Warga Palestina yang mengungsi kembali dari pusat distribusi bantuan di Jalur Gaza tengah pada 8 Juni 2025 (AFP) - Middle East Eye

"Hunger Games" di Gaza

UPDATE Awal Agustus 2025: Menurut laporan Kantor Hak Asasi Manusia PBB (OHCHR - Office of the United Nations High Commissioner for Human Rights), sejak GHF mulai beroperasi pada 27 Mei 2025, 1.373 warga Palestina tewas saat menunggu bantuan di Jalur Gaza hingga awal Agustus 2025. Rinciannya: 859 orang tewas di dekat lokasi distribusi bantuan GHF, 514 orang tewas di sepanjang rute konvoi makanan. Sebagian besar kematian disebabkan oleh tembakan militer Israel atau kontraktor keamanan yang terkait dengan GHF. Menurut otoritas Gaza dan PBB, Gaza membutuhkan 500-600 truk bantuan per hari untuk memenuhi kebutuhan makanan, bahan pokok, bahan bakar, dan obat-obatan bagi 2,3-2,4 juta penduduk. Namun realisasi masuk truk, sejak Israel melonggarkan blokade pada akhir Mei 2025, rata-rata hanya 70 truk per hari yang diizinkan masuk, jauh di bawah kebutuhan minimum.

Krisis kelaparan di Gaza direkayasa oleh Israel dan didukung oleh Barat, kata dokter Norwegia. Al Jazeera English - 20 Juli 2025


Tentara Penindasan Israel (IDF) melakukan permainan kelaparan untuk kesenangan, olahraga, dan kekejaman setiap hari di Gaza seperti ini. Furkan Gözükara @GozukaraFurkan - 21 Juli 2025


Hanya di Gaza, Hunger Games dalam kehidupan nyata! Ketika tepung menjadi sebuah mimpi! Saya merekam momen-momen ini saat saya berusaha mendapatkan tepung untuk keluarga saya-hanya satu di antara ribuan orang yang berusaha keras untuk melakukan hal yang sama. Gaza 12 Juni 2025. - Ahmed El-Madhoun @madhoun95


Rezim genosida benar-benar telah menciptakan 'hunger games' (permainan kelaparan) di Gaza dengan hak hidup atau mati bagi siapa pun yang dapat melarikan diri dari peluru penembak jitu pembunuh berantai. Israel harus membayar mahal untuk penderitaan dan genosida yang tak terhitung ini. moonbee @BMoon_bee - 11 Jun 2025


Teroris Amerika dari Gaza Humanitarian Foundation memfilmkan anak-anak yang kelaparan ditembaki dengan granat gas dan menodongkan senjata api. Sarah Wilkinson @swilkinsonbc


Najat Shaheen pingsan setelah berjalan kaki dari Deir al-Balah ke titik bantuan Amerika-Israel di Al-Shakoush, namun kembali dengan tangan hampa. “Anak-anak saya lapar... mereka membohongi kami.” Suppressed News. @SuppressedNws


Rekaman video menunjukkan tentara Israel menembaki para pencari bantuan Palestina yang sedang menunggu untuk mengambil makanan untuk keluarga mereka di Khan Younis, di Jalur Gaza selatan. Quds News Network @QudsNen


Mengerikan: Adegan apokaliptik dari Gaza. Warga sipil yang kelaparan menunggu truk-truk bantuan, mengerumuni truk-truk tersebut, memanjatnya, putus asa mencari makanan. Kelaparan semakin parah karena ribuan anak-anak berada di ambang kematian - Israel sengaja membuat mereka kelaparan. Khalissee @Kahlissee


Adegan menunjukkan warga Palestina tak bernyawa tergeletak di jalan setelah pasukan pendudukan Israel menyerang warga sipil yang berkumpul untuk menerima bantuan di barat laut Jalur Gaza. Palestine Info Center @palinfoen - di berita06 Agustus 2025


Warning: 

Warga Palestina tak bernyawa tergeletak di jalan

Telah Ada laporan orang-orang jatuh sakit setelah mengonsumsi kacang-kacangan yang merupakan bagian dari lokasi distribusi bantuan AS, yang menyoroti kekhawatiran tentang keamanan pangan dan kualitas bantuan di wilayah tertentu.


"Hunger Games" di Gaza

Di momen warga Gaza sedang kelaparan akibat blokade perbatasan oleh Israel, membuat Gaza se[perti neraka, sementara di New York berlangsung pameran Fashion Met Gala yang dihadiri selebriti dengan kemewahan, seakan menegaskan ketidak-pedulian AS, yang menjadi pendukung utama genosida dan kelaparan di Gaza.

