indonesia

Indonesian activists set to join the Global Sumud Flotilla that set sail today to break the Israeli siege on the Gaza Strip. Quds News Network @QudsNen - 31 Agt 2025..

Global Sumud Flotilla

Global Sumud Flotilla adalah inisiatif kemanusiaan maritim internasional yang diluncurkan pada pertengahan 2025 untuk mematahkan blokade Israel di Jalur Gaza. Melibatkan lebih dari 50 kapal dari 44 negara, flotilla ini diselenggarakan oleh empat koalisi besar: Global Movement to Gaza, Freedom Flotilla Coalition, Maghreb Sumud Flotilla, dan Sumud Nusantara. Misi ini bertujuan mengirimkan bantuan kemanusiaan seperti makanan dan obat-obatan, serta membuka koridor kemanusiaan dengan melibatkan aktivis, dokter, dan relawan dari berbagai latar belakang. Armada berlayar dari pelabuhan seperti Barcelona dan Tunisia, meski menghadapi tantangan seperti cuaca buruk dan ancaman intersepsi Israel.


Global Movement to Gaza (sebelumnya Global March to Gaza): Gerakan akar rumput yang mengorganisir aksi solidaritas global.

Freedom Flotilla Coalition (FFC): Berpengalaman 15 tahun dalam misi laut, termasuk flotilla Mavi Marmara 2010 yang berakhir tragis dengan 10 aktivis tewas. 

Maghreb Sumud Flotilla: Fokus pada misi solidaritas dari Afrika Utara, seperti dari Tunisia dan Aljazair. 

Sumud Nusantara: Konvoi dari Asia Tenggara, dipimpin Malaysia dengan 8 negara lain, termasuk kapal-kapal yang berangkat dari Kuala Lumpur pada 23 Agustus 2025 membawa makanan dan obat-obatan. 


Sumud adalah kata Arab yang berarti "ketabahan" atau "keteguhan". Dalam konteks Palestina, sumud merujuk pada semangat ketahanan, ketekunan, dan perjuangan rakyat Palestina untuk tetap bertahan di tanah mereka di tengah pendudukan, penindasan, atau pengusiran. Ini mencerminkan sikap pantang menyerah dan komitmen untuk mempertahankan identitas, budaya, dan hak-hak mereka. 


Indonesia berpartisipasi aktif dalam Global Sumud Flotilla melalui inisiatif Sumud Nusantara, mengirimkan 20 delegasi yang terdiri dari aktivis, dokter, jurnalis, dan tokoh publik seperti Chiki Fawzi dan Wanda Hamidah. Indonesia menyumbangkan delapan kapal, jumlah terbanyak kedua setelah Malaysia, untuk mengangkut bantuan kemanusiaan seperti makanan dan obat-obatan ke Gaza. Delegasi Indonesia, tergabung dalam Indonesia Global Peace Convoy (IGPC), berlayar dari pelabuhan Tunisia setelah menjalani pelatihan survival laut. Misi ini juga didukung oleh doa bersama dengan Kedutaan Besar Indonesia di Tunisia dan donasi dari lebih dari 1.000 donatur melalui Rumah Zakat untuk bantuan logistik. Indonesia bertujuan membuka koridor kemanusiaan dan memantik solidaritas negara-negara Asia Tenggara. 


Ustadz Muhammad Husein, yang lebih dikenal sebagai Ustadz Husein Gaza, disebut sebagai Ketua Indonesia Global Peace Convoy (IGPC), yang memimpin delegasi Indonesia dalam misi ini. Dalam laporan Republika, menyampaikan bahwa delegasi Indonesia berjumlah 30 orang, termasuk jurnalis, relawan, dan influencer, serta menjelaskan jumlah kapal yang terlibat (65 kapal dari 44 negara) dan jadwal keberangkatan pada 6 September 2025 dari Tunisia. 


Greta Thunberg ikut dalam misi Global Sumud Flotilla 2025, bergabung sebagai bagian dari panitia pengarah (steering committee) dan berlayar dari Barcelona pada 31 Agustus 2025 untuk mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Gaza dan menentang blokade Israel. Thunberg juga pernah mencoba mencapai Gaza pada Juni 2025 dengan kapal Madleen, tetapi dihentikan dan dideportasi oleh militer Israel. Keikutsertaannya kali ini menarik perhatian internasional, bersama tokoh lain seperti Susan Sarandon dan Liam Cunningham.


