
Ilustrasi money laundering
Kehadiran judi online yang mewabah akhir-akhir ini menjadi pertanyaan kita, apakah betul suatu permainan 'iseng' dengan nilai triliunan rupiah dalam muncul waktu singkat? Alam bawah sadar kita membangkitkan pertanyaan, bahkan game online-yang fanatik pun bisa omzetnya kalah jauh dengan judi online. Baik pejabat, aparat dan warga normal tidak paham fenomena apa ini. Kedatangannya tiba-tiba, dalam waktu pendek, dengan nilai sangat besar untuk hal remeh, dan kok kebetulan beriringan dengan hajatan besar politik. Ketidak-sadaran ini menjadikan suatu pembiaran karena ketidak-tahuan tentang judi online, perdagangan kripto, investasi start-up yang tidak logis dan lainnya. Kita terpapar dengan kejahatan terkini dengan memanfaatkan teknologi canggih dan aturan yang ambigu.
Menurut Kantor PBB untuk Narkoba dan Kejahatan, dikutip dari Investopedia, transaksi pencucian uang global mencapai sekitar $800 miliar hingga $2 triliun per tahun, atau 2% hingga 5% dari produk domestik bruto (PDB) global. Sederhananya, jika PDB Indonesia adalah 20.892,4 triliun rupiah, maka ada transaksi sekitar 1.000-an triliun rupiah.
Berita dari Laporan Lembaga terkait dan lainnya
Dari Laporan PPATK, Kementrian Perdagangan via Bappepti dan Tahun 2024 bahwa ada transaksi mencurigakan dalam jumlah tidak kecil, terutama awal tahun 2024 secara kebetulan bersamaan dengan momen hajatan politik besar, pemilihan presiden. Apakah fenomena yang terjadi, ada keterkaitannya, perlu diselidiki lebih mendalam baik dengan riset akademisi maupun investigasi dari pembuat kebijakan publik:
TPPU & PPATK
Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara menjelaskan tindak pidana pencucian uang (TPPU) merupakan tindak pidana yang bisa didalami dan ditindaklanjuti jika terdapat tindak pidana asal atau predicate crime. Ketika tindak pidana tersebut dikembangkan menjadi tindak pidana pencucian uang, basisnya adalah laporan intelijen dari Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) berupa laporan transaksi dan analisis terkait tindak pidana, dalam hal ini pajak dan kepabean. PPATK kesulitan menindak-lanjuti temuan TPPU, karena memerlukan penyelidikan polisi yang memerlukan dana dan waktu. Oleh sebab itu TPPU atau money laundering seringkali lolos, meskipun PPATK sudah melaporkan. Sampai saat ini tidak ada terobosan hukum memadai mengatasi bottle neck dari masalah ini.
Money Laundering atau Pencucian Uang pada Dokumen Perdagangan Perusahaan
Perdagangan internasional (eskpor dan impor) menjadi modus yang sangat atraktif bagi sindikat kejahatan internasional untuk menjadi sebagai sarana untuk memindahkan uang lintas yurisdiksi dalam rangkaian kegiatan pencucian uang yang berskala global. Salah satu dari kondisi kerentanan ada pada zona perdagangan bebas (Free Trade Zones). Hal ini menyebabkan berkembangnya pencucian uang dengan modus perdagangan atau sering disebut sebagai Trade Based Money Laundering (TBML), adalah proses menyamarkan hasil kejahatan dan perubahan nilai melalui penggunaan transaksi perdagangan internasional untuk melegitimasi asal-usul uang/harta kekayaan yang berasal dari hasil tindak pidana. Antara lain:
Laporan UNODC tentang Kasino, Pencucian Uang, Perbankan Bawah Tanah, dan Kejahatan Terorganisir Transnasional
Menurut Laporan UNODC (United Nations Office on Drugs and Crime), bahwa Kejahatan terorganisir transnasional di Asia Tenggara telah berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir, merangkul teknologi dan merevolusi kejahatan. Pergerakan uang lintas batas, industri kasino, pencucian uang, dan sebagian dipimpin oleh operator kasino dan junket yang telah efektif menjadi bankir bagi kejahatan terorganisir. banyak operasi ini telah melakukannya dengan semakin canggih, melalui penggunaan penambangan (data mining) dan pemrosesan data, teknologi blockchain dan, semakin meningkat, kecerdasan buatan generatif (artificial intelligence).
Sementara kasino dan junket telah melayani selama bertahun-tahun sebagai kendaraan untuk perbankan bawah tanah (underground banking) regional dan pencucian uang (money laundering), menjamurnya perjudian platform online, e-junket, dan keduanya ilegal dan pertukaran mata uang kripto Asia Tenggara yang tidak diatur telah mengubah permainan, sehingga memungkinkan adanya perubahan pergerakan dana anonim yang lebih cepat. Pasar perjudian formal online diproyeksikan akan tumbuh lebih besar dari US $205 miliar pada tahun 2030,5 dengan wilayah Asia Pasifik yang mewakili pertumbuhan pangsa pasar terbesar antara tahun 2022 hingga 2026 dengan proyeksi 37 persen. Selengkapnya baca laporan yang sudah ditranslasikan sebagai alat bantu baca di link bawah.