Banyak pengguna di X membandingkan krisis Gaza dengan The Hunger Games, terutama karena begitu kontras kondisi antara kemewahan elit global (misalnya, (acara Met Gala) dan penderitaan warga Gaza. Misalnya, cuitan menyebut Met Gala sebagai "Capitol" dan Rafah sebagai "Distrik 13," mencerminkan persepsi publik diasosiasikan area di Hunger Games, tentang ketimpangan yang serupa dengan dunia fiksi Suzanne Collins. 


Met Gala, uga dikenal sebagai Costume Institute Benefit, adalah acara amal tahunan yang bertujuan untuk mengumpulkan dana untuk Costume Institute dan menandai pembukaan pameran mode tahunan museum, diselenggarakan di Metropolitan Museum of Art di New York City, 


Dikutip dari Middle East Eye, tragedi Gaza tidak hanya berdampak pada orang-orang yang terbunuh dalam pembantaian atau penghancuran rumah dan kota. Selain kengerian-kengerian tersebut, warga Palestina juga mengalami penderitaan psikologis dan sosial yang luar biasa sebagai konsekuensi dari kebijakan Zionis yang bertujuan untuk membuat Gaza menjadi neraka.


Tindakan sederhana untuk bertahan hidup telah menjadi sebuah bentuk kepahlawanan hidup atau mati. Bahkan untuk melakukan rutinitas dasar sehari-hari pun kini membutuhkan ketahanan yang luar biasa. Selama lebih dari seratus hari berturut-turut, pemerintah kolonial Zionis telah menerapkan salah satu strategi perang yang paling kejam dan memalukan yang pernah dipikirkan: menghilangkan makanan, yang merupakan kebutuhan utama manusia untuk hidup.


Dalam sebulan terakhir ini, Israel telah membunuh lebih dari 400 warga Palestina di tempat distribusi makanan. "Pilihan apa yang kami punya? (selain ini)" tanya para penyintas saat mereka melewati mayat-mayat untuk mendapatkan kantong tepung.


Berdasarkan laporan dari Kantor Hak Asasi Manusia PBB (OHCHR) pada 15 Juli 2025, sebanyak 875 warga Palestina telah terbunuh sejak 27 Mei 2024, saat mencoba mengakses bantuan makanan di Gaza, dengan 674 di antaranya tewas di sekitar lokasi distribusi yang dikelola oleh Gaza Humanitarian Foundation (GHF). Sisanya, 201 orang, tewas di dekat rute konvoi bantuan atau konvoi yang dioperasikan oleh PBB atau mitra lainnya.


Laporan +972 Magazine, menceritakan bagaimana perjuangan salah satu pemuda Gaza dan saudaranya mengambil tepung dari truk. Pada 11 Juni,2025, Hatem Shaldan yang berusia 19 tahun dan saudara laki-lakinya yang berusia 23 tahun, Hamza, pergi untuk menunggu truk bantuan di Jalur Gaza, berharap mendapatkan tepung untuk keluarga mereka. Namun, Hamza kembali dengan membawa jenazah Hatem yang terbungkus kain kafan. 


Sebelumnya, keluarga Shaldan hampir tidak memiliki makanan selama dua bulan karena blokade Israel, tinggal di tempat penampungan di ruang kelas setelah rumah mereka hancur dalam serangan udara pada Januari 2024. Sekitar pukul 1:30 pagi, mereka bergabung dengan orang-orang lain di sepanjang Jalan Al-Rashid ketika mereka mendengar truk-truk pengangkut tepung tiba. Tak lama kemudian, mereka mendengar tembakan artileri.


Hamza berbagi pengalamannya dengan +972 Magazine tentang saat-saat chaos selama penembakan ketika dia dan saudaranya, Hatem, terpisah. Dia mengambil sekantong tepung dan kembali ke tempat pertemuan mereka, tetapi Hatem hilang. Meskipun berulang kali menelepon telepon Hatem, dia tidak menerima jawaban, dan ketika mayat-mayat diangkut, Hamza kesulitan untuk mengetahui bahwa saudaranya ada di antara mereka.


Kemudian, seorang teman meneleponnya dengan membawa foto jenazah dari Rumah Sakit Syuhada Al-Aqsa, dan setelah mengirim sepupunya untuk memeriksanya, berita tersebut mengonfirmasi bahwa itu adalah Hatem.


Hamza pingsan saat mendengar hal itu, namun ia bergegas ke rumah sakit, di mana seorang pasien yang selamat menjelaskan bahwa Hatem terkena pecahan peluru dari tank Israel saat bersembunyi di rerumputan tinggi.


Pada hari itu, 25 orang Palestina meninggal di Jalan Al-Rashid sambil menunggu bantuan. Hamza kemudian menguburkan Hatem di samping ibu mereka, yang terbunuh oleh penembak jitu, dan kakak laki-laki mereka, Khalid, yang tewas dalam serangan udara.


