Kunjungan Aktivis NU ke Israel 
Menuai Kecaman

Takasitau dari Berbagai Sumber

Di saat warga di Jalur Gaza, Palestina di bombardir menjadi korban genosida dan juga Tepi Barat terus ditimpa bencana kemanusiaan oleh Israel yang berlangsung hingga kini, ada kejadian seperti tidak masuk di nalar, karena keluguan mereka atau pemikirannya sudah tergerus oleh pemahaman yang keliru dan bisa jadi ada sokongan donasi yang membuat mata dan telinga tertutup. Lima orang aktivis dengan latar belakang NU berkunjung ke Israel akhir Juli 2024 ini menimbulkan goncangan di masyarakat di saat meluapnya informasi yang menyajikan fakta-fakta kemirisan nasib korban warga Palestina di media Tiktok dan X yang lebih bebas dan tidak begitu terfilter. Masih adakah rasa empati, peduli, iba setelah berbulan-bulan mereka dalam kondisi mengenaskan dan korban puluhan ribu orang, serta cacat ratusan ribu? Kita tidak bisa banyak menolong, bahkan dunia internasional dan badan dunia terlalu lemah dibanding niat merusak dari Israel dan kemampuan dana globalis disokong Amerika dan dunia barat. 


Cendekiawan Nahdlatul Ulama (NU), Prof. Dr. Nadirsyah Hosen, atau akrab disapa Gus Nadir mengeluarkan pernyataan terbuka mengenai kunjungan lima aktivis NU ke Israel untuk menemui Presiden Israel Isaac Herzog di awal Juli 2024.  Kelima tokoh itu adalah Gus Syukron Makmun, Dr. Zainul Maarif, Munawar Aziz, Nurul Bahrul Ulum, dan Izza Annafisah Dania.  Tidak hanya 5 tokoh muda NU saja, tapi ada juga beberapa orang lainnya, termasuk pemimpin jemaat Yahudi, Rabi Yaakov Baruch.  Gus Nadir mengkritik keras langkah tersebut dan menyoroti berbagai aspek yang menurutnya bertentangan dengan prinsip NU.  Menurutnya, salah satu dari mereka mengaku undangan diatur melalui jaringan alumni Harvard dan berkaitan dengan akademik serta start up. Seperti dikutip dari Kumparan, meskipun diklaim sebagai kunjungan pribadi.


Gus Nadir menilai mereka diundang karena afiliasi mereka dengan NU. "Jadi enggak bisa ngeles dengan mengatakan ini atas nama pribadi. Mohon maaf atas keterusterangan saya ini: tanpa NU mereka bukan siapa-siapa dan enggak bakal masuk radar Israel," kata Nadirsyah dalam akun Instagram pribadinya @nadirsyahhosen_official, juga di Facebook.


"Kita tahu bagaimana Mahkamah Internasional sudah bersikap. Begitu juga kebijakan pemerintah RI soal ini. Jadi yang dilakukan kelima orang itu jauh dari prinsip NU: tawazun dan i’tidal," ucapnya.  Gus Nadir menjelaskan, NU tidak hanya bertindak berdasarkan prinsip tasamuh (toleransi) dan tawasuth (moderasi), tetapi juga tawazun (keseimbangan) dan i'tidal (keadilan). Ia menekankan undangan tersebut seharusnya dipertimbangkan dari berbagai aspek, termasuk geopolitik dan konflik yang sedang berlangsung. Selain itu, Gus Nadir menilai pertemuan dengan Presiden Israel tidak memiliki dampak signifikan. Menurutnya, Presiden Israel hanya merupakan simbol seremonial dan tidak menjalankan pemerintahan sehari-hari. 


Sikap Organisasi


Ketua PBNU Bidang Hukum dan Media, Savic Ali menegaskan, PBNU tak pernah memberi mandat pada mereka untuk menemui Isaac. Kelima Nahdliyin itu juga tak pernah berkonsultasi dengan PBNU.  Pengurus PBNU mengambil langkah tegas. Lima orang yang bertolak ke Israel diberi pilihan mundur atau diberhentikan sebagai pengurus. Hal ini sebagaimana disampaikan Sekretaris Jenderal PBNU H. Saifullah Yusuf (Gus Ipul).