(Jkt, 07/09/25)



B. HANDALA FLOTILLA

Israel Mencegat dan Menyita Kapal Bantuan Gaza, Handala, dan Menariknya ke Pelabuhan Ashdod - Forbes Breaking News - 27 Juli 2025

Kapal Handala baru saja dicegat secara ilegal oleh entitas Zionis Israel saat membawa susu formula untuk anak-anak yang kelaparan. - Thiago Ávila | Gaza Freedom Flotilla @thiagoavilabr

Sebuah tali sengaja dililitkan di sekitar baling-baling. Juga sabotase Cairan asam dikirim sebagai pengganti air tawar yang membahayakan kapal dan orang-orang di dalamnya.- Robert Martin @Robert_Martin72

Handala baru saja melewati titik di mana Madleen dicegat & diserang oleh IOF. Handala membawa kru aktivis kemanusiaan tak bersenjata & membantu warga Palestina yang kelaparan di Gaza. Satu-satunya perlindungan Handala adalah liputan media dan sorotan mata dunia. - Aftab Alam @aftabistan. Kami ada 21 orang di Handala, 18 relawan dari  @GazaFFlotilla dan 3 wartawan. - Handala @handala & Suppressed News. @SuppressedNws

HANDALA berjarak 150 km dari Gaza. Satu malam lagi dan para kru akan dapat berlabuh dan mencapai tujuan mereka untuk menerobos blokade kamp konsentrasi yang kotor ini, di mana lebih dari 2 juta orang Palestina kelaparan atau dibunuh oleh Israel. - Insinyur sosial-Kebebasan untuk berpikir dan bertindak ✌️ @PatrickGuicha20

Peta dan titik terakhir, kapal Freedom Madleen Fotilla dan Aktivis yang tergabung

Handala Flotilla

Armada Handala adalah misi kemanusiaan yang diselenggarakan oleh Freedom Flotilla Coalition (FFC) untuk menentang blokade angkatan laut Israel atas Gaza, yang dianggap ilegal menurut hukum internasional. Kapal yang diberi nama Handala yang diambil dari karakter kartun Palestina yang melambangkan perlawanan, bertujuan untuk mengirimkan bantuan kemanusiaan seperti makanan, obat-obatan, dan perlengkapan bayi ke Gaza, sambil mempromosikan solidaritas global dengan rakyat Palestina.


Kapal Handala berlayar dari Syracuse, Italia, pada 13 Juli 2025, dengan singgah di Gallipoli untuk persiapan teknis. Kapal ini membawa 21 orang dari 12 negara, termasuk aktivis hak asasi manusia, dokter, jurnalis, dan anggota parlemen. Misi ini menyoroti krisis kemanusiaan di Gaza, terutama bagi anak-anak, yang merupakan setengah dari populasi yang menderita di bawah blokade.


Sebelum keberangkatan, Handala menghadapi dua kali upaya sabotase, yaitu yaitu ada tali yang diikatkan pada baling-baling kapal dan pengisian cairan asam ke tangki air tawar, yang membahayakan kru.


Pada 26 Juli 2025, kapal tersebut dicegat dan diserang oleh militer Israel di perairan internasional, yang menyebabkan penahanan para awaknya. FFC mengutuk hal ini sebagai pelanggaran hukum internasional. Kapal ini memiliki sistem pelacakan canggih untuk memastikan transparansi dan keselamatan awak kapal. Ini adalah misi ke-37 FFC, menyusul misi-misi sebelumnya yang juga menghadapi pencegatan Israel.tai.


(Jkt, 28/07/25)


C. Freedom Flotilla "The Madleen's Gaza"

Kata Greta Thunberg: 'Saya siap mengorbankan nyawa saya untuk mengantarkan 100 kilogram tepung ke Gaza'. (Shani @FearlessWolfess)

Kapal Misi Kemanusiaan Freedom Flotilla, diperkirakan akan mencapai Gaza dalam waktu 20 jam (7 Juni ) ke depan untuk mendobrak blokade. Jam-jam berikutnya sangat penting - kita harus fokus pada mereka dan memperkuat suara mereka. Greta Thunberg, aktivis yang terkenal menjadi sorotan utama.

Aktivis Kemanusiaan Freedom Flotilla bersama di kapal selama perjalanan di laut.