Mirjana Spoljaric (Presiden ICRC) menyatakan bahwa situasi di Gaza "melebihi standar yang dapat diterima secara hukum, moral, dan kemanusiaan." Ia menyoroti hilangnya martabat manusia, dengan warga Gaza kelaparan dan hidup dalam kondisi tidak manusiawi, serupa dengan penderitaan distrik dalam The Hunger Games. Ia juga mengkritik distribusi bantuan oleh Gaza Humanitarian Foundation (GHF) yang didukung AS dan Israel karena menciptakan "jebakan maut" bagi warga sipil yang kelaparan.


Tedros Adhanom Ghebreyesus (Direktur Jenderal WHO) menggambarkan krisis di Gaza sebagai situasi di mana "orang-orang kelaparan, sakit, dan sekarat" sementara bantuan (seharusnya) hanya "beberapa menit jauhnya" di perbatasan. Ia menyerukan penghentian blokade bantuan untuk mencegah kematian lebih lanjut, mencerminkan paralel dengan kontrol sumber daya dalam The Hunger Games


Tentara Israel di Gaza dilaporkan mengubah penargetan anak-anak Palestina menjadi sebuah “permainan perburuan manusia (human-hunting game)” yang mengerikan dan sistematis, menurut ahli bedah Inggris, Dr. Nick Maynard. Dia memberikan kesaksian: “Anak-anak ini menjadi sasaran seolah-olah ini adalah sebuah permainan... Suatu hari mereka semua ditembak di kepala, hari berikutnya di leher, dan hari berikutnya di testis... Ada pola yang jelas dan disengaja pada luka-luka tersebut.” Gaza Notification @gazanotice.


Gaza sedang menjadi sasaran perang biologis oleh pendudukan melalui bantuan pangan. Aflatoksin B1, suatu mikotoksin karsinogenik, telah ditemukan dalam kacang putih dan polong-polongan, dan oksikodon narkotika telah ditemukan dalam tepung. Ada kecurigaan kuat adanya kontaminan bakteri lain dalam bantuan pangan yang diberikan oleh pendudukan. Kami mendesak Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk mengambil sampel bantuan pangan untuk diuji guna memastikan apakah ada perang biologis di Gaza. Dr. Mohammed Hamad - Gaza @Medo198518.


Aflatoksin B1 adalah jenis aflatoksin yang paling umum ditemukan dalam makanan dan merupakan salah satu senyawa karsinogenik dan genotoksik yang paling kuat, dihasilkan oleh jamur Aspergillus flavus dan Aspergillus parasiticus. Aflatoksin B1 dapat ditemukan pada berbagai komoditas pertanian seperti jagung dan kacang tanah. Aflatoksin B1 termasuk dalam kelompok mikotoksin, yaitu senyawa beracun yang dihasilkan oleh jamur. Sifat karsinogenik berarti aflatoksin B1 dapat menyebabkan kanker, sementara sifat genotoksik menunjukkan bahwa ia dapat merusak DNA. Aflatoksin B1 dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, termasuk kerusakan hati, kanker hati, dan gangguan sistem kekebalan tubuh.


Telah Ada laporan orang-orang jatuh sakit setelah mengonsumsi kacang-kacangan yang merupakan bagian dari lokasi distribusi bantuan AS, yang menyoroti kekhawatiran tentang keamanan pangan dan kualitas bantuan di wilayah tertentu. MagicalM @MagicalM237047 dilaporkan 14 Juli 2025


Referensi:


+972 Magazine: ‘The Hunger Games’: Inside Israel’s aid death traps for starving Gazans

Midle East Eye: Blood or bread: Surviving Israel’s vicious hunger regime in Gaza

Grok


(Jkt, 21/07/25 refined 24/07/25 - last updated 7/08/25)


Anak-anak Israel terlihat menginjak-injak bantuan kemanusiaan yang ditujukan untuk Gaza, sehingga menghalangi pengiriman makanan kepada penduduknya. TIMES OF GAZA @Timesofgaza


Bayangkan jika Anda mendukung sebuah rezim di mana anak-anak dibesarkan bukan hanya dengan propaganda, tetapi juga dengan kekejaman. Bayangkan (anda) membela sebuah sistem yang mengajarkan anak-anak untuk menodai makanan yang seharusnya diperuntukkan bagi mereka yang kelaparan. Jika ini adalah “landasan moral yang tinggi,” Anda telah mengubur kemanusiaan Anda dalam puing-puing. Rahamneh @markedasmylast


Pemukim (Israel) memblokir truk bantuan (ke Gaza) dan pengemudinya. diserang. Bantuan yang sangat dibutuhkan sedang dikirim ke Gaza, di mana terjadi kekurangan makanan parah dan banyak orang meninggal karena kelaparan. Kemarin, gerombolan pemukim menghancurkan Bantuan. Hari ini mereka memblokir untuk memukuli pengemudinya. Mereka adalah "God's chosen people". Khalissee @Kahlissee - 16 Mei 2024.