Sementara, Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) DKI Jakarta memberhentikan empat orang pengurusnya yang ikut ataupun terlibat dalam kunjungan ke Israel. Ketua PWNU DKI Jakarta Samsul Ma'arif menjelaskan, pemberhentian itu berdasarkan hasil rapat internal yang dilakukan jajaran pengurus PWNU DKI Jakarta.  Kelima kader NU tersebut yakni Zainul Maarif merupakan dosen di Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (Unusia) yang juga Wakil Ketua Lembaga Bahtsul Masail PWNU Jakarta. Kemudian Munawir Aziz sebagai Sekretaris Umum Persatuan Pencak Silat yang juga juga Sekum Pagar Nusa. Nurul Barul Ulum dan Izza Anafisa Dania adalah anggota dari Pimpinan Pusat Fatayat NU. Sedangkan Syukron Makmun adalah Ketua Pengurus Wilayah NU Banten.


Dari publikasi website MUI, Ketua MUI Bidang Fatwa, Prof KH Asrorun Ni'am Sholeh menyampaikan, langkah ini ditempuh setelah MUI melakukan konsolidasi internal, sebagai respons atas kunjungan lima warga negara Indonesia ke Israel. Dari hasil konsolidasi internal MUI tersebut, diketahui ada NGO bentukan beberapa orang yang salah satu visinya membangun hubungan diplomatik dengan Israel. Kiai yang akrab disapa Prof Ni'am itu mengungkapkan, kedua pengurus NGO tersebut tercatat sebagai Anggota Komisi Fatwa MUI berinisial MAQ dan AR.


Seperti terlihat di media X, cuplikan atau screenshot dari organisasi Rahim, bahwa KH Mukti Ali Qusyairi dan KH Asnawi Ridwan, juga menjadi anggota Komisi Fatwa dan Bidang Perbankan MUI, juga tergabung dengan LBM PWNU DKI Jakarta.


Urutan Kejadian, Perkongsian dan Ke-terpapar-an


Sementara muncul penjelasan dari aktivis yahudi Indonesia dalam debat  Dua-Sisi TVOne: Husein vs Monique Soal 5 Warga NU Ke Israel.  Monique Rijkers yang memberikan pernyataan mengejutkan terkait 5 kader NU yang beredar foto lima tokoh muda Nahdliyin bertemu dengan Presiden Israel, Isaac Herzog. Mereka datang ke Israel ternyata atas permintaan dari pihak di Indonesia sendiri. (Acara debat Dua Sisi di TVOne). 


Menurut Islami.co, kunjungan disponsori oleh lembaga itrek. Lembaga ini dikenal menjadi sponsor dan panitia perjalanan warga Amerika Serikat (AS) ke Israel. dalam websitenya mereka menyebutkan: Semua pendukungnya (yayasan dan individu, termasuk lebih dari 1.300 mantan Pemimpin itrek) memiliki investasi dan keyakinan yang sama dalam memberikan pengalaman otentik Israel yang dipimpin oleh rekan kerja kepada para pemimpin masa depan. Mereka memiliki program mengenalkan dan membina kader muda dalam bidang Bisnis, Hukum, Kebjiakan dan STEM (Science, technology, engineering, and mathematics) agar lebih memahami Israel dan tantangannya, tentunya dalam pembelaan di forum nasional dan internasional. Menurut Islami.co, lembaga ini adalah bagian dari proyek Hasbara, mesin propaganda Israel untuk mendukung dan melegitimasi posisinya. Sebelum rahim.or.id ditutup, sempat ada tangkapan layar yang menunjukan artikel pembelaan terhadap Israel serta menyudutkan Palestina. 