Sebuah pesan dari Armada Madleen Freedom Flotilla: Pada Idul Adha kali ini, hati kami bersama warga Palestina di Gaza. Kalian berhak mendapatkan kehidupan, keadilan, perdamaian, dan hak untuk merayakan Idul Adha tanpa berkabung. Suatu hari nanti, Idul Adha akan dirayakan di Gaza yang utuh, hidup, dan damai. Sampai saat itu tiba, kami tidak akan berhenti. Selamat Idul Adah (source: @SuppressedNws).

Peta dan titik terakhir, kapal Freedom Madleen Fotilla dan Aktivis yang tergabung

Konvoi akan melewati Libya, kemudian Mesir, dan tiba di perlintasan Rafah untuk mendobrak pengepungan Gaza. Konvoi penuh terdiri dari ribuan relawan dari Mauritania, Maroko, Aljazair, Tunisia, Libya dan Mesir. (Suppressed News.@SuppressedNws)

Awal Misi Kemanusiaan Freedom Flotilla
"The Madleen's Gaza"

Misi Kemanusiaan Freedom Flotilla atau The Madleen's Gaza Freedom Flotillaadalah inisiatif oleh Freedom Flotilla Coalition (FFC), sebuah koalisi internasional nirlaba yang bertujuan mematahkan blokade Israel di Gaza. Saat ini kapal sudah mendekati Gaza, sekitar 10 - 20 jam lagi (dari 7 Juni 2025) akan bisa sampai pantai.


Kapal Madleen, berlayar dari Catania, Sisilia, pada tanggal 1 Juni 2025 pukul 16:00 GMT+2. Hingga tanggal saat ini, 8 Juni 2025, pelayaran telah berlangsung selama 7 hari. Misi ini awalnya diperkirakan memakan waktu sekitar 7 hari untuk menempuh jarak 2.000 km menuju Gaza, dengan perkiraan tiba pada 7 Juni 2025, tetapi ada laporan bahwa kapal sempat mengubah rute untuk membantu perahu migran Sudan pada 5 Juni, yang mungkin memengaruhi jadwal.


Misi ini melibatkan pelayaran kapal yang membawa bantuan kemanusiaan, seperti makanan, obat-obatan, pakaian, dan ambulans, serta ratusan aktivis dan pengamat hak asasi manusia dari berbagai negara. Diluncurkan sejak 2010, misi ini merupakan aksi damai tanpa kekerasan untuk menyokong rakyat Palestina. 


Madleen


Madleen, nama dari kapal pelayaran ini diambil dari nama nelayan wanita Gaza. Madleen, saat ini berusia 29 tahun, adalah satu-satunya nelayan perempuan di Gaza. Ia mulai belajar memancing pada usia enam tahun, bersama ayahnya, dan telah melaut sendiri sejak berusia 12 tahun. "Saya pergi melaut dengan perahu dayung, dan ayah saya akan menunggu di pantai. Kemudian dia jatuh sakit dan tidak bisa bekerja lagi, jadi saya mulai memancing sendiri untuk menghidupi keluarga saya," katanya kepada Al Jazeera (Shareefa Energy  @ShareefaEnergy).


Greta Thunberg, adalah aktivis lingkungan asal Swedia yang terkenal karena kampanyenya melawan perubahan iklim. Ia memulai gerakan "Fridays for Future" dengan mogok sekolah di depan parlemen Swedia pada tahun 2018 untuk menuntut tindakan nyata terhadap krisis iklim. Ia juga terlibat dalam aksi kemanusiaan, seperti bergabung dengan kapal bantuan untuk mematahkan blokade Israel di Gaza pada 2025.


Greta Thunberg lahir dan besar di Stockholm, Swedia, usianya adalah 22 tahun, Ia adalah putri dari penyanyi opera Malena Ernman dan aktor Svante Thunberg.


Silence is Complicity


Dalam misi Freedom Flotilla dengan kapal Madleen yang berlayar pada Juni 2025, Greta Thunberg berperan sebagai aktivis kemanusiaan dan salah satu dari 12 relawan internasional yang ikut berlayar. Ia bergabung dengan Freedom Flotilla Coalition (FFC) untuk mendukung misi damai yang bertujuan mematahkan blokade Israel di Gaza, mengantarkan bantuan kemanusiaan seperti makanan, obat-obatan, dan perlengkapan medis, serta meningkatkan kesadaran global tentang krisis kemanusiaan di Gaza. 