Junkets istilah aslinya merujuk suatu perjalanan atau trip mewah, namun dalam hal ini adalah perjanjian antara hosting kasino dan operator Junket untuk memfasilitasi perjudian oleh individu atau sekelompok pemain kaya raya selama jangka waktu tertentu melalui program atau tur VIP.
Namun Apa itu Pencucian Uang (money laundering)?
Menurut Investopedia, pencucian uang atau money laundering adalah aktivitas ilegal yang membuat sejumlah besar uang yang dihasilkan oleh kegiatan kriminal, seperti perdagangan narkoba atau pendanaan teroris, tampak berasal dari sumber yang sah (termasuk korupsi, manipulasi, penghindaran pajak dll). Uang dari kegiatan kriminal dianggap kotor, dan proses “pencucian” uang tersebut agar terlihat bersih.
Tahapan Pencucian Uang
Penjahat berupaya menyimpan uang di lembaga keuangan yang sah agar terlihat seolah-olah uang tersebut berasal dari sumber yang sah. Pencucian uang biasanya melibatkan tiga langkah, meskipun beberapa tahap dapat digabungkan atau diulang.
Jenis-jenis Transaksi Pencucian Uang
Akan Berlanjut lagi, Lebih lengkap bisa baca:
Tirto.id:
(Takasitau, Jkt 08/09/24 - 21/09/24 minor updated).

1MDB adalah 1-Malaysia Development Berhad (yang berarti perseroan terbatas). yang didirikan oleh pemerintah Malaysia pada tahun 2009 untuk mendorong pembangunan melalui investasi asing dan kemitraan, dengan ketuanya: Perdana Menteri saat itu, Najib Razak dan menjadi salah satu skandal korupsi terbesar di dunia.
Departemen Kehakiman AS yakin lebih dari $4,5 miliar telah dicuri dan skandal yang diakibatkannya menjadi penyebab jatuhnya pemerintahan PM Najib dan penangkapannya, serta istrinya, Rosmah Mansor, dan banyak orang dekatnya.
Menurut dokumen yang bocor, sejumlah besar dana dipinjam melalui obligasi pemerintah dan disalurkan ke rekening bank di Swiss, Singapura, dan Amerika Serikat. Sekitar $731 juta muncul di rekening bank pribadi Najib menjelang pemilu 2013, dan diduga digunakan untuk membayar politisi, tagihan kartu kreditnya, dan mendanai kebiasaan belanja mewah istrinya.
Pengusaha Malaysia Jho Low, yang menjaidi salah satu konsultannya, bergaya hidup mewah dari dana ini. Dia melakukan pembelian properti senilai puluhan miliar dolar di Beverly Hills dan Manhattan, termasuk apartemen yang pernah dimiliki oleh Jay Z dan Beyoncé; jet pribadi senilai $35 juta; kapal pesiar senilai $260 juta. Juga pembelian lukisan Picasso senilai $3,2 juta yang diberikan kepada Leonardo DiCaprio; $85 juta utang perjudian Las Vegas; pesta ulang tahun Low di mana Jamie Foxx, Chris Brown, Ludacris, Busta Rhymes dan Pharrell Williams tampil live dan Britney Spears melompat keluar dari kue; dan berlian senilai $8 juta untuk model Australia Miranda Kerr. Jho Low juga mendanai film Wolf of Wall Street, melalui perusahaan produksi yang dijalankan oleh anak tiri Najib, Riza Aziz.
Jurnalis Inggris Clare Rewcastle-Brown, yang mengelola situs web Sarawak Report, diberikan 227.000 dokumen yang bocor dan merinci seberapa besar penipuan tersebut. Tidak seperti KPK negeri seberangnya saat ini, Badan antikorupsi Malaysia (MACC) berani mulai menyelidiki dan hendak mengeluarkan surat perintah penangkapan perdana menteri ketika Najib. Namun Najib segera memecat jaksa agung, Abdul Gani, yang memimpin penyelidikan, memecat wakil perdana menteri dan kritikus 1MDB Muhyiddin Yassin, dan empat menteri lainnya yang mengangkat skandal tersebut. Namun kemudian kantor MACC digerebek dan empat pejabat ditangkap.
Mahathir Mohamad, mantan PM yang membantu Najib berkuasa, berterus terang mengumumkan akan mencalonkan diri melawan Najib dalam pemilihan umum tahun 2018. Partai oposisinya terpilih untuk pertama kalinya dalam momen bersejarah, dan langsung memasukkan 1MDB ke dalam agenda. Beberapa hari setelah kejatuhannya, properti yang terkait dengan Najib digeledah oleh polisi. Mereka menyita 1.400 kalung, 567 tas, 423 jam tangan, 2.200 cincin, 1.600 bros dan 14 tiara, yang sebagian besar diduga milik Rosmah, senilai total $273 juta.