Inisiasi sepertinya banyak berkutat di sekitaran PWNU DKI Jakarta, Ketua dan wakil ketua (yang lama) terlibat langsung dalam perkongsian pada Pusat Studi Warisan Ibrahim untuk Perdamaian dan situs rahim.or.id  sebagai media publikasinya, yang saat ini sudah tidak bisa diakses. LBM (Lembaga Bahtsul Masail) PWNU DKI Jakarta bekerjasama dengan Eits Chaim  dan Bnei Noah atau Bani Nuh Indonesia membuat kerjasama dalam Pusat Studi Warisan Ibrahim untuk Perdamaian  (Yahudi, Muslim dan Kaum Bani Nuh). Eits Chaim  Indonesia adalah sebuah yayasan nirlaba di Indonesia untuk mempromosikan pemahaman tentang kepercayaan Yahudi dan tanah Israel di Indonesia. Sedangkan Bnei Noah Indonesia berafiliasi dengan Noahide Academy Israel, adalah paguyuban pengikut Taurat Yahudi di Indonesia, mempromosikan hidup berdampingan dengan Israel. PWNU adalah wadah pemikir NU dalam beberapa dekade yang merekomendasikan kebijakan ke pemerintah urusan domestik dan internasional, jadi anggota MUI dan pengajar. 


Belum lama, setelah berita hangat tentang kunjungan 5 watga nahdliyin ke Israel, Masjid Istiqlal berencana mengadakan acara di Voice of Istiqlal yang mengundang Ari Gordon yang akhrnya batal digelar. Menurut TirtoAri Gordon sebelumnya sempat dijadwalkan menjadi narasumber seminar bertajuk "Relations Among Abrahamic Religious Communities in History and Today". Acara diagendakan pada hari Rabu, 17 Juli 2024, mulai pukul 15.30-16-30 WIB. Panitia penyelenggara ialah Voice of Istiqlal. Lokasinya di Perpustakaan Masjid Istiqlal. Ari Gordon merupakan Direktur Hubungan Muslim-Yahudi American Jewish Committee (AJC) atau Komite Yahudi Amerika. Misi utama AJC yaitu meningkatkan kesejahteraan masyarakat Yahudi dan Israel. Mereka juga berkeinginan memajukan hak asasi manusia dan nilai-nilai demokrasi di Amerika Serikat dan di seluruh dunia. Mengutip biodata Ari Gordon via situs web AJC, tugas utama Ari Gordon selaku Direktur Hubungan Muslim-Yahudi adalah membangun kemitraan antara orang Yahudi dan Muslim. Namun jika dilihat di website nya, secara jelas mendukung Israel serta memojokan Palestina serta Hamas.


Saat ini ketua harian BPMI (Badan Pengelola Masjid Istiqla) dijabat oleh Prof. DR. KH. Nasaruddin Umar, MA merangkap Imam Besar Masjid Istiqlal. Nasaruddin Umar tersorot karena sebelumnya sempat mengunjungi ke Amerika dalam program kerjasama dengan AJC. Dalam artikelnya 1 Maret 2024, AJC menyebutkan: Profesor Nasaruddin Umar, Imam Besar Masjid Istiqlal – masjid nasional Indonesia dan masjid terbesar di Asia Tenggara – baru-baru ini menyelesaikan fellowship intensif selama enam minggu dengan American Jewish Committee (AJC) dan Jewish Theological Seminary (JTS). Beasiswa ini mencakup studi akademis, pertemuan dengan para pemimpin masyarakat sipil dan pejabat pemerintah, dan partisipasi dalam dialog antaragama di seluruh Amerika Serikat (lebih lengkap lihat tautan di bawah).


Pandangan Luar


NU adalah organisasi besar, namun seperti terfragmentasi  dari pandangan dan sikap. Banyak cendekia yang punya potensi tapi tidak teradopsi organisasi kadang terlihat seperti terlalu banyak personil dalam suatu organisasi (ketidak-solidan dan produktivitas), sehingga tidak menentukan arah yang bervisi ke depan. Kejadian kunjungan di saat situasi kritis di Palestina yang menjadi masalah dunia, seakan membuka tabir lama dan terbaru. Tabir lama adalah kunjungan elit warga NU, menurut warga X, seakan mereka hanya melanjutkan estafet perjuangan elit NU, yang pondasinya telah lebih dulu dibangun oleh Gus Dur pada 1994, dan diperkuat kembali oleh Yahya Staquf bertemu Netanyahu pada 2018 lalu. 