Thunberg, yang dikenal sebagai aktivis iklim, menegaskan bahwa partisipasinya adalah bagian dari kewajiban moral untuk melawan ketidakadilan, dengan menyatakan bahwa 'silence is complicity' (bahwa diam itu ikut terlibat} dan bahwa misi ini adalah bentuk perlawanan tanpa kekerasan terhadap blokade dan krisis di Gaza.


The Madleen's Gaza Freedom Flotilla adalah inisiatif solidaritas penting yang akan membantu untuk terus menyoroti blokade Israel yang ilegal dan mematikan di Jalur Gaza yang diduduki di tengah-tengah genosida yang sedang berlangsung. Armada Freedom Flotilla Gaza harus diizinkan untuk menjalankan misi damai dengan aman dan bebas dari intimidasi atau serangan. Tidak ada pembenaran untuk memblokir bantuan kemanusiaan ke Gaza di tengah-tengah tingkat kelaparan dan penderitaan yang luar biasa dan salah satu bencana kemanusiaan terburuk di dunia. 


Pihak berwenang Israel harus segera mencabut blokade yang melanggar hukum terhadap Gaza, mengizinkan dan melanjutkan aliran bantuan kemanusiaan dan pasokan yang menyelamatkan nyawa, dan #StopTheGenocide.( Amnesty International @amnesty).


Berbagai inisiatif global, selain Freedom Flotilla, telah bekerja sama untuk mengakhiri blokade Israel atas Gaza, di mana bantuan diblokir dan kelaparan mungkin terjadi. 


Global March to Gaza, yang dipimpin oleh serikat pekerja dan kelompok-kelompok hak asasi manusia dari lebih dari 54 negara, berencana untuk memulai aksi di Kairo pada tanggal 12 Juni dan berjalan menuju Rafah. Mereka bertujuan untuk menekan Mesir agar membuka perbatasan bagi 3.000 truk bantuan, dengan lebih dari 10.000 peserta yang telah mendaftar.


The Tunisian Resilience Convoy, yang berangkat pada tanggal 9 Juni, melibatkan lebih dari 7.000 orang dari Tunisia, Aljazair, Maroko, dan Libya, yang membawa pasokan medis dan makanan ke Gaza. Konvoi yang didukung oleh berbagai organisasi ini, bermaksud untuk mencapai perbatasan Gaza pada tanggal 15 Juni.


(Jkt, 08/06/25 - update 10/06/25)

Terkini!, Crew Madleen Freedom Flotilla ditahan

Greta Thunberg ditangkap karena membela Palestina. PalMedia @PalMedia. Kabar terakhir, Greta diterbangkan kembali keluar Gaza.

Penghentian dan serangan Israel terhadap Armada Freedom Flotilla menuju Gaza adalah kejahatan perang dan ilegal menurut hukum internasional.

Rima Hassan (kiri), Anggota Parlemen Eropa yang ikut armada kapal Madleen's Freedom Flotilla, menuntut perjalanan yang aman bagi kapal kemanusiaan Freedom Flotilla dan diakhirinya blokade Gaza, mencari keadilan untuk #Gaza.  (Aisyah @isyh_aas)

🚨Laporan: Israel berencana untuk menyita kapal yang digunakan Greta Thunberg yang disebut sebagai Freedom Flotilla. Mereka berencana untuk menangkap semua orang yang ada di kapal tersebut karena mencoba menerobos blokade Gaza. Proyek Calvin Coolidge @TheCalvinCooli1

Dia (Greta Thunberg) brilian... di usia 22 tahun dan tahu bagaimana menjawab pertanyaan media. Seorang wanita muda yang berani lebih baik dari banyak politisi.  Yang membuatnya sedih adalah begitu banyak orang Zionis yang menjelek-jelekkan dia karena memiliki belas kasihan. (@HayamHb)

BREAKING: SOS!. Aktivisdalam armada Freedom Flotilla ‘Madleen’ telah diculik oleh pasukan Israel. Greta Thunberg yang warga negara Swedia, mendesak Kementerian Luar Negeri mereka dan membantu mereka menjaga mereka tetap aman! Suppressed News @SuppressedNws.




D. Global March to Gaza & The Tunisian Resilience Convoy

Global March to Gaza

TRT World: Pasukan Mesir & warga sipil menyerang peserta Global March to Gaza pada 13 Juni, yang bertujuan untuk mengakhiri perang Israel dan mengirimkan bantuan ke Gaza, di pos pemeriksaan Kairo-Israel. Penyelenggara memanggil kembali 4.000 aktivis dari 80+ negara untuk kembali ke Kairo di tengah meningkatnya kekerasan. @trtworld.