Najib dinyatakan bersalah atas tujuh dakwaan termasuk tindak pidana pelanggaran kepercayaan, pencucian uang, dan penyalahgunaan kekuasaan. Hukumannya belum diumumkan namun dia bisa menghadapi hukuman penjara puluhan tahun. Kasus ini berpusat pada transfer 42 juta ringgit ($9,9 juta) dari mantan unit 1MDB SRC International ke rekening banknya melalui perusahaan perantara.
Mantan perdana menteri Malaysia, Najib Razak, diduga meminta bantuan putra mahkota Uni Emirat Arab untuk memalsukan bukti-bukti dalam upaya menutupi skandal 1MDB, demikian menurut rekaman audio yang diungkap oleh pejabat anti-korupsi Malaysia. Komisi Anti-Korupsi Malaysia (MACC) memutar klip audio untuk media dari sembilan percakapan telepon dari tahun 2016 yang diyakini terkait dengan skandal miliaran dolar 1Malaysia Development Berhad (1MDB). Selain Najib, MACC mengatakan bahwa Putra Mahkota Uni Emirat Arab (UEA) Sheikh Mohammed bin Zayed al-Nahyan, istri Najib, Rosmah Mansor, serta pejabat Malaysia dan Emirat juga ikut dalam percakapan tersebut. Dalam salah satu rekaman, Najib diduga meminta putra mahkota untuk membantu mengarang perjanjian pinjaman untuk menunjukkan bahwa putra tiri Najib, Riza Aziz, telah menerima pembiayaan dari International Petroleum Investment Company (IPIC) yang didanai oleh pemerintah Uni Emirat Arab (UEA) dan bukan dari uang yang disedot dari 1MDB.
Sementara Jho Low belum tertangkap, kapal pesiarnya, yang diduga dibeli dengan uang 1MDB, disita di Bali dan sejak itu beredar rumor bahwa Low sering menginap di kawasan perjudian Tiongkok di Makau, Bangkok, dan Taiwan dan terakhir kemungkinan Jho Low bersembunyi di Tiongkok, yang sedang diupayakan bisa dikembalikan ke Malaysia untuk diadili.
Lebih lengkap bisa baca:
(10/09/2024)

Idea Gila Pencucian Uang dari Akun Quora (Jaques Figaro)
Bagaimana seseorang bisa mencuci (uang) $10.000 sebulan? (Rp. 150 juta/bulan)
1. Mulailah sebuah perusahaan yang menangani sesuatu yang benar-benar mudah rusak dan sekali digunakan tidak meninggalkan jejak. Makanan, sayuran, apa saja. Juga tidak memiliki inventaris. Jadi jadikanlah itu layanan pengiriman. Pekerjakan seorang peretas untuk membuat pesanan palsu. Benar-benar membeli barang untuk pesanan sehingga ada catatan transaksinya. Setiap pesanan adalah keuntungan, semua keuntungan adalah pendapatan yang lebih sah.
2. Temukan artis tidak punya uang dengan bakat nyata. Menjadi manajer mereka. Temukan seseorang yang memiliki alasan untuk membeli karya seni dan memberi mereka penawaran terbaik di dunia. Seni bisa berharga berapa pun yang bersedia dibayar seseorang untuk itu. Anda memberi mereka uang untuk membeli karya seni tersebut, mereka menyimpan % dari uang itu, apa pun yang Anda peroleh dari mereka adalah keuntungan.
3. Berikan uang kepada teman yang dipercaya. Pergi ke kasino. Mainkan poker dengan teman itu di meja yang sama. Bertaruhlah untuk mengisolasi satu sama lain sehingga Anda bisa bermain lebih baik. Teruslah bermain satu lawan satu sampai dia kehilangan semuanya dari Anda. Sekarang Anda sendiri yang memenangkannya di depan kamera, bagus dan legal.
4. Siapkan gerobak es krim / stand hot dog / gerobak makanan jenis lainnya. Catat penjualan yang tidak terjadi. Merasa uangnya tidak cukup? Ya, Anda bisa memulai lebih dari satu gerobak, tetapi asal tahu saja, orang-orang yang menjual hotdog di New York Central Park membayar lisensi hampir seperempat juta setahun.
Saya kira sisanya merupakan variasi dari tema di atas. Namun, ketahuilah bahwa jika ada orang yang memperhatikan - atau memutuskan untuk memperhatikan karena mencurigai sesuatu - Anda akan ketahuan. (08/09/2024) - https://www.quora.com/What-are-some-creative-ways-to-launder-large-amounts-of-cash-What-are-the-risks-involved-in-doing-so-e-g-from-authorities