Di era keterbukaan informasi, fakta sulit ditutupi seperti misalkan video pernyataan lengkap Gus Dur tentang pembelaan ke Israel maupun Yahya Staquf ikut berdoa di ritual Yahudi di Israel terpampang di media X. Siapapun bisa melihat dengan jelas, hanya bisa mengubah sikap jika berkehendak untuk berubah. Atas sikap Gus Dur dulu, warga nahdliyin tidak perlu segan untuk mawas diri dan memperbaiki, mungkin kekhilafan sikap karena ketertutupan informasi di jaman dulu. Pendudukan di Palestina oleh Israel dari semula disembunyikan, kejahatan kemanusiaan yang berulang dan korbannya tidak diekspos di media mainstream, hanya percikan kecil yang kembali tertutup atau dalam judul yang disamarkan. 


Dari sisi percikan terpisah yang saat ini belum jelas kaitannya, antara kunjungan aktivis NU, organisasi Rahim dan LibForAll yang diketuai C. Holland Taylor. Holland Taylor menganggap dirinya sebagai ahli Islam dan Islamisasi Jawa pada abad ke-15 dan ke-16. Menurut situs LibforAll miliknya, C. Holland Taylor dan Gus Dr adalah pendirinya. LibForAll didirikan pada tahun 2003 oleh mantan presiden Indonesia Kyai Haji Abdurrahman Wahid dan C. Holland Taylor dari Amerika, dan menyebutkan pencapaian diri mereka sendiri bahwa  LibForAll telah banyak dipuji oleh para ahli kebijakan internasional, pemimpin pemerintahan dan media blue-chip, yang menganggap LibForAll Foundation sebagai pionir dalam pengembangan dan mengoperasionalkan strategi kontra-radikalisasi yang efektif di seluruh dunia.


Holland Taylor juga diduga membuat website khusus untuk NU: Bayt ar-Rahmah dan terhubung link pada menu situsnya. Menurut situsnya, Bayt ar-Rahmah (Rumah Rahmat Ilahi) berupaya memulihkan fitrah manusia ke kondisi yang dianggap suci dan asli (fitra) oleh Islam, dan menghilangkan praktik luas yang menggunakan agama untuk menghasut kebencian dan kekerasan terhadap orang lain. Pada dasarnya tujuan mulia, namun saat ini mulai ter-erosi serbuan politik baik dari dalam maupun luar negeri.  


Dalam penggalan halaman dari situs yang dikirim oleh postingan X, Instrumentl.com, dilaporkan LibForAll Foundation menerima secara periodik sumbangan dari lembaganya sejak tahun 2009 sampai dengan 2022. Dari website Instrumentl.com nampaknya tidak spesifik tertuju untuk kepentingan Yahudi dan Israel. Instrumentl didirikan pada tahun 2015, Instrumentl dibangun untuk membantu penggalangan dana memanfaatkan waktu dan energi mereka yang berharga dengan sebaik-baiknya. Membuat proses hibah menjadi lebih cepat, mudah, dan efisien, sehingga dapat melakukan yang terbaik: memberikan dampak positif. Pergeseran sasaran umum menjadi politis di Indonesia, mungkin kedekatan personal dari penggagasnya dan menemukan habitat yang bisa tumbuh, yaitu LibForAll Foundation. Apakah ada kaitan dengan Hasbara? Dari laporan Islami.co, Itrek mewakili Hasbara dalam mendanai. Namun porsi mana dari pendanaan ke Israel, apakah dari LibForAll atau Itrek ataukah keduanya, namun kedua lembaga bermuara yang sama, sebagai mesin Israel dalam 'difusi' budaya dan keyakinan, tentunya dengan mengabaikan nasib bangsa Palestina.


Lebih lengkap baca link berita berikut: 


(Takasitau, Jkt 21/07/24 updated 06/08/24, refined)