Salah satu peserta #GlobalMarchtoGaza sedang memberi alasan agar bisa masuk Rafah, karena terdorong penderitaan dan kelaparan dari anak2 Palestina di Gaza. Sangat mengharukan.

Ribuan orang dari lebih dari 50 negara mempertaruhkan segalanya untuk menghentikan genosida dan kelaparan yang dipaksakan. Di dunia yang penuh dengan kejahatan, jadilah seperti ribuan manusia ini! #GlobalMarchtoGaza (Bea @HerNameIs_Bea)

Setelah Madleen's Freedom Flotilla ditangkap di perairan internasional oleh Israel dan dideportasi, sekarang aksi sejenis melibatkan banyak orang dari berbagai dunia.


Update tentang #GlobalMarchToGaza: banyak orang lain, termasuk warga Kanada, yang ditahan di pos pemeriksaan antara Kairo dan Ismailia


Aksi solidaritas akhirnya terperangkap di Mesir, ini himbauan dari aktivis ke warga. "Warga Mesir yang terhormat, kalian tahu jika kalian terperangkap dalam kurungan, warga Palestina adalah orang pertama yang akan menghancurkan kurungan itu untuk menyelamatkan kalian, tolong lawan pemerintahmu dan hancurkan pengepungan untuk saudara-saudaramu, lakukan hal yang benar 🙏" #GlobalMarchToGaza #TruePromise3 #BreakTheSiege (@OwlMillenial34).


Paspor setiap orang telah diambil.  Mereka telah diberitahu bahwa tidak ada yang diizinkan untuk melintasi pos pemeriksaan ini kecuali mereka yang berkewarganegaraan Mesir.  Orang-orang tidak mendapatkan paspor mereka kembali.  Ada yang telah menunggu selama berjam-jam. Sebagian orang diberitahu bahwa mereka harus naik bus ke bandara untuk dideportasi setelah mendapatkan kembali paspor mereka.


Satu pos pemeriksaan hanya dapat menampung ratusan hingga ribuan orang.  Di pos pemeriksaan ini, orang-orang berkumpul dan meneriakkan “Bebaskan Palestina”. (@yipengGe)


Global March to Gaza, yang dipimpin oleh serikat pekerja dan kelompok-kelompok hak asasi manusia dari lebih dari 54 negara, berencana untuk memulai aksi di Kairo pada tanggal 12 Juni dan berjalan menuju Rafah. Mereka bertujuan untuk menekan Mesir agar membuka perbatasan bagi 3.000 truk bantuan, dengan lebih dari 10.000 peserta yang telah mendaftar. (Jkt, 13/06/25).


The Tunisian Resilience Convoy


“Konvoi Ketabahan (Convoy of Steadfastness)” berasal dari Tunisia, Aljazair, Maroko, Mauritania, Libya.

Sebuah koalisi kelompok masyarakat sipil Tunisia telah mengorganisir sebuah konvoi darat berskala besar untuk mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Gaza dan menantang pengepungan Israel yang sedang berlangsung.


Dijuluki "Konvoi Ketahanan (Sumud)" atau  "Resilience (Sumud) Convoy'", misi ini dijadwalkan berangkat pada 9 Juni 2025 melalui Libya dan Mesir menuju perlintasan Rafah, yang masih ditutup oleh Israel. 


Penyelenggara mengatakan lebih dari 7.500 sukarelawan telah bergabung dalam upaya ini sejak 13 Mei, termasuk anggota ultras sepak bola Tunisia yang dikenal dengan sejarah aktivisme politik mereka.


Konvoi Ketahanan yang berangkat dari Aljazair dan melewati Tunisia telah tiba di Libya dan akan bergabung dengan pertemuan global (Global March to Gaza) di Kairo pada hari Kamis, untuk memasuki Rafah dan mendobrak pengepungan Gaza.


The Tunisian Resilience Convoy, yang berangkat pada tanggal 9 Juni, melibatkan lebih dari 7.000 orang dari Tunisia, Aljazair, Maroko, dan Libya, yang membawa pasokan medis dan makanan ke Gaza. Konvoi yang didukung oleh berbagai organisasi ini, bermaksud untuk mencapai perbatasan Gaza pada tanggal 15 Juni.

(Jkt, 13/06/25).