Jadi, seluruh cerita "Hamas membajak bantuan" hanyalah para pemukim (Israel) yang menyerang di siang bolong sementara warga Palestina (menunggu bantuan) kelaparan. Merekalah yang menghalangi pasokan makanan. Bukan pejuang perlawanan (Hamas). Bukan (disembunyikan di) terowongan. Hanya kelas pemukim psikotik yang didukung penuh oleh rezim genosida dan diamnya Barat. Hussein A @PulseOrbit


Tanpa kata-kata lagi, ini bukan dapur umum bencana alam, tapi dapur bencana kemanusiaan


Adegan yang tampak seperti film, tetapi sangat nyata. Wartawan memfilmkan ratusan warga Palestina di Gaza yang mati-matian berlari di bawah tembakan tentara Israel hanya untuk mendapatkan sekarung tepung di tengah perang kelaparan yang sedang berlangsung di wilayah tersebut. - Quds News Network @QudsNen - 18 Jun 2025


Kesaksian Seorang tentara bayaran @GHFUpdates
(Gaza Humanitarian Foundation)

Whistle‑blower, Letnan Kolonel Tony Aguilar, seorang Baret Hijau, Purple Heart, yang baru saja kembali dari Gaza, bergabung dengan Offir Gutelzon dan jurnalis pemenang penghargaan Noga Tarnopolsky untuk percakapan tanpa filter mengenai apa yang ia sebut sebagai tindakan “kriminal” di lokasi-lokasi bantuan GHF.

Tony Aguilar

Amir, atau nama aslinya Abdulrahim Mohammed al-Jarabe'a.


Kesaksian Seorang tentara bayaran @GHFUpdates
(Gaza Humanitarian Foundation)

Anthony Aguilar memberikan kesaksian bahwa tentara Israel membunuhi warga sipil tak berdosa di tempat yang disebutnya sebagai lokasi bantuan. Kesaksian saksi mata yang mengerikan (berikut petikan penting dari video testimoni) :


"Kami memperlakukan warga sipil di Gaza lebih buruk, dengan martabat yang lebih rendah daripada kami memperlakukan para pejuang ISIS yang menyerah di Baghuz Fawqani di Suriah pada tahun 2018 ...


Pada 28 Mei, di tempat distribusi site #2, anak laki-laki ini, Amir, berjalan menghampiri saya, mengulurkan tangan dan mencium tangan saya. Anak ini tidak memakai sepatu. Pakaiannya jatuh dari badannya karena dia sangat kurus .... Dia tidak punya kotak... dia punya setengah kantong beras, kacang-kacangan, dan dia berterima kasih kepada kami...


... Dia berjalan 12 kilometer untuk sampai ke sana ... & ketika dia sampai di sana dia berterima kasih kepada kami atas remah-remah yang dia dapatkan ... & dia meletakkannya di tanah & tangannya yang kurus dan kurus kering, dan dia mencium saya dan berkata ‘terima kasih’.


Dan kemudian dia mengumpulkan barang-barangnya, berjalan kembali ke kelompoknya, dan kemudian dia ditembaki dengan semprotan merica, gas air mata, granat aksi (stunt), dan peluru, dan dia ditembaki, di kakinya dan di udara, dan dia melarikan diri... 


... dan IDF menembaki kerumunan ... mereka menembak ... dan mereka menembaki kerumunan ini & orang-orang Palestina, warga sipil, manusia, berjatuhan ke tanah, dan Amir adalah salah satu dari mereka ... Amir berjalan sejauh 12 kilometer untuk mendapatkan makanan, tidak mendapatkan apa-apa selain sisa-sisa makanan, berterima kasih kepada kami, dan meninggal."


Zachary Foster @_ZachFosternya.


Namun hingga kini ibu Amir dan kerabat keluarga mencari, tidak diketemukan.


Sumber: 


Akun XZachary Foster@_ZachFoster

Yotutube: Lt Col (ret) Anthony Aguilar's Heartbreaking Account of Inhuman "Aid" & Forced Displacement in Gaza - Youtube Channel: Unxeptable


(Jkt, 30/07/25 - updated 2/08/25)


Keluarga Abdulrahim Mohammed al-Jarabe'a - yang akrab disapa Amir - telah meminta penyelidikan internasional setelah anak tersebut menghilang tak lama setelah direkam saat menerima bantuan dari tentara AS di Gaza. Mereka telah mencari ke berbagai rumah sakit, kamar mayat, dan organisasi bantuan — termasuk Palang Merah — untuk mencari tanda-tanda keberadaannya.- Khaled Shalaby @KShalabyNews - ditayangkan 2 Agustus 2025